Mohon tunggu...
A Peace
A Peace Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi IT

Praktisi IT dan Pengamat Media Sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saat "Ulama Partai" Nasdem Terlihat Konyol Demi Menjatuhkan Ketua Partainya Sendiri

1 November 2022   21:51 Diperbarui: 3 Desember 2022   17:21 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelumnya perlu saya sampaikan bahwa saya bukan Kader NasDem maupun partai lainnya. Saya hanya suka iseng dan usil terhadap beberapa pemberitaan yang viral di media. 

Beberapa hari ini masyarakat Aceh disajikan oleh pemberitaan kontroversial dari Ketua NasDem Aceh, Teuku Taufiqulhadi dimana pernyataan beliau terkait usulan pengoperasian bank konvensional di Aceh mendapatkan respon dari berbagai pihak, khususnya para Ulama.

Sentuhan pertama datang dari Tgk Faisal Ali, Ketua MPU Aceh yang menyayangkan pernyataan tersebut yang disambut oleh berbagai tokoh agama dibeberapa daerah, baik melalui video maupun artikel yang dibagikan melalui media sosial. Dalam waktu 24 jam, pro dan kontra terhadap pernyataan ketua NasDem ini semakin deras. Bahkan sampai hari ini masih hangat layaknya kue putu yang selalu ada diatas kompornya.

Disini saya tidak akan membahas masalah bank konvensional vs bank syariah melainkan tentang pernyataan salah seorang anggota Wakil Dewan Pertimbangan Nasdem disalah satu media online hari ini, Abon Thalib yang juga disematkan predikat sebagai salah satu Ulama Aceh.

Dari beberapa pernyataan Abon Thalib yang saya baca, sepertinya tidak adil dan seperti ingin menjatuhkan Ketua sah yang telah terpilih. Permintaan maaf Taufiqulhadi yang mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan termasuk dari Tgk Faisal Ali dan Syech Fadhil sepertinya tidak menjadi bahan pertimbangan bagi Abon Thalib. 

Selain itu, permintaan Abon Thalib kepada Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, juga sepertinya menggambarkan bahwa beliau tidak memiliki kemampuan menganalisa pernyataan Taufiqulhadi terkait Bank konvensional dimana, inti dari usulan tersebut adalah perbaikan sistem perbankan syariah dengan menghadirkan kembali pesaingnya.

Kemudian, dari beberapa rilis di berbagai media yang diterbitkan beberapa hari ini, sudah sangat jelas, bahwa Taufiqulhadi mencoba memperbaiki situasi dengan menjalin komunikasi dengan para ulama dan pihak terkait dalam hal memperbaiki sistem Lembaga Keuangan Syariah menjadi lebih baik dan sempurna. Usaha ini pun sepertinya tidak menjadi pertimbangan bagi Abon Thalib yang merupakan anggota Dewan Pertimbangan. 

Disamping itu Abon Thalib mengatakan bahwa eksistensi Partai NasDem sebetulnya sedang bagus-bagusnya di Aceh, Terutama Sejak mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Calon Presiden. Selanjutnya, Abon Thalib juga mengatakan bahwa "Jejak digital" akan terus ada dan bisa jadi senjata bagi lawan-lawan kampanye NasDem. Ini yang saya nyatakan sebagai pernyataan konyol.

Saya sebenarnya ingin menanyakan langsung kepada Abon Thalib, akan tetapi saya bukan politisi ataupun orang yang punya pengaruh untuk bisa bertemu dengan orang-orang sekelas Abon Thalib sehingga pertanyaan ini akan saya sampaikan disini. 

Pertanyaan pertama, NasDem sedang bagus-bagusnya saat ini di Aceh, bukankah perubahan NasDem ini setelah dipimpin oleh Taufiqulhadi dan mendapatkan dukungan dari tingkat pusat? karena sepengetahuan saya, sebelum Taufiqulhadi hadir, NasDem masih seperti yang dulu.

Pertanyaan kedua, NasDem sedang bagus-bagusnya terutama sejak mendeklarasikan Anies Baswedan, Apa Abon belum baca "Jejak Digital" terkait siapa orang pertama yang mengusulkan Anies Baswedan?

Pertanyaan Ketiga, terkait "Jejak Digital", kenapa jejak digital negatif "hari ini" dibahas sebagai senjata lawan? Jika anda merupakan bagian dari NasDem, seharusnya Jejak Digital positif "kemarin-kemarin" juga dibahas.

Pertanyaan Keempat, Apakah Abon Thalib tau kontribusi yang diberikan oleh seorang Taufiqulhadi dalam dunia Digital?

Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, tapi yang saya tau, seorang ulama seharusnya adil dalam menilai dengan penilaian yang tidak terkontaminasi oleh kepentingan apapun. Saya rasa, itulah mengapa NasDem menempatkan Ulama dalam Dewan Pertimbangan karena NasDem yakin, pertimbangan dari seorang ulama akan adil dan mendamaikan. Bukan malah semakin memanaskan situasi.

Jika semua itu tidak bisa jadi pertimbangan, jadi apa yang dipertimbangkan? Artinya pernyataan Abon Thalib tersebut bukan sebuah pertimbangan melainkan sebuah Judge untuk Taufiqulhadi dari satu kekhilafan yang memusnahkan puluhan kebaikan dan kontribusi beliau.

Menurut saya, Posisi Abon Thalib yang tidak adil inilah yang harus jadi pertimbangan Surya Paloh agar eksistensi NasDem yang sedang bagus-bagusnya dibawah kepemimpinan Taufiqulhadi akan terus berlanjut dan bahkan meningkat.

Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas tulisan ini, Hanya pandangan dari seorang awam yang baru belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun