Menghadapi benda-benda mati tentu saja tidak sama dengan menghadapi benda hidup. Bagaimanapun kita memperlakukan benda mati, mereka tidak akan merespon balik. Dalam praktiknya, para arkeolog memiliki prosedur sendiri dalam memperlakukan benda-benda kuno tersebut.Â
Namun dibalik perbedaan yang cukup jauh di antara kedua profesi tersebut. Ada pula sedikit persamaannya. Dua kata kunci untuk memahami persamaan tersebut adalah "menemukan (discovering)" dan "kepedulian (careless)".Â
Dokter selalu berusaha "menemukan" penyakit pasiennya, sehingga dapat didiagnosa dan dilakukan pengobatan yang tepat. Sementara itu, arkeolog selalu berusaha untuk menemukan benda-benda kuno melalui serangkaian ekskavasi (penggalian) guna untuk mengungkap peradaban kuno.Â
Tentu saja dua profesi ini sama-sama memiliki sifat "kepedulian" meskipun pada dua objek yang berbeda. Dokter sangat peduli akan kesehatan pasiennya dan mengusahakan mereka sembuh seperti sedia kala.
Sementara itu, arkeolog sangat peduli pada peninggalan-peninggalan kuno, sedapat mungkin mereka melakukan konservasi dan preservasi, agar benda-benda kuno tersebut terawat dan dapat disaksikan oleh generasi mendatang.Â
Manakah dua profesi ini yang paling baik? Bagi saya, tak ada satupun profesi yang tidak baik, semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semua profesi ikut andil dalam memajukan bangsa. Tinggal kita memilih yang sesuai dengan passion kita.Â
Selamat Hari Dokter Nasional!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H