Purnomo Yusgiantoro
Purnomo Yusgiantoro adalah Guru Besar Tetap ITB dan Co-founder Universitas Pertahanan. Tokoh ini juga kerap meminta para pemuda belajar menjadi pemimpin selagi muda. Baginya, pemimpin itu tidak terlahir dengan sendirinya, tapi terbentuk pengalaman dan kerja keras tiada henti.
Peraih 15 tanda jasa dari Pemerintah RI itu mengingatkan kaum muda jika tidak belajar jadi pemimpin mulai sekarang, maka akan sukar untuk menjadi penerus. Salah satu ciri pemimpin berintegritas menurut Purnomo, adalah keselarasan antara kata dan kelakuan.
"Jadi jika ada calon pemimpin yang tidak konsisten antara perkataan dan perbuatannya, jangan pilih dia," (dalam Republika.com)
Menurutnya, Indonesia butuh pemimpin yang bisa menjadi teladan bagi rakyatnya. Saat ini banyak pemimpin yang sifatnya masih transaksional, artinya melakukan sesuatu hanya didasarkan atas aturan formal dan otoritas birokrasi. Hal itu menurut Purnomo sudah ketinggalan zaman. Sehingga saat ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan transformasional, yang kreatif dan bisa jadi agen perubahan.
Lebih lanjut Purnomo mengatakan, pemimpin transformasional juga menyaratkan sosok yang tidak hanya mau didengar, tapi juga harus mau mendengarkan. Â Jika tidak, maka perubahan yang terjadi hanyalah untuk kepentingan dirinya sendiri.
"Pemimpin itu tidak berpikir tentang apa yang ia dapat dari negaranya, tetapi apa yang bisa ia berikan pada negaranya," katanya.
Sugiri Syarief
Mantan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr dr Sugiri Syarief menjelaskan bahwa jumlah generasi muda di dunia yang terus meningkat akan menjadi sumber daya pembangunan negara bila potensi mereka dapat dimaksimalkan. Pada saat yang sama, jumlah kawula muda yang banyak juga dapat menjadi permasalahan bila potensinya tidak dimaksimalkan secara positif.
Karenanya, menurut alumni University of Southern California, Los Angeles AS ini, investasi dalam kelompok muda merupakan sebuah keharusan. Sugiri juga aktif dalam forum-forum internasional yang membahas masalah generasi muda. Diantaranya Global Youth Forum di Jakarta 14 Agustus 2012 lalu yang melibatkan UNFPA, lembaga-lembaga PBB lainnya. Ia juga mendorong berbagai kalangan untuk menterjemahkan aspirasi Internasional Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994 lalu menjadi jaringan advokasi kawula muda yang berkesinambungan.
Seperti diketahui 43 %populasi dunia terduri dari masyarakat berusia di bawah 25 tahun, dan persentase tersebut mencapai angka 60% di negara-negara miskin. Hal inilah yang membuat UNFPA mencantumkan kawula muda dalam agenda ICPD pada 2014.