Kemudian berpisah menjadi dua bahasa berbeda antara abad ke 14 hingga awal abad ke-15, menjadi bahasa Minangkabau dan Bahasa Melayu Jambi-Kerinci. Kemudian di masa selanjutnya bahasa Melayu Jambi-Kerinci berpisah menjadi dua bahasa berbeda antara abad ke-16 hingga awal abad ke-18 menjadi bahasa Kerinci dan bahasa Melayu Jambi.
Tampaknya, tinjauan bahasa ini senada dengan apa yang digambarkan di dalam narasi sejarah. Bahwa wilayah Kerinci, Jambi dan Minangkabau pada masa Hindu-Buddha mungkin berada dalam satu institusi politik/negara yang sama.Â
Kemungkinan besar adalah kerajaan yang dinamakan ahli sejarah sebagai kerajaan Malayu. Selanjutnya, pemisahan bahasa terjadi saat terbentuknya kesultanan-kesultanan Islam.Â
Orang-orang Kerinci di masa Islam (abad 16 hingga abad ke 18 M) memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Jambi dibandingkan dengan Minangkabau.
Penelitian ini  juga memiliki kekurangan dan keterbatasan, yakni sejauh mana jumlah kosakata yang berhasil dikumpulkan dari ketiga penutur bahasa tersebut. Bahasa Kerinci sendiri memiliki puluhan dialek.Â
Satu kosa kata bisa mengalami perubahan bunyi dan diucapkan dengan cara-cara berbeda. Di samping itu, pada contoh kosakata yang ditunjukkan dalam tabel (Gambar 3), tampaknya juga berbeda dengan kosakata bahasa Kerinci secara umum.
Misalnya kata "cium", biasanya diucapkan nyium, nyiun, atau senyun, Â kata "ia" yang dalam kosa kata Kerinci disebut "nyo, nya" tetapi cuma ditulis "dia", Â kata 'engkau' yang dalam bahasa Kerinci diucapkan sebagai "iko, kau, mpun" tetapi hanya ditulis "kau," kata "garuk" yang dalam bahasa Kerinci diucapkan "gaut" tetapi ditulis "gait," dan banyak lagi contoh lain yang bisa mempengaruhi presentase persamaan bahasa.Â
Tentu saja perbedaan ini akan mempengaruhi pula tingkat kekerabatan dan usia pisah sebagaimana yang ditunjukkan dalam hasil penelitian ini.Â
Lebih jauh, peneliti tidak menyebutkan dari desa mana sampel kosakata dikumpulkan, sehingga tidak diketahui apakah data kosakata tersebut cukup representatif untuk mewakili bahasa Kerinci
Sumber:
Sholeha, M, dan Hendrokumoro, H. 2022. Kekerabatan Bahasa Kerinci, Melayu Jambi, dan Minangkabau. Diglosia: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 5 (2), 399-420