Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Pribadi, Rambut Rontok Pasca Sembuh dari Covid-19

26 September 2021   12:35 Diperbarui: 28 September 2021   04:30 2265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasien mengalami rambut rontok karena Covid-19, infeksi virus corona. (sumber: SHUTTERSTOCK/Nalada Nagawasuttama via kompas.com)

Hari selasa di pekan terakhir Juli 2021, tenggorokan mulai tidak enak rasanya, mungkin saya akan terkena flu, begitu bisik dalam hati. 

Tak panjang pikir saya langsung minum obat berharap gejalanya menghilang cepat. Namun tak disangka, dua hari setelahnya demam mendera, tubuh menggigil tak karuan. Ternyata demam flu sudah menghampiri, pikir saya.

Beberapa hari demam naik turun, saya tidak mencium bau meski hidung terasa plong. Saya mulai berpikir gejala tidak seperti demam flu yang pernah saya alami. 

Saya kaget sejadi-jadinya, ketika anggota keluarga saya yang tinggal serumah -kebetulan beliau terlebih dulu menderita demam tinggi- positif terkena covid-19. Sudah pasti demam yang saya alami ini akibat terpapar virus tersebut.

Saya menderita demam hampir delapan hari, enam hari kemudian sudah berangsur pulih. Gejala berat yakni sesak napas saya alami hanya sekitar dua hari yaitu pada hari ke 6 dan ke 7. Alhamdulillah saya sembuh setelah dua minggu. 

Meski rasa capek dan lelah masih saya alami hingga satu bulan lamanya. 

Di awal September saya sudah merasa pulih sepenuhnya. Tubuh saya terasa sehat, dan makanpun sangat lahap. 

Namun tiba- tiba, saya disadarkan adanya sesuatu yang tidak beres dengan rambut saya. Tidak seperti biasanya, rambut dalam jumlah banyak berserakan di lantai. 

Saya semakin khawatir, ketika keramas, rambut  rontok menempel sangat banyak di tangan. Lebih parah lagi, ketika  diusap saja, rambut seakan lepas dari kulit kepala tanpa rasa sakit sedikitpun. 

Kurang lebih 10 helai rambut rontok akan jatuh ketika diusap. Setelah seminggu gejala kerontokan tidak berkurang sedikitpun, meski produk tonik anti kerontokan sudah digunakan.

Kulit kepala sudah semakin terlihat, menandakan rambut yang semakin menipis dan kebotakan di depan mata. Saya semakin takut dengan keabnormalan ini. Saya stress jikalau pada akhirnya botak di usia menjelang 30 tahun. 

Akhirnya, saya berkonsultasi ke dokter kulit ternama di tempat tinggal saya. Katanya, saya mengalami telogen effluvium akut setelah sembuh dari covid-19. 

Berita baiknya, rambut yang rontok akan tumbuh kembali dalam rentang waktu tiga bulan. Saya hanya diberikan vitamin mengandung unsur zinc dan disarankan menggunakan tonik dan sampo anti rambut rontok.

Tidak puas dengan penjelasan dokter, saya mencari jurnal-jurnal ilmiah terkait dengan telogen effluvium pada penyintas covid. Ada banyak sekali jurnal yang menjelaskan hal tersebut. 

Telogen Effluvium adalah kerontokan rambut dalam lebih dari 100 helai perhari yang terjadi secara tiba-tiba. Penyebabnya adalah stress fisik dan psikologis yang mendera seseorang. Biasanya gejala ini muncul 2 atau tiga bulan setelah sembuh dari stress tersebut. 

Sedikit berbeda dari penderita Covid-19, gejala telogen effluvium muncul lebih awal setelah seseorang dinyatakan sembuh. Biasanya hanya sekitar 3 minggu hingga 1,5 bulan setelahnya.

Penyebab timbulnya telogen effluvium dapat dijelaskan secara ilmiah. Normalnya, folikel rambut di kulit kepala ditumbuhi rambut anagen (rambut yang terus tumbuh) sebanyak 85 persen, rambut katagen  yaitu rambut dalam fase istirahat, dan rambut telogen yaitu rambut dalam fase rontok sebanyak 15 persen. 

Ketika seseorang terserang covid 19, tubuh  akan fokus mememerangi virus sehingga membuat banyak rambut anagen berhenti tumbuh atau memasuki masa istirahat. 

Barulah, beberapa bulan kemudian rambut katagen tersebut rontok atau memasuki fase telogen ditandai dengan kerontokan dalam jumlah banyak. Beberapa penyintas dilaporkan kehilangan hampir 50 persen rambutnya.

Rambut yang rontok akibat telogen effluvium memiliki struktur yang khas. Kalau diperhatikan rambut tersebut rontok dari akarnya. 

Ditandai adanya bulb atau bulatan oval di pangkal rambut berwarna putih atau putih kekuningan. Selain itu, bagian pangkal rambut juga berwarna putihkerena tidak adanya pigmen sementara bagian tengah dan ujungnya tetap berwarna hitam.

rambut telogen. sumber:donovanmedical.com
rambut telogen. sumber:donovanmedical.com

Masa kerontokan ini biasanya dialami seseorang antara tiga hingga enam bulan. Sampai artikel ini ditulis rambut saya masih mengalami kerontokan meski jumlahnya berkurang dan menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan kembali. Semoga rambut saya kembali pulih seperti semula.

Apakah pembaca juga pernah mengalami kerontokan rambut pasca covid?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun