Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Tidak Ada Pribumi Asli Indonesia Berdasarkan Uji DNA?

17 Oktober 2019   19:07 Diperbarui: 18 Oktober 2019   13:34 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beragam etnis yang menyatu menjadi bangsa Indonesia. Sumber: indonesia.go.id

Sebuah proyek besar untuk melacak siapa gerangan manusia asli Indonesia telah dilakukan beberapa periode belakangan ini. Proyek ini dilakukan dengan cara mengumpulkan sampel dan menguji dna etnis-etnis yang ada di Indonesia kemudian dibandingkan dengan dna suku bangsa lain yang ada di dunia. 

Hasil yang didapatkan melalui uji dna ini cukup mengejutkan bahwa dna orang Indonesia merupakan pembauran dari beragam bangsa yang ada di dunia. Etnis Jawa misalnya, mereka memiliki gen Austro-Asiatik yang lebih dominan dibandingkan dengan gen Austronesia. 

Sebagaimana diketahui bahwa leluhur penutur Austro-Asiatik berasal dari Asia Tenggara Daratan (kawasan Indo China-Vietnam dan sekitarnya). Sementara, leluhur penutur Austronesia berasal wilayah Kepulauan Taiwan yang kemudian bermigrasi ke Selatan. 

Etnis Minang diketahui memiliki komposisi DNA Austronesia dan Austro-Asiatik yang hampir sebanding, namun juga ditemukan jejak-jejak DNA Indo-Arya kurang dari lima persen dalam gen mereka. Bangsa Indo-Arya sendiri berasal dari wilayah India Utara, sebagian dari mereka bermigrasi ke kepulauan Nusantara di masa lampau. 

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan untuk membangun gagasan baru bahwa etnis-etnis yang ada di Indonesia merupakan hasil kawin campur antar bangsa, tidak ada yang dapat mengklaim diri sebagai orang paling asli atau yang paling pribumi. 

Dengan demikian, konflik antaretnis dan sikap rasis yang belakangan ini menggelora  dapat diredam. Begitulah pemaparan hasil dari proyek  lembaga pemerintah yang digelar bekerja sama dengan historia.id ini (lihat di sini)

Terpesona dengan kajian saintifik yang terkesan lebih ilmiah, namun cenderung positivis, generalis dan materialistik. Lalu, kita melupakan kajian humanistik yang berpijak dari hasil pikir dan persepsi manusia (bersifat mentalistik). Ilmu sosial memang berakar dari kajian humanistik, dan pendekatan sains hanya ilmu bantu untuk memperkuat penafsiran.

Boleh saja, manusia Indonesia berasal dari pembauran dari berbagai suku bangsa. Akan tetapi di kemudian hari, mereka telah menciptakan kebudayaan tersendiri. Kebudayaan yang khas tersebut berujung pada pembentukan etnis yang beragam. 

Adapun menurut Koentjaraningrat, bahwa ada tujuh unsur  kebudayaan universal dan itu sama sekali tidak terkait genetika. Tujuh unsur itu adalah bahasa, sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian.

Lantas siapakah etnis yang paling pribumi, paling asli dan paling Indonesia?

Kata pribumi-suatu istilah yang dimunculkan pada zaman kolonial-sama sekali tidak berelasi dengan asal usul leluhur. Akan tetapi, terkait erat dengan masalah "waktu", bangsa atau etnis mana yang datang lebih dulu  dan etnis mana yang datang lebih kemudian ke suatu wilayah pada periode waktu tertentu. 

Di masa lalu, kata pribumi dilekatkan bagi etnis yang lebih dulu bermukim di Hindia Timur, sedangkan nonpribumi adalah etnis atau bangda yang datang kemudian ke Hindia Timur. Di antara mereka yang tergolong non pribumi adalah orang Tionghoa, Afrika, India, dan Arab, mereka datang untuk berdagang, atau dibawa oleh pihak Belanda untuk dipekerjakan pada periode itu. Termasuk pula Bangsa Belanda sendiri, digolongkan sebagai nonpribumi di Hindia Timur meski mereka memegang tampuk kekuasaan.

Supaya tidak keliru dalam memaknai, penggunaan istilah pribumi menurut hemat saya, harus dilihat secara kontekstual dan dibatasi baik dari segi waktu (temporal) maupun segi cakupan wilayah (spasial). 

Sebagai contoh, saya yang lahir dari etnis Kerinci, dapat disebut sebagai orang pribumi hanya untuk cakupan geografis Kerinci saja. 

Namun ketika saya datang ke Sumatra Barat, yang notabenenya adalah wilayah mukim bagi etnis Minang atau ke Yogyakarta yang notabenenya wilayah mukim bagi etnis Jawa, maka saya akan disebut sebagai etnis pendatang, begitu pula sebaliknya.

Hal yang sama juga berlaku bila kita hendak memahami masalah pribumi di Indonesia. Pembatasan secara temporal dan spasial juga harus diterapkan. 

Sejak kapan bangsa Indonesia ini wujud dan dideklarasikan? Jika kita merunut sejarah, maka berbagai etnis dan bangsa yang saat itu bermukim di wilayah Hindia-Belanda telah bersepakat untuk bersatu dan membentuk suatu bangsa bernama Indonesia pada tahun 1928. 

Maka sejak saat itu, etnis-etnis yang mengaku berbangsa Indonesia serta anak keturunan mereka dapat disebut sebagai pribumi Indonesia. Tidak pandang mereka Melayu, Jawa, Bugis, Papua, India, Tionghoa, Arab, bahkan Eropa sekalipun. Mereka yang dulunya tergolong non-pribumi, kini telah menjadi pribumi bila mereka mengaku berbangsa Indonesia. Dengan demikian, pengertian pribumi yang digunakan dan sebagaimana yang dipahami pada masa Kolonial tidak lagi relevan untuk digunakan di masa Kemerdekaan. 

Sejak berdirinya Negara Indonesia, istilah pribumi memanglah tak lagi digunakan. Namun bila dicermati baik-baik, istilah bangsa Indonesia asli dan orang asing atau bangsa asing masih disebutkan di dalam UUD 1945 pasal 26. 

Kedua istilah ini mengandung pengertian yang sama dengan istilah pribumi dan nonpribumi yang digunakan pada era kolonial. Dengan demikian, pernyataan yang menyebut "tidak ada orang Indonesia asli" adalah pernyataan yang keliru.

Sebagai kesimpulan, uji dna memanglah sangat berguna untuk melacak asal usul leluhur bangsa Indonesia. Akan tetapi, hasil yang didapatkan dari penelitian itu, tidak memiliki relevansi dengan masalah pribumi-nonpribumi dan tidak akan mampu menjawab masalah siapa yang paling asli/pribumi di antara orang Indonesia. 

Dalam konteks sekarang, semua etnis di Indonesia adalah pribumi, semuanya adalah orang Indonesia asli  terkecuali orang asing yang sedang berwisata, bekerja, sekolah, atau hanya mengungsi ke wilayah Indonesia untuk sementara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun