Di dalam Islam terdapat lautan ilmu, ilmu merupakan kemaslahatan hidup di dunia maupun di akhirat. Namun  Islam sangat menjunjung tinggi ilmu dan mengajarkan pentingnya adab dalam proses menuntut ilmu hingga setelah mendapatkan ilmu..
 Menuntut  ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam ajaran Islam. Al-Qur'an dan Hadis menekankan pentingnya pengetahuan sebagai landasan bagi keimanan dan amal perbuatan.
Artikel ini akan membahas adab menuntut ilmu dalam Islam, didukung oleh dalil-dalil dari Al-Qur'an dan Hadis. Menuntut ilmu dalam Islam bukan hanya kewajiban, tetapi juga jalan untuk meningkatkan derajat di sisi Allah, mendapatkan ridha-Nya, dan memudahkan jalan menuju surga. Oleh karena itu, dalam diri setiap Muslim hendaknya mempuyai semangat dalam thalabul "ilm dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun apakah adab kita  telah sesuai dengan ilmu yang kita dapat?
Saya akan memaparkan beberapa  hadist serta perkataan para ulama tentang pentingnya adab.
Abu Zakariya An Anbari rahimahullah mengatakan:
- "Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh" (Adabul Imla' wal Istimla' [2], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [10])
Seperti dalam hadist nabi :
Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
"Kaum Mu'minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya" (HR. Tirmidzi no. 1162, ia berkata: "hasan shahih")
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Â
"Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian." (HR. Tirmidzi no. 1941. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami' no. 2201.)
Ketika seseorang manusia memiliki ilmu tanpa akhlak , maka dia akan lupa siapa dirinya yang sesungguhnya, bahkan lupa bahwa dia adalah makhluk yang sangat lemah dan bodoh. Jika manusia merasa memiliki ilmu, padahal Allah tidak memberi dirinya kecuali hanya secuil atau sangat sedikit.
Seperti Abdullah ibnu Mubarak yang sangat dalam ilmunya berkata : "Aku belajar adab 30 tahun dan aku mencari ilmu 20 tahun."
Banyak sekali para 'Ulama yang mengkaitkan adab dengan ilmu, bahkan mendahulukannya. Salah satunya adalah Imam Malik yang mengisahkan nasihat ibunda beliau agar mempelajari adab guru sebelum mengambil ilmu darinya
:
Ibu (ku) pernah mengatakan: "Pergilah kepada Rabi'ah (guru Imam Malik), Pelajarilah adabnya sebelum engkau pelajari ilmunya"
('Audatul Hijaab II/207)
Diantara akhlak orang berilmu ialah juga memiliki Azzam yang kuat untuk semakin semangat dalam thalabul 'ilm, karena dia tau bahwa orang yang berilmu dengan yang tidak itu memiliki perbedaan derajat, seperti dalam perkataan  Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu menjelaskan, "Para ulama derajatnya berada di atas kaum mukminin dengan selisih 700 derajat. Dan jarak antar derajat adalah perjalanan 100 tahun.
Dalam menuntut ilmu, ia harus memandang dirinya tidak memiliki keutamaan apa apa, karena ia akan mencari keutamaan itu dalam perjalanan nya menuntut ilmu. Keutamaan yang sebenarnya ada pada ilmu nya dan ada pada Allah, sebab Allah yang akan memberikan taufiq sebagai landasan dalam beribadah kepadaNYA
Setelah manusia  memiliki ilmu, ia akan dikenal dengan istilah 'alim (orang yang berilmu) dikalangan para muslimin, dan pastinya banyak manusia lain yang membutuhkan ilmunya. Ia diharuskan untuk selalu menanamkan sikap tawadhu' di dalam dirimya. Ia juga harus pandai untuk menumbuhkan benih benih cinta akan ilmu didalam hati saudara se iman nya, agar ilmu yang ia dapatkan tidak sia sia dan balasan dari Allah akan menjadi sebenar benarnya capaian yang telah ia usahakan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H