Mohon tunggu...
Hafiz Maulana
Hafiz Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia universitas pgri wiranegara pasuruan

mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia universitas pgri wiranegara pasuruan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keistimewaan Amaliyah Ba'da Maktubah

10 Januari 2024   15:00 Diperbarui: 10 Januari 2024   15:13 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pondok Pesantren Manbaul Huda Al-Mubarok mempunyai sebuah Amaliyah (Wadhifah) khusus yaitu Wiridan. Wiridan merupakan rangkaian bacaan-bacaan khusus yang dibaca setelah sholat maktubah (sholat fardhu). Bacaan wiridan ini sebenarnya hampir sama dengan wiridan yang biasanya kita dengar di kampung-kampung terdekat. Wiridan ini merupakan amaliyah turun-temurun dari guru-guru mursyid. Guru mursyid ialah seorang yang alim serta kasyaf (bisa melihat bathiniyah seseorang). Wiridan yang dipakai disini juga merupakan amaliyah yang di lakukan oleh pondok pesantren yang menganut Thoriqoh Qodiriyah Wan Naqsabandiyah. Thoriqoh ini merupakan gabungan dua Thoriqoh yaitu Thoriqoh Qodiriyah dan Thoriqoh Naqsabandiyah

Thariqoh Qodiriyyah: Thariqoh Qodiriyyah adalah salah satu tarekat Sufi yang didirikan oleh Abdul Qadir al-Jilani, seorang ulama dan sufi terkenal dari abad ke-12. Wirid dalam thariqah ini mencakup serangkaian doa dan dzikir yang diajarkan oleh Abdul Qadir al-Jilani. Wirid tersebut bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan hati, dan mencapai kebijaksanaan spiritual.

Thariqoh Naqsyabandiyyah: Thariqoh Naqsyabandiyyah berasal dari Khurasan, wilayah di Asia Tengah. Nama Naqsyabandiyyah berasal dari kota Naqsyaband di Uzbekistan, tempat pendiri tarekat ini, Baha'uddin Naqsyaband, tinggal. Wirid dalam thariqah Naqsyabandiyyah melibatkan zikir dzikir tertentu, termasuk lafazh "La ilaha illallah" (Tidak ada Tuhan selain Allah). Dzikir tersebut diucapkan secara berulang-ulang sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai maqam (tingkat) spiritual tertentu.

Kedua tarekat ini menekankan pentingnya pengendalian diri, ketaatan kepada Allah, dan mencapai maqam spiritual tertentu melalui amalan-amalan khusus. Namun, perlu diingat bahwa pemahaman dan pelaksanaan wirid dalam tarekat tertentu dapat bervariasi di antara pengikut-pengikutnya. Tarekat Sufi umumnya menekankan pengalaman langsung dan hubungan pribadi dengan Allah, serta mengajarkan metode khusus untuk mencapai tujuan spiritual.

 Keunikan wiridan disini yaitu terdapat beberapa bacaan yang sedikit berbeda dengan wiridan pada umumnya. Seperti misalnya penambahan bacaan surah waqiah selepas sholat ashar atau pun penambahan bacaan surah yaasin selepas sholat shubuh dan lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut menjadi ciri khas dari penganut Thoriqoh Qodiriyah Wan Naqsabandiyah. Rangkaian wiridan ini disusun langsung oleh guru mursyid kita yang merupakan Ijazah dari KH. Hasyim Asy'ari (Jombang) kemudian disempurnakan oleh Hadratus Syeikh Muhammad Utsman Al-Ishaqy R.A dan kemudian disempurnakan lagi oleh putra beliau yakni Hadratus Syeikh Ahmad Asrori Al-Ishaqy R.A melalui sumber rujukan kitab Al-Adzkar An-Nawawi.

Alasan membaca wiridan

Pentingnya wiridan terlihat dari fungsinya untuk meminta ampunan atas segala dosa yang kita lakukan, baik itu dosa kecil maupun besar, yang disengaja atau tidak, termasuk dosa-dosa yang mungkin kita tidak sadari. Selain itu, wiridan juga berfungsi sebagai perlindungan bagi diri kita. Jika kita melafalkan bacaan-bacaan khusus secara istiqomah (rutin), maka akan ada manfaat yang timbul dari wiridan tersebut.

Tidak hanya sebagai bentuk perlindungan, wiridan juga diarahkan untuk menata hati. Hal ini dikarenakan kondisi fisik seseorang sangat dipengaruhi oleh keadaan hatinya. Seperti yang diungkapkan dalam dawuh pengasuh pesantren, bahwa hati seseorang ibarat sebuah kaca, yang akan bersih jika dipelihara dengan baik. Oleh karena itu, wiridan menjadi cara untuk membersihkan dan merawat hati agar selalu dalam keadaan baik.

Dengan melakukan wiridan secara istiqomah, kita dapat merasakan khasiatnya dan mendapatkan manfaat spiritual. Hal ini sejalan dengan nasihat untuk menjaga hati agar selalu bersih dan terarah dengan baik. Wiridan menjadi sarana untuk terus mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampunan, dan memperbaiki kualitas hati agar lebih baik.

Seperti yang pernah di dawuhkan oleh pengasuh kami "Awak iki ibarate koyok bis, digowo nang ndi wae yowis opo jare supire. Lah supire awak iku yo atine dewe-dewe". Dawuh tersebut sesuai dengan penjelasan diatas.

Bacaan - bacaan wiridan

Berikut ini merupakan bacaan-bacaan yang biasanya dibaca ketika wiridan setelah sholat maktubah (Sholat Fardhu) :

  

Artinya : "Aku memohon ampunan kepada Allah, satu-satunya Tuhan lagi Maha Hidup dan Maha Mandiri".

Bacaan diatas memiliki manfaat yang signifikan dalam konteks keagamaan dan spiritual. Berikut adalah beberapa manfaat dari membaca doa istighfar ini:

  • Mengakui Ke-Esaan Allah: Dalam doa ini, seseorang mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri  " "Ini merupakan ungkapan keyakinan akan ke-Esaan dan keberadaan Allah.
  • Memohon Ampunan Allah: Kata-kata " " artinya "Aku memohon ampunan kepada Allah." Membaca doa ini adalah tindakan memohon ampunan dari segala dosa dan kesalahan kepada Allah, yang Maha Pengampun.
  • Menyebut Sifat-sifat Allah yang Agung: Dalam doa ini, disebutkan sifat Allah sebagai " " yang berarti "Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri." Ini membantu seseorang untuk merenungkan sifat-sifat agung Allah.
  • Mengekspresikan Niat untuk Bertaubat: Dengan mengucapkan " " yang berarti "dan aku bertaubat kepada-Nya," seseorang menyatakan niat untuk bertaubat dan kembali kepada Allah.
  • Membersihkan Diri dari Dosa: Istighfar adalah cara untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan. Dengan merenungkan makna doa ini, seseorang diharapkan dapat memperbaiki perilaku dan menghindari dosa.
  • Memperkuat Hubungan dengan Allah: Membaca doa istighfar membantu memperkuat hubungan spiritual dengan Allah. Ini adalah bentuk ibadah dan pengabdian kepada-Nya.
  • Menghadirkan Kehadiran Allah dalam Kehidupan Sehari-hari: Dengan secara teratur membaca doa istighfar, seseorang dapat menjadikannya sebagai pengingat konstan akan kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca doa ini dengan ikhlas dan penuh kesadaran dapat memberikan manfaat spiritual, membimbing individu ke arah kebaikan, dan mendekatkan diri kepada Allah.


  

Bacaan tersebut adalah doa istighfar (memohon ampunan) yang mencakup permohonan ampunan kepada Allah untuk diri sendiri, orang tua, dan semua orang yang memiliki hak atas kita. Berikut adalah arti dan manfaat dari bacaan tersebut:

Artinya : "Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung untuk diriku, orang tuaku, dan bagi mereka yang memiliki hak-hak yang wajib atas diriku. Dan aku memohon ampunan untuk semua kaum mukminin dan mukminat, kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia."

Manfaat dari bacaan diatas yaitu :

  • Mengakui dosa dan kesalahan: Dengan mengucapkan istighfar, seseorang mengakui kesalahan dan dosa-dosa yang mungkin telah dilakukan, serta berusaha untuk memperbaiki diri.
  • Memohon ampunan Allah: Istighfar adalah tindakan memohon ampunan kepada Allah. Ini mencerminkan kerendahan hati dan kesadaran akan keterbatasan manusia.
  • Mendoakan untuk diri sendiri dan orang lain: Doa ini tidak hanya mencakup permohonan ampunan untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang tua dan seluruh umat Muslim, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.
  • Memperkuat ikatan keluarga dan sosial: Dengan menyertakan orang tua dan seluruh umat Muslim dalam doa, seseorang menunjukkan kepedulian terhadap ikatan keluarga dan sosial, serta menyadari tanggung jawab sosialnya.
  • Membangun kesadaran spiritual: Doa ini membantu membangun kesadaran spiritual, meningkatkan ketaqwaan, dan memperkuat hubungan dengan Allah.

Dengan mengamalkan doa istighfar seperti ini, seseorang diharapkan dapat memperoleh ampunan dari Allah, memperbaiki diri, dan mendapatkan berkah serta keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

 

Artinya : "Tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."

Setelah itu, ada tambahan doa: " " yang artinya "Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau cegah. Dan tidak bermanfaat kekayaan dan kekuatan seorang yang memiliki kekayaan dan kekuatan selain dari-Mu."

Manfaat dari Bacaan diatas yaitu :

  • Mengesahkan Ke-Esaan Allah: Dengan mengucapkan kalimat " " seseorang mengesahkan ke-Esaan Allah dan menolak segala bentuk penyekutuan-Nya.
  • Mengakui Kebesaran Allah: Kalimat " " menyatakan bahwa bagi Allah-lah segala kerajaan, pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
  • Mengajukan Doa: Doa tambahan di akhir bacaan menunjukkan sikap tawakal (menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah), memohon agar apa yang diberikan Allah tidak dihalangi, apa yang dihalangi-Nya tidak diberikan, dan agar kekayaan dan kekuatan tidak bermanfaat jika tidak dari Allah.
  • Menyadarkan akan Keterbatasan Manusia: Dengan mengakui bahwa kekayaan dan kekuatan tidak bermanfaat jika tidak dari Allah, seseorang menyadari keterbatasan dirinya dan ketergantungannya pada Allah.
  • Meningkatkan Kesadaran Spiritual: Dzikir ini dapat membantu meningkatkan kesadaran spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah melalui pengingat terus-menerus akan kebesaran-Nya.
  • Mengucapkan bacaan ini dengan khushu' (khusyuk) dan tawakal dapat membawa manfaat spiritual dan meningkatkan ikatan dengan Allah.

   

Bacaan diatas merupakan ayat-ayat dari Al-Qur'an yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah (2:163-165) dan Surah Al-Baqarah (2:255). Berikut adalah arti dan manfaat dari bacaan tersebut:

Surah Al-Baqarah (2:163-165): "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Orang-orang yang berdiri (melaksanakan shalat) untuk Allah, yang mereka dirikan shalatnya dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."

Surah Al-Baqarah (2:255): "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi, dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar."

Manfaat dari bacaan diatas yaitu :

  • Pengakuan Ke-Esaan Allah: Bacaan ini menegaskan bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain-Nya. Pengakuan ini adalah dasar tauhid, konsep ke-Esaan Allah dalam Islam.
  • Sifat-sifat Allah yang Agung: Ayat-ayat tersebut menggambarkan sifat-sifat Allah yang agung, seperti Maha Pemurah, Maha Penyayang, Hidup kekal, tidak mengantuk, tidak tidur, memiliki ilmu yang luas, dan memiliki kekuasaan yang meliputi langit dan bumi.
  • Tanda-tanda Kecil Allah dalam Penciptaan: Pergantian malam dan siang, penciptaan langit dan bumi disebutkan sebagai tanda-tanda kecil dari kekuasaan Allah yang dapat diambil pelajaran dan renungan oleh orang-orang yang berakal.
  • Keutamaan Shalat dan Kebaikan: Ayat-ayat tersebut menyebutkan keutamaan orang-orang yang mendirikan shalat untuk Allah dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang diberikan oleh Allah. Ini menunjukkan pentingnya amalan ibadah dan kebaikan dalam Islam.
  • Sifat Keagungan dan Kesempurnaan Allah: Ayat tentang Ayat Kursi (2:255) menekankan sifat keagungan dan kesempurnaan Allah yang tidak tidur, memiliki ilmu yang luas, dan memiliki kekuasaan yang meliputi langit dan bumi.
  • Mengingatkan Keterbatasan Manusia: Bacaan ini juga mengingatkan manusia akan keterbatasannya dan keperluannya kepada Allah yang Maha Tinggi dan Maha Besar.

Dengan merenungkan dan menghayati makna dari bacaan ini, umat Muslim diharapkan dapat memperkuat iman, tawakal kepada Allah, dan mengarahkan hidupnya sesuai dengan ajaran Islam.

 (284)

  (285)

 (286)

Bacaan tersebut merupakan ayat-ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, yaitu ayat 284-286. Berikut adalah arti dan manfaat dari bacaan tersebut:

Surah Al-Baqarah (2:284) : "Milik Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi. Apakah kamu menyatakan apa yang dalam hati kamu ataukah kamu menyembunyikannya, Allah akan meminta pertanggunganmu mengenainya. Maka Dia akan mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan memberikan siksa kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Surah Al-Baqarah (2:285) : "Rasul dan orang-orang yang beriman beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dari Tuhan mereka. Semua mereka beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya, (dengan mengatakan): 'Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Dan mereka mengatakan: 'Kami dengar dan kami taat, ampunilah kami, wahai Tuhan kami; kepada-Mu tempat kembali (kami).'"

Surah Al-Baqarah (2:286) : "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya, dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya. (Dikatakan pula): 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaf kepada kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi kaum yang kafir.'"

Arti dan Manfaat:

  • Kepemilikan Mutlak Allah: Ayat pertama menekankan bahwa segala sesuatu di langit dan di bumi adalah milik Allah. Ini mengingatkan kita tentang keagungan dan kekuasaan-Nya yang mutlak.
  • Hidayah dan Pertanggungan di Akhirat: Allah mengetahui baik yang tersirat maupun yang tersembunyi dalam hati manusia, dan Dia akan meminta pertanggungan kepada setiap individu di hari kiamat.
  • Kemurahan Allah dan Pengampunan: Allah Maha Pengampun dan memberikan ampunan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Ini adalah anugerah dan kemurahan Allah terhadap hamba-Nya.
  • Keimanan Rasul dan Mukmin: Ayat kedua menegaskan iman Rasul dan mukmin kepada semua rasul, kitab-kitab Allah, malaikat-malaikat-Nya, dan mengatakan bahwa mereka tidak membeda-bedakan antara rasul-rasul Allah.
  • Doa untuk Kemudahan dan Pengampunan: Ayat terakhir merupakan doa yang mencakup permohonan untuk dijauhkan dari hukuman atas lupa dan kesalahan, pengurangan beban yang tidak sanggup dipikul, dan memohon ampunan, kasih sayang, dan perlindungan Allah.

Bacaan ini memberikan pengajaran tentang kekuasaan dan kemurahan Allah, serta mengajarkan doa untuk perlindungan dan ampunan-Nya. Pemahaman dan amalan ayat-ayat ini dapat membawa kebaikan spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah.

 . .   . 

Bacaan diatas merupakan ayat-ayat dari Surah Ali Imran (3:18-19) dan (3:26-27) dalam Al-Qur'an. Berikut adalah arti dan manfaat dari bacaan tersebut:

Surah Ali Imran (3:18) : "Allah telah memberikan kesaksian bahwa tidak ada ilah (tuhan) yang berhak disembah kecuali Dia, dan malaikat-malaikat serta orang-orang yang memiliki ilmu juga memberikan kesaksian dengan adil bahwa tidak ada ilah kecuali Dia, yang Maha Bijaksana dan Maha Perkasa."

Surah Ali Imran (3:19) : "Sesungguhnya agama (yang diterima) di sisi Allah hanyalah Islam. Dan orang-orang yang diberikan Al-Kitab (Taurat dan Injil) tidak berselisih kecuali setelah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar kepada ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah cepat hisab."

Surah Ali Imran (3:26) : "Katakanlah: 'Ya Allah, Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau memberikan kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkau segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.'"

Surah Ali Imran (3:27) : "Engkau masukkan malam ke dalam siang, dan masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan keluarkan yang mati dari yang hidup. Engkau berikan rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."

