Beberapa riwayat menyebutkan perbedaan susunan dengan mushaf yang diakui saat ini, sementara yang lain mengatakan isi keduanya sama.Kontroversi tentang Mushaf Ibn Mas'ud: Setelah wafatnya Ibn Mas'ud, terdapat klaim bahwa ia menyesal dan menyusun ulang mushaf pribadinya mengikuti susunan Mushaf Usmani, menunjukkan bahwa isi keduanya seharusnya sama.
Dalam kesimpulannya, meskipun ada riwayat yang mencatat perbedaan dalam mushaf Ibn Mas'ud, mayoritas ulama cenderung memandang bahwa isi yang sekarang diakui lebih konsisten dengan apa yang disusun oleh Ibn Mas'ud pada masa hidupnya.
Pembahasan ini mengkaji pandangan Gabriel Said Reynolds tentang keberagaman bacaan dalam Al-Quran, baik qiraah kanonik maupun non-kanonik, kesahihan dan fungsinya dalam penafsiran Al-Quran.Â
Mayoritas ulama berpendapat bahwa qiraat dalam mushaf Usmani bersifat mutawatir dan bersumber dari Nabi Muhammad SAW, sedangkan qiraat selain qiraat yang terdapat dalam mushaf Ibnu Masud, mushaf Ubay bin Kaab dianggap qiraah syazah dan tidak diakui oleh ulama karena rantai sanad dianggap bermasalah.Â
Namun pendapat Gabriel Said Reynolds mengatakan bahwa adanya keberagaman bacaan dalam mushaf Utsmaniyah disebabkan oleh spekulasi bacaan yang dilakukan oleh para pembaca Al-Quran kuno karena tidak adanya titik dan tanda diakritik pada teks-teks yang ada, sehingga membuat pembaca leluasa dalam membunyikan kata tersebut.Â
Sesuai dengan keinginannya. Reynolds juga mengklaim banyak qiraat di luar Naskah Ottoman yang digunakan oleh para komentator sebagai pembenaran penafsirannya. Melalui penelitian ini, ia menyimpulkan bahwa Gabriel Said Reynolds meragukan keaslian qiraat dalam Naskah Ottoman. Pandangan Reynolds ini menarik untuk dikaji, karena bertentangan dengan pandangan umum para ulama yang menganggap bahwa qiraat yang ada merupakan ragam bacaan Al-Quran yang diyakini bersumber langsung dari Nabi Muhammad saw.