Pendahuluan
Masyarakat luas saat ini sudah memasuki dunia digital dari masa industri yang serba manual. Dalam transisi ini, Keefektifan dalam pekerjaan pun sudah jauh lebih mudah dan ringan dibandingkan zaman dahulu. Contohnya dalam hal pekerjaan, pada zaman sebelum digital, saat seseorang mencari pekerjaan, harus mencari informasi di koran lokal, poster di sekitar kota, atau dari pertukaran pekerja yang dilakukan oleh beberapa Perusahaan yang diatur oleh Lembaga seperti Jobcenters.
Namun, semua itu berbeda di zaman modern atau zaman digital ini, yang dimana para pekerja bisa mencari pekerjaan secara online yaitu seperti Jobstreet, LinkedIn, dan Lain – lain. Keefektifan itu yang membuat mencari pekerjaan jauh lebih mudah dan efisien.
Selain kemudahan dalam mencari pekerjaan, perkembangan dalam sistem pekerjaan pun juga mengikuti perkembangan zaman. Pada zaman dahulu, para pekerja diharuskan untuk berkolaboratif secara langsung kepada karyawan lainnya. Pada pekerjaan dalam tim pun, karyawan harus profesional dalam pengerjaan project karena akan berpengaruh pada karyawan lainnya jika proyek gagal dijalankan.
Selain profesional dalam pekerjaan, etika juga diperlukan dalam pengerjaan proyek seperti tata bahasa yang digunakan, bahasa tubuh, dan menjaga sikap agar tidak terjadi perselisihan paham antara pekerja. Namun sekarang hal itu berbeda, pada zaman digital ini, para pekerja bisa bekerja secara online atau remote. Dan dalam hal kolaboratif, sekarang tidak perlu untuk berkolaboratif secara langsung karena sudah ada platform online seperti Github, Zoom, dan Gmail.
Meskipun zaman digital menurut orang sudah canggih karena serba online, para pekerja saat ini sudah mulai memasuki era Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan. AI atau kecerdasan buatan merupakan sebuah mesin yang bisa berpikir dan berperilaku layaknya manusia (Syahrurhozi et al. 2023).
Era Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan adalah era yang lebih canggih dibandingkan era digital, karena teknologi AI, bisa membantu pekerja atau karyawan dalam semua pekerjaan dan bisa menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cepat dan efisien dalam satu waktu.
Mari ambil contoh programmer, dalam penggunaan AI, programmer dapat menyelesaikan project codingan dengan sangat cepat dengan bantuan AI seperti ChatGPT, Gemini, Dan Lain – lain. Dengan bantuan teknologi AI saat ini, meskipun sangat membantu dalam pekerjaan, beberapa orang justru mengkhawatirkan AI ini sebagai hambatan untuk pekerjaan.
Pembahasan Mengenai Perkembangan AI dengan Etika Dan Profesionalisme
Saat ini, sudah banyak sekali pekerja atau karyawan dari suatu Perusahaan yang sudah menggunakan AI dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Hal ini dibuktikan dengan data dari website Microsoft News tentang “Menilik Keadaan AI dalam Dunia Kerja di Indonesia” yang dimana pada data tersebut menunjukan sebanyak 92% knowledge workers di Indonesia sudah menggunakan generative AI di tempat kerja.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan angka global (75%) dan Asia Pasifik (83%). Pada data tersebut membuktikan bahwa banyaknya knowledge workers atau karyawan yang sudah menerapkan AI di tempat kerja nya.
Dalam hal lamaran pekerjaan, Microsoft news menampilkan data yaitu sebanyak 69% pemimpin Perusahaan di Indonesia, tidak akan merekrut seseorang tanpa memiliki keterampilan menggunakan AI, dan juga sebanyak 76% pemimpin Perusahaan pun cenderung merekrut kandidat dengan keterampilan menggunakan AI walaupun pengalaman kerja nya lebih sedikit (“Microsoft dan LinkedIn Luncurkan Work Trend Index 2024: Menilik Keadaan AI dalam Dunia Kerja di Indonesia” 2024).
Tetapi meskipun sudah mengikuti perkembangan AI dalam hal pekerjaan, tidak sedikit orang dari generasi penerus yang justru tidak memperhatikan aspek-aspek dalam bekerja yaitu tentang etika bekerja dan profesionalisme dalam bekerja. Selain teknologi yang mengikuti zaman, etika pun juga harus mengikuti zaman agar tetap relevan dan profesionalisme diperlukan untuk menunjukan rasa tanggung jawab dalam suatu pekerjaan agar bisa di percaya.
Etika secara luas adalah cara kita berperilaku kepada rekan yang lebih tua maupun lebih muda dalam hal ucapan, tutur kata, dan perilaku. Pada etika sendiri pun banyak jenis nya yaitu bisa berupa etika dalam teknologi informasi, etika dalam bermasyarakat, etika dalam sekolah, dan lain - lain. Walaupun banyak jenis dalam etika, garis benang merah dalam beretika yaitu cara bersikap yang baik dan pantas dengan orang lain.
Sebagai contoh dalam etika teknologi informasi, hal yang harus dilakukan oleh seorang developer pada bidang ini yaitu menjaga data orang lain agar tidak bocor, tidak menyebarkan informasi yang mengandung fitnah, dan lain - lain. Untuk menerapkan etika dalam suatu perusahaan, diperlukan juga kode etik dalam perusahaan.
ACM (Association for Computing Machinery) adalah suatu perangkat dalam hal kewajiban moral, tanggung jawab profesional, dan elemen kepatuhan. ACM ini bertujuan sebagai indikator moral dari masing-masing individu pada perusahaan khususnya bidang IT. Adapun garis besar dari ACM yaitu pertama, keharusan Moral umum untuk berkontribusi pada masyarakat umum, tidak mencelakai orang, dan bersikap jujur.
Kedua, Tanggung Jawab profesional yang lebih spesifik untuk mencapai kualitas, efektifitas, dan kehormatan dalam hal kerja profesional. Ketiga, Keharusan kepemimpinan organisasi menyampaikan tanggung jawab untuk memberikan kesempatan pada anggota organisasi / perusahaan dalam mempelajari berbagai prinsip komputer. Dan keempat, Kepatuhan terhadap kode yaitu untuk menjaga kode dan siap untuk dikasih hukuman atas pelanggaran kode (Yahfizham 2013).
Pada pembahasan ACM diatas, disana juga menyinggung terkait profesional dalam bekerja. Jadi apakah itu professional ? Profesional adalah sebuah keahlian dari sebuah individu untuk digunakan pada kriteria bidang tertentu. Sedangkan untuk profesionalisme itu berbeda dengan hal nya profesional. Profesionalisme adalah perilaku dari sebuah individu yang berada dalam institusi atau dari sebuah perusahaan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Jadi profesional adalah individu yang mempunyai keahlian dalam bidang minat tertentu, sedangkan untuk profesionalisme itu istilah untuk perilaku pekerja dalam melakukan pekerjaannya.
Dalam konteks bekerja di perusahaan, professional lebih unggul untuk memilih sebuah bidang yang dikuasai, tetapi untuk profesionalisme itu lebih diutamakan karena apabila suatu individu tidak bertanggung jawab dalam pengerjaan project nya atau tidak selesai, maka individu tersebut akan jelek di mata pimpinan perusahaan.
Persiapan Mahasiswa Informatika untuk menjadi Profesional
Pada pembahasan sebelumnya, karena kita sudah menjelaskan topik dalam hal pekerjaan, etika, dan profesionalisme dalam bidang IT, maka fokus utama perusahaan tentu akan mencari mahasiswa dari background IT. Mahasiswa bidang IT diwajibkan untuk mempelajari semua bidang minat yang ada , lalu memilah sebuah bidang minat yang nanti nya akan dikuasai lalu menjadi seorang profesional.
Tetapi hal yang paling krusial yang harus ditanamkan pada setiap mahasiswa IT yaitu etika yang baik. Karena profesional dapat dipelajari satu dua malam, tetapi kalau etika butuh waktu yang sangat lama untuk menerapkannya. Apalagi pada era AI ini yang sangat modern, sangat sulit untuk menerapkan etika secara langsung karena semuanya berada dalam digital dan tidak dibiasakan untuk menjalin komunikasi dan relasi secara langsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H