Mohon tunggu...
Haidar Akbar Giffari
Haidar Akbar Giffari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Host Live Streaming, Tren Pekerjaan Baru di Dunia Maya

9 Januari 2024   11:49 Diperbarui: 9 Januari 2024   12:15 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahap-tahap minat pembelian pada konsumen perlu diperhatikan yakni penerapan AIDA (Anttention, Interest, Desire, and Action). Adapun komunikasi persuasif berupa ajakan untuk melakukan pembelian yang dibawakan oleh host juga sangat diperlukan. Lalu host juga perlu memberikan beberapa promosi penjualan berupa potongan harga khusus yang berlaku hanya saat live shopping berlangsung, subsidi potongan gratis ongkir bagi para penonton yang melakukan pembelian saat live shopping, hingga giveaway berhadiah bagi pembeli yang beruntung.

"Kalo jadi host live itu kadang dituntut untuk bisa sat set dalam artian ya kita gak cuma nge host, tapi jadi co host juga kayak pasang flash sale, pasang diskon payday sale, pasang etalase. Terus juga kita ngomong itu harus terstruktur, kita harus paham satu per satu product knowledgenya, terlebih barang yang ditampilkan setiap harinya berbeda-beda, jadi ya harus banyak improvisasi juga, harus pandai juga bikin orang betah untuk menonton live kita," ujar Salsabila Putri, Host live stream shopping di salah satu digital agency, Sabtu (30/12).

Pengaruh influencer di sini secara positif dan signifikan mempengaruhi minat beli pada live shopping e-commerce. Ini dapat diartikan bahwa host atau influencer tidak hanya memiliki daya tarik secara penampilan, tetapi juga diperlukan memiliki kompetensi, keahlian atau kualifikasi yang sesuai dengan produk atau jasa yang ditawarkan, serta menunjukkan kejujuran, integritas, dan kepercayaan diri agar minat penonton untuk melakukan pembelian pada saat live shopping semakin meningkat.

Pada dasarnya perlu diwujudkan sinergi antara teknologi dengan peradaban manusia agar dapat saling berdampingan tanpa ada unsur yang merugikan. Dalam menghadapi era digitalisasi saat ini individu dituntut untuk dapat menguasai teknologi, bukan teknologi yang menguasai individua atau manusia itu sendiri.

Angkatan kerja perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar kerja di masa digital atau masa depan. Seperangkat keterampilan dan kompetensi baru harus dikembangkan. Penting untuk mengeksplorasi apa harapan baru pasar tenaga kerja dan kemampuan sumber daya manusia baru apa yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhinya.

Penulis: Haidar Akbar Giffari (11210511000128), Mahasiswa Semester 5 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun