Mohon tunggu...
Haidar Akbar Giffari
Haidar Akbar Giffari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Host Live Streaming, Tren Pekerjaan Baru di Dunia Maya

9 Januari 2024   11:49 Diperbarui: 9 Januari 2024   12:15 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi saat host melakukan sesi live stream shopping. (Dok. pribadi) 

Globalisasi telah memasuki era baru yang bernama Revolusi Industri 4.0. Dikutip dari Buku The Fourth Industrial Revolution Klaus (Shwab, 2016) menyatakan bahwa dunia telah mengalami empat tahapan revolusi, yaitu: 1) Revolusi Industri 1.0 terjadi pada abad ke 18 melalui penemuan mesin uap, sehingga memungkinkan barang dapat diproduksi secara masal, 2) Revolusi Industri 2.0 terjadi pada abad ke 19-20 melalui penggunaan listrik yang membuat biaya produksi menjadi murah, 3) Revolusi Industri 3.0 terjadi pada sekitar tahun 1970an melalui penggunaan komputerisasi, dan 4) Revolusi Industri 4.0 sendiri terjadi pada sekitar tahun 2010an dimana internet of thing sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.

Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara manusia berpikir, hidup, dan berhubungan satu dengan yang lain. Era ini akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang teknologi saja, namun juga bidang yang lain seperti ekonomi, sosial, dan politik. Di sektor ekonomi telah terlihat bagaimana sektor jasa transportasi dari kehadiran taksi dan ojek daring. Hal yang sama juga terjadi dalam bidang politik. Melalui kemudahan akses digital, perilaku masyarakat pun bergeser, aksi politik kini dapat dihimpun melalui gerakan-gerakan berbasis media sosial dengan mengusung ideologi politik-politik tertentu.

Memasuki Fenomena Disruptif

Disruptif pada awalnya merupakan fenomena yang terjadi dalam dunia ekonomi, khususnya di bidang bisnis. Disruptif sendiri merupakan kondisi ketika sebuah bisnis dituntut untuk terus berinovasi mengikuti perkembangan, sehingga bisnis tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekarang, namun dapat mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang.

"Disrupsi tidak hanya mengubah bisnis, tapi fundamental bisnisnya," (Khasali, 2018). Mulai dari struktur biaya sampai ke budaya, dan bahkan ideologi dari sebuah industri. Paradigma bisnis pun bergeser dari penekanan owning menjadi sharing (kolaborasi). Contoh nyata dapat dilihat pada perpindahan bisnis retail (toko fisik) ke dalam e-commerce yang menawarkan kemudahan dalam berbelanja, ditambah merebaknya taksi online kemudian mengancam eksistensi bisnis taksi konvensional.

Semangat awal dari kemajuan teknologi adalah untuk mempermudah kehidupan manusia. Sejak penemuan mesin dan dimulainya era digitalasisasi atau otomatisasi telah membuat produksi semakin berlipat dan memangkas waktu serta biaya yang dikeluarkan. Namun demikian, pada akhirnya segala kemudahan ini berdampak besar manusia, karena membuat penggunaan tenaga manusia berkurang secara signifikan. Akibatnya, terjadi peningkatan jumlah pengangguran. Akan tetapi jika kita melihat dengan sudut pandang atau persespsi yang luas dan seiring dengan berjalannya waktu telah hadir pula berbagai pekerjaan-pekerjaan baru di sektor dunia digital atau maya yang dapat mengurangi atau dalam arti mengikis angka pengganguran.

Salah satu contohnya adalah dari sektor transportasi yakni, Grab dan Gojek yang merupakan perusahaan transportasi yang menyediakan lapangan kerja baru dengan skala besar, perubahannya terasa ketika melihat orang-orang, teman-teman atau kerabat kita mendaftar sebagai driver di aplikasi tersebut. Kemudian dari sektor untuk memaksimal penggunaan aplikasi digital itupun juga banyak sekali, seperti SEO Specialist, Web Developer, Social Media Specialist, Copywriter, Digital Marketing, Influencer, Host Live streaming, dan masih banyak lagi. Terlebih di era digital saat ini yang sudah sangat canggih dan memungkinkan semua orang tetap terkoneksi meski dari rumah masing-masing sehingga beberapa pekerjaan digital tersebut dan beberapa perusahaan sudah banyak yang menerapkan WFA (Work From Anywhere) atau full remote.

Host Live Streaming, salah satu tren profesi baru di dunia maya

Media sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat antara berbagai pihak, seperti antara produsen dengan konsumen, media sosial dapat menjadi bagian dari keseluruhan e-marketing strategi yang digabungkan dengan media sosial lainya. Dengan interaksi lebih dekat dengan penggunanya membuat setiap platform sosial media mencoba untuk menghadirkan fitur yang mendukung pemasaran. Terbukti dengan hadirnya fitur live streaming pada berbagai platform sosial media Facebook, Instagram, hingga TikTok bahkan juga merambat ke platform e-commerce seperti, Shopee, Tokopedia, dan Lazada.

Fitur live streaming yang awalnya hanya digunakan untuk melakukan siaran langsung untuk berkomunikasi secara real time dengan pengikut yang ada di platform tersebut, beralih fungsi menjadi tempat menjual dan memasarkan produk. Kegiatan jual-beli melalui live streaming ini sering disebut dengan live shopping. Terdapat pula konsep strategi digital marketing untuk mempromosikan produk atau jasa dengan memanfaatkan media digital berupa internet atau pemasaran online untuk memperluas jangkauan konsumen. Dan salah satu strategi yang dipakai adalah dengan menggandeng influencer untuk menjadi host pada live stream shopping guna meningkatkan brand awareness dan penjualan sesuai dengan target pasar yang telah ditentukan.

Tahap-tahap minat pembelian pada konsumen perlu diperhatikan yakni penerapan AIDA (Anttention, Interest, Desire, and Action). Adapun komunikasi persuasif berupa ajakan untuk melakukan pembelian yang dibawakan oleh host juga sangat diperlukan. Lalu host juga perlu memberikan beberapa promosi penjualan berupa potongan harga khusus yang berlaku hanya saat live shopping berlangsung, subsidi potongan gratis ongkir bagi para penonton yang melakukan pembelian saat live shopping, hingga giveaway berhadiah bagi pembeli yang beruntung.

"Kalo jadi host live itu kadang dituntut untuk bisa sat set dalam artian ya kita gak cuma nge host, tapi jadi co host juga kayak pasang flash sale, pasang diskon payday sale, pasang etalase. Terus juga kita ngomong itu harus terstruktur, kita harus paham satu per satu product knowledgenya, terlebih barang yang ditampilkan setiap harinya berbeda-beda, jadi ya harus banyak improvisasi juga, harus pandai juga bikin orang betah untuk menonton live kita," ujar Salsabila Putri, Host live stream shopping di salah satu digital agency, Sabtu (30/12).

Pengaruh influencer di sini secara positif dan signifikan mempengaruhi minat beli pada live shopping e-commerce. Ini dapat diartikan bahwa host atau influencer tidak hanya memiliki daya tarik secara penampilan, tetapi juga diperlukan memiliki kompetensi, keahlian atau kualifikasi yang sesuai dengan produk atau jasa yang ditawarkan, serta menunjukkan kejujuran, integritas, dan kepercayaan diri agar minat penonton untuk melakukan pembelian pada saat live shopping semakin meningkat.

Pada dasarnya perlu diwujudkan sinergi antara teknologi dengan peradaban manusia agar dapat saling berdampingan tanpa ada unsur yang merugikan. Dalam menghadapi era digitalisasi saat ini individu dituntut untuk dapat menguasai teknologi, bukan teknologi yang menguasai individua atau manusia itu sendiri.

Angkatan kerja perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar kerja di masa digital atau masa depan. Seperangkat keterampilan dan kompetensi baru harus dikembangkan. Penting untuk mengeksplorasi apa harapan baru pasar tenaga kerja dan kemampuan sumber daya manusia baru apa yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhinya.

Penulis: Haidar Akbar Giffari (11210511000128), Mahasiswa Semester 5 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun