Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Toba, Danau Purba Pengubah Sejarah Dunia

26 September 2021   10:40 Diperbarui: 26 September 2021   10:41 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain geolog, lain lagi menurut etnis Batak yang menghuni kawasan Danau Toba. Orang Batak memiliki cerita tersendiri terkait dengan peristiwa terbentuknya Danau Toba. Bagi mereka, peristiwa terbentuknya Danau Toba tidak lepas dari legenda yang dituturkan turun temurun. Alkisah, seorang pemuda bernama Toba menikahi wanita cantik yang merupakan jelmaan seekor ikan. 

Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Samosir. Suatu ketika, Toba menghianati janjinya kepada sang istri, untuk tidak mengungkapkan identitas aslinya. Sang istri marah, ia berubah kembali menjadi seekor ikan. Dari tempatnya, menyembur mata air yang sangat deras. Dataran tersebut lama-kelamaan berubah menjadi hamparan danau yang ikut menenggelamkan Toba. Sementara itu, Samosir berhasil menyelamatkan diri ke sebuah pulau yang terbentuk di tengah danau. Maka dari itu, danau tersebut dinamakan sebagai Danau Toba sedangkan pulau yang ada di tengahnya dinamakan sebagai Pulau Samosir.

Legenda ini hanyalah satu dari sekian narasi yang menautkan orang Batak dengan kawasan Danau Toba. Di tepi barat kawasan danau ini, terdapat lembah bernama Sianjur Mula-mula. Lembah ini dikelilingi oleh Gunung Pusuk Buhit dan tebing curam kaldera danau Toba. Lembah yang indah ini diyakini sebagai kehidupan leluhur orang Batak awal bermula (Permanasari dkk, 2019).

Panorama Sianjur Mulamula. Sumber: traveloka.com
Panorama Sianjur Mulamula. Sumber: traveloka.com

Konon sebelum bumi tercipta, di dunia atas hidup para dewa yakni Ompu Debata Mulajadi na Bolon, beserta dewa bawahannya yaitu Batara Guru, Soripada, dan Mangalabulan. Batara Guru memiliki seorang anak perempuan bernama Deakparujar yang ditunangkan dengan Raja Odapodap anak lelaki Mangalabulan. Namun Deakparujar menolak tunangan tersebut dan mengulur-ulur waktu pernikahan. 

Ia berjanji akan menikah setelah kain tenunannya rampung. Debata Mulajadi mengetahui rencana Deakparujar, ia kemudian melempar benang tenunan tersebut ke bumi yang masih berupa lautan. Deakparujar segera turun dari kayangan untuk mencari benang tersebut. Namun, Deakparujar enggan kembali ke kayangan. Ia meminta Debata Mulajadi memberikannya segenggam tanah sebagai tempat berpijak. Tanah yang segenggam tersebut kemudian diubah menjadi dataran.

Debata Mulajadi tetap ingin membawa Deakparujar kembali ke kayangan. Ia mengirim seekor naga bernama Naga Padoha. Naga tersebut menghancurkan dataran yang dibuat Deakparujar menjadi pulau-pulau. Deakparujar tidak bergeming, ia tetap ingin tinggal di bumi. Setelah peristiwa itu, Deakparujar mendirikan permukiman baru yang dinamakan Sianjurmula-mula. Di sana Deakparujar dengan terpaksa menikahi Raja Odap-odap dan memiliki keturunan yang menurunkan marga-marga orang Batak.

Mitologi ini semakin memantapkan posisi dan nilai penting Danau Toba sebagai pusat budaya orang Batak. Bagi orang Batak, kawasan Danau Toba tidak hanya sebagai sumber penghidupan dari air dan ikan yang ada di dalamnya, tetapi sebagai tempat asal-usul leluhur yang kaya akan tinggalan budaya. Di kawasan Danau Toba berdiri puluhan kampung tua (huta) dengan bangunan arsitektur khas Batak, aktivitas menenun ulos, tari-tarian, musik tradisional, beternak dan bertani sebagai ciri khas kehidupan orang Batak. Semuanya adalah warisan budaya yang tak ternilai dari Danau Toba, Heritage of Toba.

Masa Depan Toba untuk Wisata dunia

Panorama alam yang indah memadu dengan budaya Batak yang menarik, menjadikan kawasan Danau Toba sebagai salah satu destinasi skala prioritas atau disebut DSP Toba oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Jauh sebelum itu, Kemenparekraf telah mempromosikan keindahan alam Danau Toba melalui slogan Wonderful Indonesia. Tujuannya adalah untuk menggaet lebih banyak wisatawan domestik dan mancanegara untuk menikmati dan menyaksikan suguhan keajaiban alam di kawasan Danau Toba.

Tidak hanya itu, demi meningkatkan perekonomian masyarakat melalui industri pariwisata, Kemenparekraf meluncurkan program baru melalui slogan "MICE di Indonesia Aja." Istilah MICE merupakan singkatan dari meeting (pertemuan), incentive (perjalanan insentif), convention (konvensi), dan exhibition (pameran). Dengan adanya kegiatan MICE, diharapkan dapat menggaet kelompok wisatawan dalam jumlah besar yakni mereka yang menjadi anggota atau peserta MICE. Wisata bisnis MICE jauh lebih menguntungkan, karena wisatawan cenderung untuk tinggal lebih lama dan mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan wisatawan biasa (Kemenparekraf, 2020).

Bagi industri pariwisata di Indonesia, hal ini tentu sangat menguntungkan. Selain mendongkrak pendapatan negara, MICE juga dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat di sekitar destinasi dari berbagai jasa yang ditawarkan selama kegiatan berlangsung. Oleh sebab itu, MICE merupakan masa depan bagi industri wisata di Indonesia, terutama di kawasan Danau Toba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun