Coba amati dengan seksama, maka akan kita lihat garis yang membelah jalan itu berlanjut di bawah rumpun pinus ke sudut kanan bawah gambar, dan ke area rerumputan menuju bagian kiri atas gambar.
Garis inilah yang disebut dengan sesar. nama lainnya adalah patahan. Yaitu zona tempat dua blok batuan bertemu.
Terbentuknya sesar ini tak lain karena faktor pergeseran lempeng. Tumbukan antar lempeng menciptakan tekanan yang pada batas tertentu akan menimbulkan sesar.
Ukuran sesar mulai dari kisaran milimeter hingga ribuan kilometer. Sesar Sumatra, misalnya, membentang mulai dari ujung selatan hingga pucuk utara pulau Sumatra.
Gempa terjadi karena pada kontak antar lempeng, pergeseran tidak terjadi secara mulus seperti pada permukaan licin. Namun kadang mentok tidak bisa bergerak, dan kemudian berguncang keras akibat akumulasi tenaga pendorong yang terus menekan.
Gempa terjadi utamanya di dua tempat:
- Batas antar lempeng
Di sinilah kontak tegas antara lempeng bumi terjadi. Gempa sering terjadi di Indonesia karena negara kita ini terletak di pertemuan tiga lempeng, yakni lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Filipina-Pasifik. - Sesar
Ada sesar yang masih bergerak, namun ada pula yang sudah tidak. Sesar yang masih bergerak inilah yang berpotensi menjadi sumber gempa. Disebut sebagai sesar aktif. Untuk membuat peta gempa, pemerintah dan para ahli memetakan lokasi sesar aktif ini. Dengan demikian, letak sumber gempa sudah dapat diketahui.
Dengan melakukan penelitian terkait, gempa dapat diprediksi potensi sumber gempanya, seberapa kuat guncangan maksimum yang mungkin dihasilkan, dan frekuensi terjadinya gempa besar.
Sayangnya, belum ada teknologi mau pun ahli di dunia yang dapat memprediksi secara pasti kapan gempa akan terjadi, sehingga kita harus mengantisipasinya sedini mungkin agar tidak menjadi korban gempa.
Keterangan: istilah gempa dalam artikel ini merujuk pada gempa bumi tektonik, tipe gempa yang paling kuat dan paling sering terjadi. Tipe gempa bumi lain adalah gempa bumi vulkanik dan gempa bumi reruntuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H