Saya melanjutkan perjalanan sekitar 15 km ke arah Tenggara Kota Sungai Penuh menuju Desa Sanggaran Agung. Di sini terdapat wisata hutan pinus yang dikelola oleh masyarakat setempat.Â
Pohon pinus dalam bahasa lokal disebut sebagai kayu sigi. Konon di masa lalu, leluhur masyarakat Kerinci menjadikan resin/getah pinus sebagai bahan bakar untuk lampu sebelum masuknya listrik.Â
Untuk menikmati hutan pinus, para pengunjung hanya dikenakan biaya parkir sekitar Rp. 5000 Â (lima ribu rupiah). Cukup murah bukan? Selain itu, saya juga mengunjungi Danau Kerinci yang hanya berjarak sekitar 10 menit via motor dari hutan pinus. Di danau Kerinci, saya melihat keramba-keramba ikan serta nelayan tradisional yang sedang mencari ikan.
Lembah Kerinci merupakan lokasi wisata tidak kalah menarik dari tempat wisata Indonesia lainnya  di berbagai pelosok negeri. Namun sayangnya potensi-potensi itu belum sepenuhnya terekspos oleh masyarakat. Di sini culture dan nature benar-benar menyatu dalam satu lanskap. Pemandangan asri, hamparan perkebunan teh menghijau ditambah dengan destinasi budaya yang unik.
Yakin deh, kita tidak akan menyesal jika berwisata ke Kerinci. Masyarakat di sini punya kepercayaan bahwa orang luar yang pertama kali menginjak kakinya di Bumi Kerinci, pasti suatu saat akan ke sini lagi. Kata mereka dalam pantun:
Mano ala jalan di ku Tanah Kinci
Jalan masuk adonyo tigo
Sikali tipijak Tanah Kurinci
Silamo Idut idakka lupo