Di balik rimbunnya semak belukar,
Tersembunyi duri tanpa bertulang,
Tak terlihat, namun selalu ada,
Seperti kenangan dalam hati yang luka.
Ia tak menusuk dengan tajamnya pedang,
Namun menyisakan perih tak berujung,
Menari di antara bayang-bayang malam,
Mengusik jiwa yang rapuh dan bimbang.
Duri yang tak bertulang ini,
Bukanlah ancaman yang kasat mata,
Ia adalah rindu yang tak terucap,
Dan cinta yang tak berbalas nyata.
Setiap sentuhan angin malam,
Mengingatkan pada rasa yang tenggelam,
Pada cinta yang hilang dalam waktu,
Pada janji yang kini tinggal bayangan.
Duri yang tak bertulang,
Menggantung di langit hati,
Tak terlihat, namun selalu terasa,
Menyusup perlahan, mengisi ruang hampa.
Hanya waktu yang bisa menghapus,
Duri tanpa wujud yang melukai jiwa,
Dan dengan harapan yang terus tumbuh,
Semoga luka ini pun akan sembuh.