Secara global, bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dengan kecenderungan peningkatan pada kelompok anak dan remaja. Sekitar 46,63 persen kasus bunuh diri di Indonesia dilakukan oleh remaja berusia 15-29 tahun dalam kurun waktu 11 tahun (2012-2023). Tingkat rencana bunuh diri bervariasi mulai dari ide bunuh diri, ancaman bunuh diri, percobaan bunuh diri hingga tindakan bunuh diri. Faktor bunuh diri pada remaja mencakup gangguan psikiatri, stresor psikososial, faktor kognitif dan faktor biologi. Selain itu bunuh diri pada anak dan remaja juga dipengaruhi oleh perkembangan kognitif, pemahaman mengenai konsep kematian, faktor afektif dan peran kelekatan.Â
Bunuh diri diawali dari ide bunuh diri yang pada umumnya disebabkan karena masalah lingkungan/permasalahan mental. Para remaja kebanyakan mengalami depresi karena ada perasaan traumatis dari lingkungan sekitar. Pembullyan adalah salah satu penyebab remaja depresi berat dan jika tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebabkan masalah yang lebih besar hingga bunuh diri. Disini jasa psikolog sangat dibutuhkan agar remaja dapat bersikap terbuka akan masalahnya dan dibantu mencari jalan keluar.Â
Tingkat kedua rencana bunuh diri adalah ancaman bunuh diri. Pada tingkatan ini, pasien biasanya sudah memikirkan dengan matang untuk percobaan bunuh diri serta menyiapkan alat alat nya namun percobaan bunuh diri belum dilakukan. Contohnya, berperilaku dan berbicara seperti ingin mengakhiri hidupnya, terlalu membenci diri sendiri, memisahkan diri sendiri dari orang lain/ lebih menyendiri. Pada tingkatan ini pasien memerlukan bantuan psikologis untuk mengurungkan niatnya.
Tingkatan rencana yang ketiga adalah percobaan bunuh diri. Percobaan bunuh diri adalah kegiatan dimana pasien yang melakukan percobaan ini sudah mendapatkan cara untuk menyakiti dan membunuh dirinya sendiri. Percobaan bunuh diri dapat dilakukan oleh beberapa cara contohnya minum racun, gantung diri, overdosis obat obatan, melukai nadi, dan masih banyak lagi. Percobaan tersebut dilakukan ketika pasien sudah yakin, namun masih memilah cara untuk bunuh diri dengan cara yang paling minim sakit namun akurat.
Ada  berbagai solusi untuk meminimalisir resiko bunuh diri pada kalangan remaja yaitu membentuk lingkungan yang sehat, membangun relasi yang dekat dengan Tuhan, atau mengunjungi psikolog. Korban cenderung memiliki penyakit mental yang membuat korban berpikir pikir buruk atas dirinya sendiri dan semua yang telah Ia lakukan. Ketika ada sebuah peristiwa atau kejadian yang telah menurunkan semangat dari korban. Bisa juga dimana suatu hari, suatu malam, tanpa ada seorangpun yang mengira, korban dipenuhi, diserang oleh perasaan bersalah yang entah darimana asalnya, dan akhirnya memilih untuk kabur daripada semua pikiran itu. Â
Permasalahan mental terkadang tidak dapat terlihat secara langsung. Namun beberapa ciri merupakan Merasa sedih berkepanjangan, kadang tanpa sebab yang jelas, mati rasa atau tak peduli dengan lingkungan sekitar, lelah yang signifikan, tidak berenergi, dan mengalami masalah tidur, sering marah berlebihan dan sangat sensitif. Namun, ada juga beberapa kasus dimana korban yang pada awalnya seperti memiliki banyak sekali masalah yang dipendam, terlihat berpikir keras setiap hari, tiba tiba memiliki sikap yang sangat amat bahagia dan seenaknya saja.
Ini bisa terjadi, ketika korban memutuskan untuk menghiraukan semua masalah di dalam hidupnya dan hidup seperti setiap hari adalah hari terakhirnya di bumi ini. Ketika sudah tidak tahan lagi, persona itu akan rusak dan akhirnya korban akan mengambil nyawanya sendiri.
Penyebab ide bunuh diri disebabkan oleh banyak sekali faktor, dan faktor penyebab ini lebih jelas terlihat pada kalangan remaja dibanding dewasa. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memprediksi ide bunuh diri pada remaja sangat penting karena dapat membantu memprediksi dan mencegah upaya bunuh diri remaja.
Faktor yang mempengaruhi perilaku bunuh diri sangat banyak, terutama terdiri dari faktor internal dan juga eksternal.
Faktor Internal penyebab ide bunuh diri adalah faktor biologis, demografis, psikologis, perilaku yang menyimpang, dan juga gaya hidup. Kemudian untuk Faktor Eksternal, penyebabnya adalah pengalaman hidup yang negatif, keluarga, ekonomi, pertemanan, teknologi, dan pendidikan.Â
Kami juga menemukan bahwa dukungan teman, hubungan yang baik dengan orang orang disekitar, aktivitas fisik yang teratur, pola makan yang baik, dan koping keagamaan yang positif merupakan faktor pelindung dari ide bunuh diri