Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga pernah meneliti masalah kebutuhan pemimpin muda bagi Indoesia. Salah satu peneliti LIPI yang juga sebagai Staf Pengajar Departemen Ilmu Politik UI, Lili Romli menjelaskan, AHY adalah salah satu tokoh muda yang potensial sebagai pemimpin.
Menurut LIPI bangsa Indonesia memasuki masa generasi emas, di mana usia anak muda akan mencapai 70% dari jumlah penduduk pada tahun 2020. Dengan demikian bangsa Indonesia kini juga membutuhkan sosok pemimpin muda yang bisa menginterpretasikan usia generasi emas.
Terlebih, saat ini di sejumlah negara di Eropa juga telah muncul anak-anak muda yang tampil sebagai pemimpin negaranya, seperti yang terjadi di Perancis dengan terpilihnya Emmanuel Macron sebagai presiden dan Sebastian Kurz sebagai Kanselir Austria.
Berikutnya, peneliti LIPI Asvi Warman Adam juga menuturkan adanya kemungkinan para calon presiden muda diberikan kesempatan untuk memimpin negeri ini. Lanjut Asvi, rakyat membutuhkan sosok baru yang mampu memberikan penyegaran bagi perpolitikan Indonesia. Rakyat terlihat jenuh dengan segala tokoh-tokoh politik tua yang kerap turut berkecimpung pada peta perpolitikan Indonesia.
Hadirnya orang muda dalam perjalanan bangsa ini kembali mengemuka di tengah hiruk pikuk suhu perpolitikan dan eksistensi tatanan kehidupan negara. Orang muda yang kemudian diharapkan memunculkan pemimpin muda bisa dipahami sebagai semangat dan bisa pula usia.
Gagasan ini tidak muncul begitu saja. Tidak menutup kemungkinan bangsa ini membutuhkan semangat muda dan kepemimpinan baru yang lebih progresif. Keyakinan ini seakan diamini oleh masyarakat luas. Sadar atau tidak kebangkitan pemimpin muda muncul karena sikap apatis akut dari kebanyakan tokoh muda terhadap stagnasi reformasi. Hal ini bisa jadi menjadi bentuk perlawanan terhadapa dominasi kaum tua akan kekuasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H