Selain itu, ada gulai cimedak yang lebih spesial lagi di Kerinci yakni Gulai Cimedak Hitam. Di mana saat matang, nangka yang dimasak akan berwarna agak kecoklatan. Dan apabila sering dipanaskan hingga kuah gulainya kering, nangka tersebut akan berwarna kehitaman.Â
Hal ini dikarenakan saat memasak gulai, masyarakat menggunakan bumbu tambahan yaitu parutan kelapa oseng yang kemudian digiling hingga hancur. Inilah kunci kegurihan dan warna unik yang terdapat pada gulai tersebut.
3. Gulai Pucuk Ubi
Gulai pucuk ubi berbahan dasar daun ubi kayu atau daun ketela pohon yang masih muda dan daging sapi kering yaitu daging sapi yang telah dikeringkan atau diasap terlebih dulu.
Baca: Cara Tradisional Mengawetkan Daging Kurban
Biasanya, santan yang digunakan dalam membuat gulai ini tidak terlalu kental seperti memasak gulai nangka. Sebagaimana kebiasaan orang Kerinci, gulai tersebut juga memiliki bahan tambahan lain --selain pucuk ubi sebagai komposisi terbanyak-- seperti kentang, kacang merah, kacang panjang ataupun terong ungu. Oleh sebab itu, gulai ini bisa dikatakan sebagak gulai "gado-gado" karena aneka ragam sayuran tambahan yang dimasukkan.Â
4. Nasi Ndang Lmak
Nasi ndang adalah nasi yang dioseng-oseng  tanpa menggunakan minyak dengan tambahan sedikit garam dapur dan bawang merah iris. Namun, pada musim kurban, masyarakat juga menambahkan bahan khusus yakni lemak sapi yang telah dikeringkan. Saat lemak sapi kering dimasukkan dalam wajan panas, lemak tersebut akan mencair seperti minyak dan meresap ke dalam nasi tersebut. Akibatnya, nasi tersebut menghasilkan aroma dan rasa yang khas.Â
Biasanya, masyarakat memakan nasi ndang ini dengan sajian ikan laut kering yang dibakar sebentar di atas bara api.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H