Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan angka global (75%) dan Asia Pasifik (83%). Pada data tersebut membuktikan bahwa banyaknya knowledge workers atau karyawan yang sudah menerapkan AI di tempat kerja nya.
Dalam hal lamaran pekerjaan, Microsoft news menampilkan data yaitu sebanyak 69% pemimpin Perusahaan di Indonesia, tidak akan merekrut seseorang tanpa memiliki keterampilan menggunakan AI, dan juga sebanyak 76% pemimpin Perusahaan pun cenderung merekrut kandidat dengan keterampilan menggunakan AI walaupun pengalaman kerja nya lebih sedikit (“Microsoft dan LinkedIn Luncurkan Work Trend Index 2024: Menilik Keadaan AI dalam Dunia Kerja di Indonesia” 2024).
Tetapi meskipun sudah mengikuti perkembangan AI dalam hal pekerjaan, tidak sedikit orang dari generasi penerus yang justru tidak memperhatikan aspek-aspek dalam bekerja yaitu tentang etika bekerja dan profesionalisme dalam bekerja. Selain teknologi yang mengikuti zaman, etika pun juga harus mengikuti zaman agar tetap relevan dan profesionalisme diperlukan untuk menunjukan rasa tanggung jawab dalam suatu pekerjaan agar bisa di percaya.
Etika secara luas adalah cara kita berperilaku kepada rekan yang lebih tua maupun lebih muda dalam hal ucapan, tutur kata, dan perilaku. Pada etika sendiri pun banyak jenis nya yaitu bisa berupa etika dalam teknologi informasi, etika dalam bermasyarakat, etika dalam sekolah, dan lain - lain. Walaupun banyak jenis dalam etika, garis benang merah dalam beretika yaitu cara bersikap yang baik dan pantas dengan orang lain.
Sebagai contoh dalam etika teknologi informasi, hal yang harus dilakukan oleh seorang developer pada bidang ini yaitu menjaga data orang lain agar tidak bocor, tidak menyebarkan informasi yang mengandung fitnah, dan lain - lain. Untuk menerapkan etika dalam suatu perusahaan, diperlukan juga kode etik dalam perusahaan.
ACM (Association for Computing Machinery) adalah suatu perangkat dalam hal kewajiban moral, tanggung jawab profesional, dan elemen kepatuhan. ACM ini bertujuan sebagai indikator moral dari masing-masing individu pada perusahaan khususnya bidang IT. Adapun garis besar dari ACM yaitu pertama, keharusan Moral umum untuk berkontribusi pada masyarakat umum, tidak mencelakai orang, dan bersikap jujur.
Kedua, Tanggung Jawab profesional yang lebih spesifik untuk mencapai kualitas, efektifitas, dan kehormatan dalam hal kerja profesional. Ketiga, Keharusan kepemimpinan organisasi menyampaikan tanggung jawab untuk memberikan kesempatan pada anggota organisasi / perusahaan dalam mempelajari berbagai prinsip komputer. Dan keempat, Kepatuhan terhadap kode yaitu untuk menjaga kode dan siap untuk dikasih hukuman atas pelanggaran kode (Yahfizham 2013).
Pada pembahasan ACM diatas, disana juga menyinggung terkait profesional dalam bekerja. Jadi apakah itu professional ? Profesional adalah sebuah keahlian dari sebuah individu untuk digunakan pada kriteria bidang tertentu. Sedangkan untuk profesionalisme itu berbeda dengan hal nya profesional. Profesionalisme adalah perilaku dari sebuah individu yang berada dalam institusi atau dari sebuah perusahaan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Jadi profesional adalah individu yang mempunyai keahlian dalam bidang minat tertentu, sedangkan untuk profesionalisme itu istilah untuk perilaku pekerja dalam melakukan pekerjaannya.
Dalam konteks bekerja di perusahaan, professional lebih unggul untuk memilih sebuah bidang yang dikuasai, tetapi untuk profesionalisme itu lebih diutamakan karena apabila suatu individu tidak bertanggung jawab dalam pengerjaan project nya atau tidak selesai, maka individu tersebut akan jelek di mata pimpinan perusahaan.