Arti dan Manfaat:

  • Kesaksian Ke-Esaan Allah: Ayat-ayat ini menyatakan kesaksian Allah, malaikat-malaikat, dan orang-orang berilmu bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Ini menegaskan ke-Esaan Allah.
  • Islam Sebagai Agama yang Diterima di Sisi Allah: Agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam, dan orang-orang yang diberikan kitab-kitab sebelumnya tidak berselisih mengenai hal ini setelah pengetahuan datang kepada mereka.
  • Doa Memohon Kekuasaan Allah: Dalam doa, kita mengakui bahwa Allah adalah Tuhan yang memiliki kerajaan dan kekuasaan mutlak. Doa ini mencerminkan kesadaran kita tentang ketergantungan dan ketaatan kepada Allah.
  • Pengakuan atas Kehendak dan Kekuasaan Allah: Doa juga menyatakan bahwa segala sesuatu berada di tangan Allah, Dia memberikan kemuliaan dan kehinaan sesuai kehendak-Nya, serta segala kebaikan berada di tangan-Nya.
  • Pengakuan Keunikan Allah dalam Pengaturan Alam: Allah adalah Pencipta yang mengatur alam semesta dengan penuh kebijaksanaan. Dia mengatur malam dan siang, menghidupkan yang mati, dan memberi rezeki tanpa batas.

Manfaat dari bacaan ini mencakup pengingat akan ke-Esaan Allah, pentingnya mengikuti agama Islam, ketaatan dan ketergantungan kepada Allah, serta pengakuan akan kebijaksanaan dan kekuasaan-Nya dalam mengatur alam semesta. Membaca dan merenungkan ayat-ayat ini dapat memperdalam pemahaman dan ketaatan kita kepada Allah.

            Setelah rangkaian bacaan wiridan, terdapat puncaknya sebelum lantunan do'a yaitu Dzikir (Mengingat Allah SWT). Bacaan dzikir yang ditetapkan oleh Thoriqoh Qodiriyah Wan Naqsabandiyah ini seperti bacaan dzikir pada umumnya yang telah kita ketahui yakni lafadz  " " yang dibaca sebanyak 165 kali. Hitungan ini menyesuaikan atas dasar abjad Arab (hitungan tauhid) menurut kitab Aqidatul Awwam yaitu :

Masing-masing huruf tersebut mempunyai hitungan khusus yaitu sebagai berikut :

Huruf Arab

Hitungan

Huruf Arab

Hitungan

1

8

2

9

3

10

4

20

5

30

6

40

7

50

Jika digabung dan dihitung dengan kalimat dzikir maka hasilnya akan sebagai berikut :

Lafadz

Asal

Hitungan

Jumlah

+

30 + 1

31

+ +

1 + 30 + 5

36

+ +

1 + 30 +1

32

+ + +

1 + 30 + 30 + 5

66

Jika dijumlahkan seluruhnya maka akan mendapatkan hasil 165 dan itulah mengapa alasan jumlah dzikir pada wiridan Thoriqoh Qodiriyah wan Naqsabandiyyah berjumlah 165

Story C :

            Beberapa bacaan yang dibaca setelah Dzikir :

 

Bacaan diatas merupakan rangkaian kalimat dzikir yang penuh dengan ungkapan tawakkal (berserah diri) kepada Allah dan pengakuan atas segala kebaikan dan ketentuan-Nya. Berikut adalah arti dan manfaat dari setiap bacaan:

  • " " Arti: Dengan nama Allah, sesuai dengan kehendak Allah.

Manfaat: Memulai setiap perbuatan atau aktivitas dengan menyebut nama Allah sebagai ungkapan tawakkal dan mengakui bahwa segala sesuatu tergantung pada kehendak-Nya.

  • " " Arti: Tidak ada yang dapat menggagalkan kebaikan kecuali Allah.

Manfaat: Menegaskan keyakinan bahwa Allahlah yang memiliki kontrol penuh atas kebaikan dan bahwa keberhasilan berasal dari-Nya.

  • " " Arti: Dengan nama Allah, sesuai dengan kehendak Allah. Tidak ada yang dapat menghindarkan kerugian kecuali Allah.

Manfaat: Mengakui bahwa Allahlah yang memiliki kendali penuh atas segala keburukan dan bahwa perlindungan dari kerugian hanya datang dari-Nya.

  • " " Arti: Dengan nama Allah, sesuai dengan kehendak Allah. Apa pun nikmat yang ada, itu berasal dari Allah.

Manfaat: Menyadari bahwa setiap nikmat yang kita miliki adalah karunia dari Allah, dan mengingatkan untuk bersyukur kepada-Nya.

  • " " Arti: Dengan nama Allah, sesuai dengan kehendak Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah, Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Manfaat: Mengakui ketergantungan sepenuhnya kepada Allah, bahwa tidak ada kekuatan dan daya melainkan dengan pertolongan-Nya yang Maha Tinggi dan Maha Agung.

Bacaan ini mencerminkan sikap tawakkal, pengakuan atas kehendak Allah, serta kesadaran akan nikmat dan ketergantungan sepenuhnya kepada-Nya. Dzikir semacam ini dapat menguatkan iman, mendekatkan diri kepada Allah, dan menjadikan setiap langkah dalam hidup sebagai tindakan yang diawali dengan keberkahan.

 

Bacaan diatas terdiri dari kata-kata yang bersifat permohonan ampun dan tobat, serta ungkapan " " yang mungkin memiliki tujuan atau makna tertentu dalam konteks tertentu. Berikut adalah arti dan interpretasi yang mungkin:

Arti: "Saya memohon kepada-Mu, wahai Pengampun, ampun dan tobat. Dengan penuh penguasaan, wahai Yang Maha Kuasa, ambillah dari kebingungan."

Manfaat:

Permohonan Ampun dan Tobat: Ungkapan awal adalah permohonan kepada Allah sebagai Yang Maha Pengampun untuk mengampuni dosa-dosa dan menerima taubat hamba-Nya.

Pengakuan Kekuasaan Allah: Ungkapan " " (Dengan penuh penguasaan, wahai Yang Maha Kuasa) mencerminkan pengakuan atas kekuasaan mutlak Allah sebagai Yang Maha Perkasa dan Maha Menentukan segala sesuatu.

Pemohon Perlindungan dari Kebingungan: Ungkapan " " (Ambillah dari kebingungan) mungkin merupakan permohonan agar Allah mengambil atau menyingkirkan segala kebingungan, kesulitan, atau rintangan yang dihadapi.

Selain bacaan diatas terdapat 2 perbedaan yang terletak pada wiridan setelah sholat maktubah yaitu pembacaan surah Waqi'ah ba'da Ashar dan pembacaan surah  Yaasin ba'da Shubuh :

Manfaat membaca surah Waqiah yaitu :

  • Keberkahan Rezeki:

Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca Surah Al-Waqi'ah setiap malam dapat membawa keberkahan rezeki. (HR. Al-Hakim)

  • Pertolongan di Hari Kiamat:

Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa membaca Surah Al-Waqi'ah akan memberikan perlindungan dan pertolongan di Hari Kiamat. (HR. Ad-Dailami)

  • Menghindarkan dari Kemiskinan:

Ada keyakinan bahwa membaca Surah Al-Waqi'ah secara rutin dapat membantu menghindarkan seseorang dari kemiskinan.

  • Pahala Setara dengan Dhuha dan Asar:

Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa pahala membaca Surah Al-Waqi'ah setiap malam setara dengan pahala shalat Dhuha dan Asar.

  • Mengobati Sakit:

Beberapa ulama dan tradisi masyarakat meyakini bahwa membaca Surah Al-Waqi'ah dapat membantu mengobati berbagai penyakit.

  • Pembersih Dosa:

Membaca Surah Al-Waqi'ah secara rutin diyakini dapat menjadi sarana penghapus dosa dan penyucian jiwa.

  • Mempermudah Rezeki dan Urusan Dunia-Akhirat:

Banyak yang meyakini bahwa Surah Al-Waqi'ah dapat mempermudah urusan dunia dan akhirat serta membuka pintu rezeki yang luas.

  • Mendatangkan Rahmat dan Berkat:

Membaca Surah Al-Waqi'ah dianggap dapat mendatangkan rahmat dan berkat Allah SWT.

Manfaat membaca surah Yaasin yaitu :

  • Pahala dan Keberkahan:

Dalam beberapa hadis, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa membaca Surah Yaasin membawa pahala yang besar dan memberikan keberkahan. Rasulullah bahkan menyebutnya sebagai "qalb al-Qur'an" (hati Al-Qur'an).

  • Perlindungan dari Bahaya:

Ada keyakinan bahwa membaca Surah Yaasin dapat memberikan perlindungan dari berbagai bahaya dan musibah.

  • Mempermudah Urusan:

Membaca Surah Yaasin diyakini dapat mempermudah urusan dan kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal pekerjaan dan rezeki.

  • Penghapus Dosa:

Membaca Surah Yaasin secara rutin dianggap sebagai cara untuk menghapus dosa-dosa dan mendapatkan ampunan Allah SWT.

  • Keberkahan pada Waktu Meninggal:

Surah Yaasin sering dibaca saat seseorang sedang sakit atau pada saat kematian, karena diyakini membawa keberkahan dan kemudahan pada saat-saat tersebut.

  • Menghibur Jiwa:

Bagi banyak orang, membaca Surah Yaasin memberikan ketenangan dan kenyamanan pada jiwa, terutama pada saat-saat sulit atau dalam situasi kecemasan.

  • Syafaat di Akhirat:

Ada keyakinan bahwa membaca Surah Yaasin dapat menjadi syafaat (perantara) di akhirat dan memberikan keberkahan di dalam kubur.

  • Amalan Utama di Bulan Ramadhan:

Selama bulan Ramadhan, membaca Surah Yaasin dianggap sebagai amalan yang sangat utama dan dapat memberikan keberkahan ekstra.

  • Dapat Dibaca untuk Orang yang Sakit atau Meninggal:

Membaca Surah Yaasin sering kali dianggap sebagai tindakan yang baik dan dapat memberikan keberkahan bagi orang yang sakit atau bahkan yang sudah meninggal.

Penutup

Pembacaan wiridan Thariqah Qadiriyyah wan Naqshabandiyyah mengandung beberapa pesan dan pelajaran yang dapat diambil:

  • Pengingat Allah (Dzikir):

Wiridan ini menekankan pentingnya pengingat Allah (dzikir) sebagai sarana untuk memperkuat ikatan spiritual dan mendekatkan diri kepada-Nya. Kontinuitas dalam berdzikir diyakini dapat membawa keberkahan dan ketenangan jiwa.

Wiridan ini mencakup permohonan ampunan untuk diri sendiri, orang tua, dan semua mukmin dan mukminat yang hidup dan yang telah meninggal. Hal ini mengajarkan nilai tolong-menolong, kepedulian terhadap sesama, dan kesadaran akan dosa.

Wiridan ini dianggap sebagai tameng (perlindungan) bagi diri sendiri. Melalui bacaan tertentu, diyakini bahwa seseorang dapat mendapatkan perlindungan dari berbagai ancaman dan mendapatkan ketenangan hati.

  • Mengenali Kebutuhan Setiap Waktu:

Adanya variasi dalam wiridan untuk setiap waktu menunjukkan kesadaran akan perbedaan kebutuhan spiritual pada setiap fase kehidupan. Ini mengajarkan fleksibilitas dan penyesuaian dalam pendekatan ibadah.

  • Meminta Ampun atas Dosa Besar dan Kecil:

Wiridan ini mengajarkan untuk selalu memohon ampun kepada Allah atas segala dosa, baik yang dianggap kecil maupun besar, yang disengaja maupun tidak. Hal ini mencerminkan kesadaran akan kerapuhan manusia dan kebutuhan akan rahmat Allah.

Wiridan ini dianggap dapat membantu menata hati. Penjagaan hati diyakini memiliki pengaruh besar terhadap kondisi fisik dan spiritual seseorang. Menjaga diri dari perbuatan dosa dan membiasakan diri dengan wiridan dapat membentuk karakter yang baik.

Aktivitas wiridan ini juga diarahkan pada pengembangan kesadaran spiritual dan ketaqwaan. Dengan mengingat Allah dalam setiap langkah kehidupan, seseorang diharapkan dapat menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Thariqah Qadiriyyah wan Naqshbandiyyah memiliki tradisi perguruhan dan transmisi ilmu dari guru kepada murid. Ini menunjukkan betapa pentingnya pembelajaran dan warisan ilmu spiritual dari generasi ke generasi.

Pesan dan pelajaran ini mencerminkan nilai-nilai spiritual, etika, dan kesadaran diri yang dianggap penting dalam Thariqah Qadiriyyah wan Naqshbandiyyah.

Tulisan ini ditulis oleh : Da'ifatul Chusnia (Ifa) sebagai tugas matakuliah Jurnalistik, Kepenyiaran dan Folklore

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun