Pengertian Filsafat Dakwah
Filsafat dakwah merupakan cabang ilmu yang mendalami dasar, tujuan, metode, dan implikasi dari penyampaian ajaran Islam. Istilah "filsafat" berasal dari bahasa Yunani kuno, yakni "philosophia," yang berarti cinta kebijaksanaan, sedangkan "dakwah" dalam bahasa Arab berarti menyeru atau memanggil.Â
Secara etimologis, filsafat mengandung makna mendalam yang berkaitan dengan pemahaman terhadap realitas dan tujuan hidup manusia, sedangkan dakwah berfungsi sebagai sarana untuk mengajak umat mengenal dan mengamalkan ajaran Allah. Dengan demikian, filsafat dakwah berupaya untuk menggali makna di balik setiap pesan yang disampaikan, bukan sekadar melakukan aktivitas komunikasi semata.
Ruang Lingkup Filsafat Dakwah
Ruang lingkup filsafat dakwah sangat luas dan mencakup beberapa elemen penting:
Manusia: Filsafat dakwah melihat manusia sebagai subjek yang memberi dan menerima dakwah. Pemahaman ini sangat penting untuk menciptakan interaksi yang efektif antara da'i (pemberi dakwah) dan mad'u (sasarannya).
Agama Islam: Sebagai materi dakwah, agama Islam tidak hanya disampaikan untuk diimani, tetapi juga harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mencakup penginternalisasian nilai-nilai ajaran Islam ke dalam perilaku dan sikap masyarakat.
Allah: Dalam konteks dakwah, Allah sebagai pencipta dan pemelihara alam berperan penting dalam menentukan proses dan tujuan dakwah itu sendiri. Kesadaran akan keberadaan dan kekuasaan Allah memotivasi umat untuk menjalani hidup sesuai dengan tuntunan-Nya.
Lingkungan: Lingkungan tempat dakwah dilakukan juga sangat berpengaruh. Proses dakwah bersifat interaktif dan dipengaruhi oleh kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Ruang lingkup ini meliputi kajian ontologi (hakikat keberadaan dakwah), epistemologi (sumber pengetahuan dalam dakwah), dan aksiologi (nilai-nilai dalam dakwah). Dengan memahami komponen ini, kita dapat lebih memahami kompleksitas dan pentingnya dakwah dalam kehidupan umat manusia.
Konsep Dasar dan Struktur Keilmuan Dakwah
Keilmuan dakwah berakar dari Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam. Tujuan utama keilmuan dakwah adalah untuk mengubah perilaku manusia menjadi lebih baik sesuai tuntunan agama. Dalam keilmuan dakwah, beberapa konsep penting perlu diperhatikan:
- Dakwah bil lisan: Penyampaian pesan melalui perkataan.
- Dakwah bil hal: Penyampaian pesan melalui tindakan nyata.
- Dakwah bil qalam: Penyampaian pesan melalui tulisan atau karya tulis.
Struktur keilmuan dakwah dapat dibagi menjadi beberapa cabang yang saling terkait:
- Ushul Dakwah: Mempelajari dasar-dasar dan prinsip-prinsip dakwah.
- Furu' Dakwah: Mempelajari cabang-cabang dakwah, termasuk metode dan evaluasi.
- Psikologi Dakwah: Menganalisis aspek psikologis dalam proses dakwah, seperti motivasi dan persepsi.
- Sosiologi Dakwah: Mengkaji aspek sosial dan interaksi dalam masyarakat yang mempengaruhi dakwah.
- Sejarah Dakwah: Mempelajari perkembangan dakwah dari masa ke masa.
Hubungan antara Filsafat Dakwah dan Keilmuan Dakwah
Filsafat dakwah dan keilmuan dakwah saling berkaitan. Filsafat dakwah memberikan landasan teoritis yang kuat untuk memahami hakikat dan tujuan dakwah. Di sisi lain, keilmuan dakwah berfokus pada aplikasi praktis dari teori-teori tersebut.
Ontologi: Filsafat dakwah menyelidiki makna dan tujuan dakwah, sedangkan keilmuan dakwah mengkaji metode dan strategi spesifik dalam penyampaian pesan.
Epistemologi: Filsafat dakwah membahas sumber dan validitas pengetahuan dalam dakwah, sedangkan keilmuan dakwah menggunakan metode ilmiah untuk mengumpulkan dan menganalisis data.
Aksiologi: Filsafat dakwah menilai nilai-nilai dan etika yang mendasari dakwah, sementara keilmuan dakwah menerapkan nilai-nilai tersebut dalam praktik sehari-hari.
Kesimpulan
Filsafat dakwah adalah bidang yang fundamental dalam pengembangan pemikiran Islam, menjembatani teori dan praktik dalam menyampaikan ajaran agama. Dengan memahami filsafat dakwah, para da'i diharapkan dapat meningkatkan kualitas dakwah mereka, beradaptasi dengan tuntutan zaman, dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan pemikiran filsafat ini penting agar dakwah dapat menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan variatif di era modern, sehingga dapat berkontribusi positif bagi kehidupan umat manusia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H