Di sudut kamar yang redup senja,
Berdiri kokoh lemari tua,
Kayunya retak, catnya pudar,
Menampung kenangan yang tak terbilang.
Setiap laci menyimpan cerita,
Tentang cinta, harapan, dan duka,
Gaun putih berdebu menggantung rapi,
Pernah dikenakan saat janji terpatri.
Ada buku tua dengan sampul lusuh,
Halaman kuning, tinta hampir sirna,
Ditulis tangan kisah masa lalu,
Yang kini tinggal bayangan semata.
Lemari usang, saksi bisu waktu,
Meresap sunyi di dalam kayunya,
Setiap goresan adalah tanda,
Perjalanan hidup yang takkan terlupa.
Kunci berkarat menggantung di pintu,
Tak lagi digunakan, namun tetap setia,
Menyimpan rahasia dalam diam,
Hanya bisikan angin yang tahu semua.
Oh, lemari usang, tetaplah di sana,
Meski waktu mengikis tanpa ampun,
Engkau adalah cermin dari kita,
Menjaga kenangan dalam balutan debu zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H