Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Yuk, Kunjungi Museum Bank Indonesia di Hari Museum Nasional

12 Oktober 2019   12:33 Diperbarui: 12 Oktober 2019   12:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daya tarik lain dari koleksi museum BI  adalah koleksi replika ratusan emas batangan. Keberadaan emas batangan sebagai salah satu objek yang dipamerkan tidak bisa dilepaskan dari fungsi Bank Indonesia di masa lalu. Bank tidak hanya menjadi tempat penyimpanan dan menabung uang semata, tetapi juga untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk emas-emas batangan. Di galeri ini kita juga diberi kesempatan untuk merasakan  bagaimana beratnya satu emas batangan tersebut dengan mengangkatnya dari balik kaca.

Tak kalah menariknya adalah galeri yang menyajikan tentang percetakan uang dari masa ke masa setelah berdirinya Indonesia. Di sini kita bisa melihat tayangan bagaimana uang kertas dan koin dicetak baik dengan teknologi yang sangat sederhana di masa lalu maupun dengan menggunakan teknologi canggih model terkini.

Bicara soal kecanggihan teknologi, Museum BI tidak ketinggalan dari museum-museum modern lainnya di dunia. Museum ini sudah menggunakan teknologi canggih dalam memamerkan dan menyajikan koleksinya. Beberapa kotak kaca dilengkapi dengan kaca pembesar terutama tempat koleksi-koleksi kecil dipamerkan. Misalnya di ruang koleksi uang-uang kuno. Kita dapat melihat dengan jelas uang-uang berukuran kecil melalui kaca pembesar yang dipasang di bagian kotak kaca. Selain itu juga dilengkapi dengan narasi koleksi dari rekaman audio. Museum BI juga menggunakan teknologi digital 3D, layar sentuh dan sensor tubuh. Di ruang pamer terakhir misalnya, kita dapat melihat gambar-gambar arsitektur bangunan museum, cukup dengan menggerakkan tangan di alat sensor.

Liha Pula: Teknologi Digital di Museum Bank Indonesia untuk Menarik Wisatawan

Penggunaan teknologi canggih dalam berinteraksi dengan pengunjung merupakan kelebihan Museum BI dari museum lainnya yang sudah pernah saya kunjungi. Meskipun penggunaan teknologi canggih  bukanlah unsur terpenting dari sebuah museum dan hanya sebagai unsur pendukung. Namun sensasi dan pengalaman pengunjung saat melihat koleksi dengan menggunakan teknologi digital yang canggih bisa menjadi daya tarik bagi setiap orang untuk mengunjungi museum ini. 

Teknologi digital yang dapat dinikmati pengunjung Museum BI
Teknologi digital yang dapat dinikmati pengunjung Museum BI

Selain mengunjungi museum ini, kita juga dapat berkunjung museum lain yang berlokasi tidak jauh dari Museum BI, cukup dengan jalan kaki sambil menyaksikan keindahan Kota Tua Jakarta dari bangunan-bangunan bergaya kolonial yang banyak di sana. Museum-museum terdekat tersebut seperti museum Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik, dan Museum Wayang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun