Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nothing but busy 🤍

Mahasiswa yang hobby menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menikmati Secangkir Coklat di Perapian

19 Juli 2024   17:21 Diperbarui: 19 Juli 2024   17:27 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sudut senja yang memerah pelan,  

Kala angin dingin membelai perlahan,  

Aku duduk di dekat perapian hangat,  

Menikmati secangkir coklat, dalam kesunyian.

Aroma coklat yang pekat menggoda,  

Mengalir di udara, menghampiri jiwa,  

Membawa kehangatan di sela-sela sepi,  

Mengisi ruang kosong yang sunyi.

Nyala api menari-nari, penuh kehidupan,  

Menceritakan kisah malam dalam keheningan,  

Setiap teguk coklat, seperti pelukan,  

Menghangatkan hati yang dulu beku dalam kenangan.

Menikmati secangkir coklat, aku merenung,  

Menyusuri jejak waktu yang pernah ditempuh,  

Di perapian ini, semua terasa utuh,  

Hadir kembali kenangan yang jauh.

Di antara bara dan cangkir yang menguap,  

Terasa tenang, damai yang meresap,  

Di dalam secangkir coklat, kutemukan jawab,  

Bahwa kebahagiaan sederhana, tak perlu banyak sebab.

Begitu malam semakin larut dan hening,  

Aku tersenyum, hati penuh dengan hangatnya ingatan,  

Menikmati secangkir coklat di perapian,  

Adalah caraku, merayakan kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun