Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nothing but busy 🤍

Imajinasi yang terus berkembang luas hingga menjadi lautan lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Pengisap Darah

3 Agustus 2024   17:39 Diperbarui: 3 Agustus 2024   17:40 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kegelapan malam yang pekat,

Tersembunyi sosok tak berwajah,

Mengintai di balik bayang-bayang,

Si pengisap darah tanpa suara.

Langkahnya sunyi, hatinya beku,

Mencari mangsa di lorong-lorong sempit,

Dengan taring tajam ia mengintai,

Menghisap kehidupan, merenggut harapan.

Darah yang mengalir, membawa cerita,

Tentang cinta yang terbuang,

Tentang mimpi yang tak tercapai,

Tentang hidup yang hampa dan sunyi.

Di matanya, tak ada iba,

Hanya haus yang tak terpuaskan,

Hanya nafsu yang tak terhenti,

Dalam gelap, ia terus mencari.

Namun, dalam setiap tetes darah,

Tersembunyi rahasia abadi,

Bahwa di balik setiap kejahatan,

Terdapat jiwa yang pernah mencinta.

Si pengisap darah, kisah tragis,

Mengingatkan kita akan kerapuhan hati,

Bahwa dalam gelap sekalipun,

Masih ada cahaya yang tersembunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun