Dalam pelukan ibu, aku temukan semesta,
Hangatnya seperti mentari yang tak pernah alpa.
Tangannya lembut, membelai luka,
Menenangkan hati, menutup celah duka.
Ibu adalah langit, tempat mimpi terbang,
Melindungi bumi dari badai yang datang.
Doanya adalah bintang, menerangi malam,
Membimbing langkah, jauh dari kelam.
Wajahnya adalah peta waktu,
Garis-garis lelah yang tak pernah mengeluh.
Setiap senyum yang ia ukir untukku,
Adalah cerita cinta yang tak pernah rapuh.
Ibu, engkau adalah hujan di musim kering,
Menghidupi tanah tandus dengan kasih yang hening.
Engkau adalah rumah, tempatku kembali,
Di mana aku temukan cinta yang abadi.
Jika dunia memberiku seribu alasan untuk menyerah,
Ibu adalah satu alasan aku bertahan.
Dalam doamu aku mendengar harapan,
Dan dalam cintamu aku temukan kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H