Mohon tunggu...
Hafidz Ramadhan
Hafidz Ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - hafidz ernanda ramadhan

welcome to my profil

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Isu Agama dalam Persaingan Pemilu 2019

24 Juni 2019   10:42 Diperbarui: 25 Juni 2019   10:20 1471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hal ini tidak terpungkiri bahwa suara mayoritas berasal dari suara umat beragama, bahkan suara presiden dan wakil presiden juga ikut terpengaruh. Bahkan mampu memenangkan suara di berbagai daerah-daerah.

Ini juga didukung dengan hasil wawancara saya dengan beberapa masyarakat Indonesia di Perumnas Pucang Gading, diantaranya dengan seorang karyawan swasta bernama Endang Prasetyaningsih (53 tahun) ia berpendapat bahwa "pemilu kemarin tidak terlepas dari isu agama, dimana banyaknya partai politik yang mengatas namakan agama tertentu, namun ia secara pribadi sebagai pemilih tidak setuju dengan adanya hal tersebut sebab menurutnya seharusnya agama tidak di campur adukan ke dalam politik bahkan menjadi sarana untuk memperoleh suara dalam pemilu". 

Kemudian saya juga mewawancarai seorang siswi SMA bernama Iva Salma Ramadhanti (17 tahun), ia berpendapat bahwa "dalam pesta demokrasi seharusnya tidak mencampur adukan urusan agama dalam pemilu ini karena setiap orang memiliki hak sendiri dalam memilih keyakinannya serta calon wakil rakyat dan presiden yang dipilih. Ia juga berpandangan sebagai seorang pemilih pemula seperti saya seharusnya isu agama jangan dimasukkan dalam unsur politik karena sudah ada ranahnya sendiri, apa lagi munculnya hoax-hoax yang berkaitan dengan agama justru menjadi kebimbangan bagi para pemilih pemula dalam memilih calon wakil rakyat dan presiden".

Jadi dapat saya simpulkan bahwa dalam suatu negara agama dapat menentukan terbentuknya suatu pilihan kedepan dalam pemerintahan suatu negara (Indonesia). Dimana pilihan tersebut mempengaruhi titik-titik atau bagian yang lain dalam suatu negara dalam mengambil kebijakan. 

Menurut pandangan saya agama menjadi salah satu faktor perubahan sosial berdasarkan pemikiran Talcot Parson tentang struktural fungsional dimana parson menyamakan seperti organ tubuh yang saling terkait satu sama lain. 

Maka apabila perubahan yang terjadi pada suatu pemerintahan karena faktor agama dapat mempengaruhi perubahan pada bagian-bagian lain yang mendukung atau dibawahi oleh pemerintahan, termasuk dalam hal ini kebijakan dalam suatu negara ke depannya.

Selain masuk kedalam perubahan sosial kejadian tersebut juga dapat dikategorikan ke dalam keilmuan sosiologi agama, khususnya dalam konsep pendekatan kultural. Tepatnya masuk dalam pendekatan kultural menurut pandangan Piere Bourdies (Religious Capital), menurut Pierre sesungguhnya interaksi simbolis yang terjadi dalam suatu agama merupakan akibat dari kepentingan-kepentingan agama. 

Faktor peristiwa disini dikategorikan ke dalam pandangan Piere Bourdies karena kasus tersebut terdapat beberapa ekspresi-ekspresi religiusitas dalam skala yang luas dalam menjadi pusat institusional khusunya dalam penjaringan masa partai dan suara rakyat. 

Dalam peristiwa tersebut yang menjadi target masa dan suara adalah rakyat terutama masyarakat yang beragama muslim. Jadi menurut pandangan ini agama itu dianggap sebagai field (elite yang membentuk komunitas interpretif dan posisinya di pertahankan institusi-institusi dan mandat-mandat dalam mengatur serta mendistribusikan sumber daya masyarakat). Bisa juga dikatakan agama menjadi pusat dari institusional yang ada di masyarakat.

Namun pada intinya kita sebagai rakyat dan warga indonesia pada umumnya tak seharusnya kita terus berlarut-larut dalam masalah politik khususnya pemilu. Mulailah merubah pandangan serta sikap agar mampu menjadi yang lebih baik lagi ke depan. 

Dalam hal ini kehidupan bermasyarakat dan berbangsa , hindari pertentangan dan berusaha hidup rukun dan bertoleransi antar umat bergama agar mampu mewujudkan kehidupan yang damai serta lebih baik lagi kedepannya. Pemilu telah usai, memang pilihan berbeda tetapi kita tetap satu nusa satu bangsa bhineka tunggal ika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun