Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kitab Nitisarasamuçcaya dari Kerinci, Layak Diusulkan sebagai "Memory of The World"

29 Oktober 2018   07:57 Diperbarui: 17 Mei 2022   14:48 1897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi, media tulisnya bisa jadi berusia relatif lebih muda daripada kandungan teks naskahnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa naskah mengalami penyalinan ulang.

Selain itu, kitab yang terdiri dari 34 halaman ini dibuat pada media daluang. Daluang adalah jenis kertas yang dibuat dari kulit kayu pohon Broussonetiapapyfera Vent yang dipukul hingga tipis. 

Menurut Kozok, daluang yang dijadikan media tulis KNK diproduksi secara lokal dan mungkin sekali bukti tradisi tertua penggunaan  daluang sebagai media tulis. Hal ini karena Jawa baru mengenal daluang sebagai media tulis selama abad ke-17 M seiring dengan pengaruh Islam (lihat Kozok, 2006: 78-79). Sebelumnya, masyarakat Jawa menjadikan daun lontar sebagai media tulis sebagaimana kitab Nāgarakrĕtāgama.

2. Nilai Penting Tekstual

KNK pertama kali diketahui keberadaanya oleh P. Voorhoeve pada tahun 1941 di Dusun Tanjung Tanah, Mendapo Seleman, Kerinci saat melakukan penelitian naskah-naskah kuno masyarakat Kerinci. Oleh Voorhoeve, dokumentasi naskah dikirim ke Batavia untuk dialihaksarakan oleh Dr. Poerbatjaraka. Namun, Voorhoeve tidak mengira bahwa naskah itu berasal dari masa pra-Islam. Penyelidikan kedua dilakukan oleh Uli Kozok di tahun 2002. 

Dari sinilah sekelumit misteri tentang KNK mulai terungkap. Naskah KNK ditulis menggunakan dua aksara dan dua bahasa. Dua aksara tersebut adalah aksara pasca-pallawa (32 halaman) dan varian aksara surat ulu (2 halaman). 

KNK secara umum ditulis menggunakan bahasa Melayu dan terdapat pula  bahasa Sanskerta. Hal ini merupakan dua hal yang menarik di mana dua aksara dan dua bahasa terdapat pada sebuah naskah kitab.

Secara eksplisit, naskah berisi mengenai undang-undang berupa larangan dan sanksi terhadap pelanggaran larangan tersebut bagi penduduk Kerinci (Bumi Kurinci) misalnya pencurian, Judi, perusuhan, mengubah sukatan, pembunuhan, pemerkosaan, masalah hutang-piutang dan peminjaman. 

Di antara kandungan teks naskah masih sangat relevan diimplementasikan dalam kehidupan sekarang, seperti larangan untuk melawan pemimpin suku (Dipati), larangan untuk memotong pembicaraan orang lain saat sidang/rapat/musyawarah dan larangan tidak hadir dalam musyawarah. 

Sementara itu secara implisit, KNK mengandung informasi tentang kehidupan masyarakat Kerinci di masa lalu seperti struktur pemerintahan lokal, pembagian berbagai tingkat permukiman, hingga penggunaan emas sebagai alat tukar dan pembayaran denda.

3. Nilai Penting Sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun