Mohon tunggu...
Haydar Hanif
Haydar Hanif Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penulis

Penulis amatir, lahir di Jakarta besar di kota Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dinamika Dakwah Kaum Milenial

31 Oktober 2024   12:35 Diperbarui: 2 November 2024   05:29 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 DINAMIKA DAKWAH KAUM MILENIAL

Dakwah adalah suatu proses penyampaian kata-kata, ajakan atau seruan kepada orang lain atau kepada masyarakat agar mau memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama secara sadar agar hidup damai ,Kata dakwah sendiri merupakan kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, ajakan atau seruan.

Adapun dalam bidang dakwah islam dikenal dengan dinamika dakwah, dinamika dakwah adalah suatu  kegiatan dakwah yang dilakukan dengan penuh semangat, menyesuaikan dengan kondisi atau permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Hasan Al-Banna mengatakan bahwa dakwah identik dengan Islam itu sendiri (Sufri, 2000). Oleh karena itu, segala kegiatan yang berhubungan dengan Islam dapat disebut dengan kegiatan dakwah. Tantangan dakwah saat ini semakin kompleks,karena berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pun menjadi pengaruh mentalitas, budaya serta perilaku masyarakat. Sehingga ide-ide yang datang dari luar Islam mudah diserap oleh masyarakat dalam kehidupannya. Oleh karena itu, argumentasi yang berlandaskan humanisme, hak asasi manusia, dan pluralisme akan menjadi dasar bagi penyelesaian segala persoalan  kehidupan.

Kaum milenial adalah sekelompok orang yang lahir pada tahun 1981–1996 Generasi ini disebut milenial. Pada kali ini, Saya ingin membahas tentang Dinamika Dakwah Kaum Milenial sekarang ini tentu berbeda dengan generasi 20 tahun yang lalu, dimana kecanggihan peradaban dan teknologi yang mengubah dunia konvensional menjadi dunia digital menjadikan generasi millenial lebih memperhatikan handphonenya

Bagaimana cara yg tepat berdakwah di era milenial?

Dakwah pada era milenial ini dituntut untuk dapat aktual,kontekstual, dan faktual . Pada masa ini penyebaran informasi ataupun proses dakwah tidak hanya disampaikan secara langsung, namun juga bisa menggunakan  sosial media seperti , facebook,instagram, tiktok, youtube dan yang lainnya.

Dalam konteks Islam di era Milenial, beberapa faktor yang menjadi penghambat kegiatan dakwah adalah:

1) Kualitas SDM

 2) Kurangnya penguasaan teknologi

 3) Keterbatasan modal

4) Rendahnya solidaritas umat Islam

5) Informasi dan perang teknologi

Amien Rais berpendapat bahwa terdapat beberapa efek negatif globalisasi yang disebarkan melalui dunia Barat yang cenderung berpengaruh pada kehidupan seorang Muslim juga sekaligus menjadi tantangan dakwah tersendiri di era ini, diantaranya:

1. Materialisme yang selalu kuat saat ini.

2. Ada proses individualistis. Kehidupan kolektif, persatuan, gotong royong, kini  telah digantikan oleh semangat individualisme yang amat kuat.

3. Sekularisme selalu memisahkan kehidupan beragama dari urusan publik, karena agama hanya dinilai sebagai urusan pribadi antar individu.

4. Munculnya relativitas norma etika, moral dan moral. Oleh karena itu dalam masyarakat yang dianggap tabu, dapat dianggap dalam konteks masyarakat lain (Amien Rais, 1998).

Peran subjek dakwah  akan sangat menentukan warna kegiatan dakwah yang dilakukan seiring dengan perkembangan peradaban yang bergulir, sehingga seseorang harus mampu memberikan motivasi untuk mencapai cita-cita tersebut. diinginkan. objektif. Oleh karena itu, tantangan da'i untuk berdakwah selalu lebih besar, ketika akses pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi semakin terbuka, namun di sisi lain dituntut profesionalisme lembaga dan da'i yang lebih baik, dan terberat, menggunakan media yang telah menjadi industri yang menguntungkan untuk tujuan dakwah, di balik pesan-pesan yang disampaikan. karena penggunaan teknologi informasi dan komunikasi saat ini merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Disinilah titik perjuangan atau jihad dalam bidang dakwah oleh lembaga-lembaga da'i atau dakwah, dahulu bangsa-bangsa. berjuang menguasai wilayahnya atau memperjuangkan kemerdekaan di wilayahnya

Pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan terjadinya. perubahan nilai, baik nilai positif maupun nilai negatif. Melalui perpaduan budaya Islam dan budaya Barat, seseorang dapat melihat nilai-nilai positif dan memperkaya nilai budaya Islam melalui bukti ilmiah. Selain itu, pengaruh negatif tersebut diantaranya yakni turunnya nilai-nilai moral sebagian kalangan umat Islam, yang cenderung mengadopsi dan menggunakan tradisi budaya Barat yang tidak disertai penyaringan dahulu (Alhidayatillah N. 2018). Dalam masyarakat modern, kebebasan pribadi, toleransi keyakinan pribadi dan manajemen gaya hidup menjadi semakin unggul. Pada saat yang bersamaan, aspek kehidupan yang dikendalikan melalui kesadaran yg kolektif menjadi semakin terpinggirkan

Tantangan dakwah di era kaum Milenial itu bisa berupa Informasi yang tidak terverifikasi dengan benar dan dapat menyesatkan pemahaman agama dan memecah belah umat. “Yang menjadi tantangan dakwah di era milenial ialah pendakwah harus mampu menggunakan bahasa agama sebagai generasi milenial namun tidak melanggar norma, menggunakan referensi dakwah yang valid serta dalil yang sahih, menguasai sumber rujukan yang komperhensif. Karena kaum milenial sangat kritis dan sering melakukan pengecekan data melalui search engine yang tersedia. Selain itu, pendakwah juga dituntut konsisten antara perkataan dan perbuatan serta menguasai aplikasi jejaring sosial media.” Kata Muhammad Furqan Habibie mahasiswa UIN Jakarta pada saat event Workshop Manajemen Strategi, Rabu (8-3-2023).

Oleh karena itu, problema yang muncul di sekitar masyarakat adalah pekerjaan yang harus dituntaskan oleh umat Islam, khususnya dai milenial yang memiliki kekuatan material maupun spiritual. Karena untuk merealisasikan tujuan dakwah yang salah satunya yaitu menciptakan masyarakat yang Islami menaruh perhatian khusus pada kehidupan di masyarakat.

Pada masa globalisasi yang sangat gencar akan perkembangan digital dan teknologi ini, seluruh lapisan yang berkenaan dengan penyampai informasi kepada ummat tidak dapat menutup mata akan kondisi yang semakin dinamis ini. Sudah seyogyanya pendakwah turut andil dalam memanfaatkan saluran social media dalam menyampaikan materi dakwahnya. Dakwah di era milenial ini memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mencegah pemurtadan dan memberikan pemahaman Islam yang seimbang dan toleran kepada masyarakat

Manfaat Digitalisasi Dakwah Fenomena dakwah digital mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 1994. Hal itu bersamaan dengan dibukanya indonet sebagai internet service provider di Jakarta. Setelah itu penggunaan internet sebagai medium dakwah semakin berkembang, seperti: facebook, twitter, youtube, instagram, blogger. Media tersebut dapat menyiarkan secara langsung aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dan memudahkan masyarakat berinteraksi dan memberikan feedback terhadap pesan yang diterima. Jadi, hadirnya internet membuat dakwah semakin lebih mudah diperoleh dan diserap oleh masyarakat dibandingkan media konvensional. Kelebihan internet sebagai media komunikasi dakwah, di antaranya: pertama, mampu menembus batas ruang waktu dalam sekejap dengan biaya dan energi yang relatif terjangkau. Kedua, pengguna internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah penyerap visi dakwah. Ketiga, para pakar dan ulama yang berada di balik media dakwah melalui internet bisa konsistensi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status hukum syar‟i. Keempat, dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat karena bebas memilih materi dakwah yang disukai. Kelima, cara penyampaian yang variatif telah membuat dakwah Islamiyah melalui internet bisa menjangkau segmen yang luas.

 Kelebihan dakwah dengan menggunakan internet yaitu dakwah menjadi lebih variatif. Artinya, kehadiran teknologi memberikan banyak cara untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Selain tulisan, materi dakwah bisa dalam bentuk gambar, audio, e-book (buku elektronik) ataupun video, sehingga objek dakwah dapat memilih bentuk media yang disukai. Dengan menyajikan materi dakwah di internet, objek dakwah tidak perlu datang ke narasumber dan membeli buku untuk menjawab masalah yang dihadapi. Sehingga lebih hemat biaya dan tenaga untuk memperoleh informasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun