Di sudut senja yang memerah pelan,
Kala angin dingin membelai perlahan,
Aku duduk di dekat perapian hangat,
Menikmati secangkir coklat, dalam kesunyian.
Aroma coklat yang pekat menggoda,
Mengalir di udara, menghampiri jiwa,
Membawa kehangatan di sela-sela sepi,
Mengisi ruang kosong yang sunyi.
Nyala api menari-nari, penuh kehidupan,
Menceritakan kisah malam dalam keheningan,
Setiap teguk coklat, seperti pelukan,
Menghangatkan hati yang dulu beku dalam kenangan.
Menikmati secangkir coklat, aku merenung,
Menyusuri jejak waktu yang pernah ditempuh,
Di perapian ini, semua terasa utuh,
Hadir kembali kenangan yang jauh.
Di antara bara dan cangkir yang menguap,
Terasa tenang, damai yang meresap,
Di dalam secangkir coklat, kutemukan jawab,
Bahwa kebahagiaan sederhana, tak perlu banyak sebab.
Begitu malam semakin larut dan hening,
Aku tersenyum, hati penuh dengan hangatnya ingatan,
Menikmati secangkir coklat di perapian,
Adalah caraku, merayakan kehidupan.