"Apa maksudmu?"
Tidak lama setelah itu, balasan dari Bima datang.
"Jangan pura-pura tidak tahu. Aku sudah melihat semuanya. Ketahuan, Maya!"
Maya semakin panik. Ia merasa seolah-olah dinding-dinding kamarnya mulai menutup dan menghimpitnya. Pikirannya melayang ke beberapa bulan lalu, ketika ia secara tidak sengaja menemukan sebuah rahasia besar di komputer sekolah.
Maya adalah anggota tim IT di sekolahnya. Suatu hari, ketika sedang memperbaiki komputer di ruang guru, ia menemukan folder yang seharusnya tidak berada di sana.
Folder itu berisi data-data pribadi beberapa guru dan juga informasi yang seharusnya dirahasiakan. Tanpa sengaja, Maya membuka folder itu dan membaca beberapa file di dalamnya.
Setelah menyadari kesalahannya, Maya segera menutup folder tersebut dan tidak pernah membicarakan hal itu kepada siapapun. Namun, perasaan bersalah terus menghantuinya. Ia takut jika ada yang mengetahui apa yang telah ia lakukan, meskipun ia tidak bermaksud jahat.
Kini, dengan pesan dari Bima, ketakutannya seolah menjadi kenyataan. Tapi bagaimana Bima bisa tahu? Apakah dia juga terlibat?
Maya tidak bisa membiarkan dirinya terjebak dalam ketakutan lebih lama lagi. Ia harus mencari tahu kebenarannya. Dengan tekad yang bulat, Maya mengetik pesan terakhir untuk Bima.
"Kita perlu bicara. Bertemu di taman belakang sekolah besok pagi."
Pesan itu terkirim, dan Maya menutup laptopnya. Malam itu, ia tidak bisa tidur nyenyak. Bayangan tentang apa yang mungkin terjadi besok terus mengganggu pikirannya.