Di sela helai rambut yang lembut,
kutu kecil menari tanpa takut.
Dunia sempit, tapi baginya luas,
tempat berlindung, tempat bebas.
Ia tak kenal derita tuannya,
hanya hidup, menggigit demi nyawa.
Namun siapa yang tahu,
di tubuh kecilnya tersimpan rindu.
Rindu pada padang ilalang,
pada angin yang berhembus riang.
Tapi takdir menambatkannya,
pada kepala, pada sela rasa.
Manusia geram, sisir tajam menyapu,
air mendidih mencoba menghapus jejak tubuhnya yang rapuh.
Tapi kutu bertahan, dalam gelap ia sembunyi,
seperti cerita kecil yang tak pernah dimengerti.
Oh, kutu, penghuni tersembunyi,
apakah kau juga bermimpi?
Mencari hidup yang lebih sederhana,
tanpa jejak, tanpa derita.
Di tubuh mungilmu tersimpan teka-teki,
kenapa hidupmu menempel pada diri?
Apakah kau makhluk takdir yang harus dibenci,
atau sekadar kisah kecil di buku bumi?
Kutu kecil, penantang keberanian,
tak takut pada dendam atau ancaman.
Dalam diam kau tetap setia bertahan,
mengajarkan bahwa hidup adalah perjuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H