Kala itu, senja melukis langit dengan warna jingga,
Angin berbisik pelan, menyampaikan cerita lama.
Di sudut kota tua, kita duduk berdua,
Menikmati detik yang seakan tak pernah berlalu sia-sia.
Di balik canda, tersimpan rasa yang tak terucap,
Seperti aliran sungai yang tenang, namun dalam.
Kala itu, matamu memancarkan sinar harapan,
Menggambarkan impian yang belum tersentuh zaman.
Di setiap langkah, kita menari dengan bebas,
Melangkah tanpa ragu, menantang dunia luas.
Kala itu, tak ada batas yang mampu menghentikan,
Kita adalah mimpi yang terus melaju, tanpa penghalang.
Kini waktu telah berlalu, membawa kita ke arah berbeda,
Namun kenangan itu tetap abadi, takkan pudar selamanya.
Kala itu, adalah saksi bisu dari sebuah kisah,
Yang akan selalu hidup di dalam hati, tak tergantikan, tak terkira.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H