Analisis penerjemahan adalah sebuah upaya didalam mengoreksi hasil terjemahan yang telah diterjemahkan oleh penerjemah atau ahli bahasa, Terjemahan adalah hasil pemahaman seorang penerjemah terhadap Al-Qur'An. Didalam analisis ini penulis akan memfokuskan terhadap ayat tentang sholawat. Sholawat kepada nabi adalah hal yang sangat penting untuk kita lakukan, bahkan Allah SWT pun menganjurkan kepada kita sebagai umut nabi Muhammad untuk memperbanyak sholawat. Karena ketahuilah bersholawat adalah salah satu pekerjaan yang mana Allah serta para malaikat-malaikatnya pun melakukannya Perihal bersholawat tentunnya ayat-ayat Al-Qur'an serta hadist-hadist nabi SAW telah banyak berbicara tentangnya, bahkan tidak hanya dari Al-Qur'an dan hadits, perihal bersholawat juga telah banyak dibicarakan dalam kalam-kalam Ulama.
1. Ayat Al-Qur'an
Allah SWT berfirman dalam surat al-ahzab ayat 56:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi.Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya".
Didalam ayat tersebut penulis menganalisis bahwasanya metode penerjemahan yang digunakan adalah metode penerjemahan harfiah, yang mana penerjemahan mengalihkan kontruksi gramatika bahasa sumber kedalam kontruksi gramatika bahasa target yang memiliki padanan paling dekat. Namun demikian unsur leksikal yang ada tetap diterjemahkan satu persatu tanpa mengindahkan konteks yang melatarinya. Jadi seperti halnya pada metode penerjemahan kata demi kata, pada metode ini pun pemadanan dilakukan masih terlepas dari konteks.
Dan sekedar memberitahu bahwa dalam kalimat اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ di dalam memhaminya kita harus bisa mengetahui bahwasanya sholawatnya Allah dan malaikat itu berbeda, kalau Allah bersholawat kepada nabi adalah bentuk Allah memuji atau pujian Allah untuk nabi Muhammad dihadapan malaikatnya. sedangkan sholwatnya malaikat kepada nabi adalah berupa doa bukan pujian.
Kemudian pada kalimat عَلَى النَّبِيِّۗ didalam konteks penerjemahannya menurut penulis seharusnya setelah kalimat Untuk Nabi itu diberi tambahan dengan tanda kurung agar menjadi Untuk Nabi (Muhammad) dengan tidak melanjutkan penerjemahannya terlebih dahulu sebelum di tambah tanda kurung tersebut, karena setidaknya walaupun pada ayat Al-Qur'Annya tidak disebutkan nama nabi Muhammad tetapi alangkah baiknya agar pada terjemahannya itu menambah kata nabi Muhammad di dalam tanda kurung. Maksud penulis menganalisis seperti ini barangkali ada orang awwam atau muallaf yang baru masuk islam membaca terjemahan ayat tersebut tidak mengerti kepada nabi siapakah sholawat ini tertuju.
Seorang penerjemah Al-Qur'An haruslah minimal telah dihadapkan oleh dua hal yaitu: Mencari makna yang tepat untuk sebuah ayat dan mencari padanan bahasa local.
Setelah menganalisis maka terjemahannya menurut penulis adalah:
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya itu bersholawat kepada Nabi (Muhammad). Wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kalian kepada Nabi (Muhammad) dan ucapkanlah kalian salam keselamatan (kepada Nabi Muhammad)".