Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

700 Tahun Lalu, Tiga Etnis Ini Masih Menuturkan Bahasa yang Sama

28 Mei 2022   21:58 Diperbarui: 29 Mei 2022   18:30 2449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Masyarakat adat Kerinci di Semurup (Dok. Fathur Rahman, 2019)

Kemudian berpisah menjadi dua bahasa berbeda antara abad ke 14 hingga awal abad ke-15, menjadi bahasa Minangkabau dan Bahasa Melayu Jambi-Kerinci. Kemudian di masa selanjutnya bahasa Melayu Jambi-Kerinci berpisah menjadi dua bahasa berbeda antara abad ke-16 hingga awal abad ke-18 menjadi bahasa Kerinci dan bahasa Melayu Jambi.

Tampaknya, tinjauan bahasa ini senada dengan apa yang digambarkan di dalam narasi sejarah. Bahwa wilayah Kerinci, Jambi dan Minangkabau pada masa Hindu-Buddha mungkin berada dalam satu institusi politik/negara yang sama. 

Kemungkinan besar adalah kerajaan yang dinamakan ahli sejarah sebagai kerajaan Malayu. Selanjutnya, pemisahan bahasa terjadi saat terbentuknya kesultanan-kesultanan Islam. 

Orang-orang Kerinci di masa Islam (abad 16 hingga abad ke 18 M) memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Jambi dibandingkan dengan Minangkabau.

Penelitian ini  juga memiliki kekurangan dan keterbatasan, yakni sejauh mana jumlah kosakata yang berhasil dikumpulkan dari ketiga penutur bahasa tersebut. Bahasa Kerinci sendiri memiliki puluhan dialek. 

Satu kosa kata bisa mengalami perubahan bunyi dan diucapkan dengan cara-cara berbeda. Di samping itu, pada contoh kosakata yang ditunjukkan dalam tabel (Gambar 3), tampaknya juga berbeda dengan kosakata bahasa Kerinci secara umum.

Gambar 3. Beberapa persamaan kosata ke tiga etnis ini (Sumber: Sholeha dan Hendrokumoro, 2019)
Gambar 3. Beberapa persamaan kosata ke tiga etnis ini (Sumber: Sholeha dan Hendrokumoro, 2019)

Misalnya kata "cium", biasanya diucapkan nyium, nyiun, atau senyun,  kata "ia" yang dalam kosa kata Kerinci disebut "nyo, nya" tetapi cuma ditulis "dia",  kata 'engkau' yang dalam bahasa Kerinci diucapkan sebagai "iko, kau, mpun" tetapi hanya ditulis "kau," kata "garuk" yang dalam bahasa Kerinci diucapkan "gaut" tetapi ditulis "gait," dan banyak lagi contoh lain yang bisa mempengaruhi presentase persamaan bahasa. 

Tentu saja perbedaan ini akan mempengaruhi pula tingkat kekerabatan dan usia pisah sebagaimana yang ditunjukkan dalam hasil penelitian ini. 

Lebih jauh, peneliti tidak menyebutkan dari desa mana sampel kosakata dikumpulkan, sehingga tidak diketahui apakah data kosakata tersebut cukup representatif untuk mewakili bahasa Kerinci

Sumber:
Sholeha, M, dan Hendrokumoro, H. 2022. Kekerabatan Bahasa Kerinci, Melayu Jambi, dan Minangkabau. Diglosia: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 5 (2), 399-420

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun