Dalam gemuruh waktu yang terus berlari,
Ada jejak langkah kecil di halaman pagi,
Permainan lama yang pernah kita kenali,
Bersama tawa, kita tak pernah sendiri.
Di bawah bayang pohon yang rimbun,
Kita berlari, melompat tanpa ragu,
Dengan debu jalanan sebagai saksi bisu,
Segala canda dan harap yang tak pernah jemu.
Karet gelang yang kita jalin erat,
Menjadi jembatan ke langit penuh kilat,
Bersama angin yang menyapu pelan,
Kita terbang, seakan tak ada batasan.
Kini waktu telah menua dan jauh,
Permainan lama hanya sisa bayang keruh,
Namun, dalam hati yang tak pernah redup,
Kenangan itu, masih hangat, masih hidup.
Permainan lama, kau abadi dalam jiwa,
Membawa damai di antara semua gelisah,
Seperti pelukan seorang sahabat sejati,
Di saat duka, kau datang menghibur hati.
Di senja ini, saat matahari tenggelam,
Kita kembali mengenang setiap gerak dan diam,
Permainan lama yang tak pernah benar-benar hilang,
Dalam jiwa kita, kau tetap terbilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H