Kota Untuk Tumbuh
Kita mulai menanggalkan pikiran
Sudah tak tahan banyak tekanan
Melihat jendela sebentar
kemudian memulai rebahan
Bukan lelah yang dirasakan
Hanya ingin istirahat dari segala jerih payah
Berharap diri tidak kian melemah
di kota anti pengalah
Sulit untuk berkata tidak
ketika kesempatan tepat di depan mata
Maka
lekaslah tumbuh meski jadi benalu
Biarkan berkembang hingga kan matang
Hidup tidak kan lagi semudah dulu
Jika yang diinginkan jadi pemenang
Di kota tanpa penyerah
jawaban yang tepat bukanlah pasrah
Terus bergerak untuk hidup cerah
. Â . Â .
Sepulang Kerja
Menanti jarum jam di angka lima
Untuk segera berangkat menemuimu di sana
Harus rela bermacetan di jalan
Untuk bersamamu di satu meja makan
Hanya itu yang dibutuhkan
Segala peluh yang terlewatkan
Segera akan terbayarkan
Setiap senyumnya akan ditunjukan
Tidak ada ragu di perjalanan
Meski mengeluarkan recehan di setiap pengkolan
Basa-basi pekerja yang sedang berbahagia
atau cerita tentang anak mereka
Semua orang memiliki alasan
Untuk tidak pulang larut malam
Rumah akan tetap menjadi tujuan
Selelah apapun pekerjaan
. Â . Â .
Tanah Kelahiran dan Kematian
Sudah taat dalam membayar pajak
Hidup masih terasa tidak layak
Mati pun kian sulit untuk nyenyak
Tanah kota sudah mulai sesak
Rakyat tidak lagi jadi prioritas
yang dibicarakan hanya likuiditas
Kota yang tidak ramah untuk penyintas
yang miskin dianggap barang bekas
Anak miskin yang terlahir
Berharap hidupnya tak berakhir
Mencoba untuk merubah takdir
Kemudian disuruh rajin ikut zikir
Matinya orang siapa yang tahu
Tiba-tiba ajal datang menjemputku
Meski nanti terganti yang baru
Tapi matiku tidak ada yang mau tahu
Kita semua menjadi bagian dari peradaban
Tinggal di daerah kumuh atau di gedongan
tetap akan kembali ke tanah kuburan
Di tanah ini kita besar dan disemayamkan
. Â . Â .
Puisi ditulis untuk Sayembara Manuskrip Puisi: Siapakah Jakarta yang diadakan oleh Galeri Buku Jakarta pada tahun 2020.
Silakan nikmati puisi lainnya di karyakarsa dan tumblr.
Atau nikmati visualisasi puisi di youtube.
Selamat Hari Puisi Nasional
28 April 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI