Perbedaan Muhammadiyah dan NU dalam Keterlibatan Politik
Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah adalah dua organisasi Islam terbesar di Indonesia. Keduanya memiliki sejarah dan latar belakang yang berbeda, sehingga memiliki pandangan dan sikap yang berbeda pula dalam hal keterlibatan politik.
Sejarah Keterlibatan Politik NU
NU didirikan pada tahun 1926 oleh KH. Hasyim Asy'ari dan para ulama lainnya. Pada awal berdirinya, NU tidak terlibat dalam politik praktis. Namun, pada tahun 1952, NU membentuk Partai Nahdlatul Ulama (NU) untuk mengikuti pemilihan umum. NU kemudian menjadi salah satu partai politik terbesar di Indonesia dan berperan penting dalam pemerintahan selama beberapa dekade.
Pada tahun 1984, NU memutuskan untuk keluar dari politik praktis dan kembali berfokus pada bidang keagamaan dan sosial. Namun, NU masih memiliki pengaruh yang besar dalam politik Indonesia. Banyak tokoh NU yang aktif dalam politik, baik di partai politik maupun di pemerintahan.
Sejarah Keterlibatan Politik Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah sejak awal berdirinya memiliki komitmen untuk memajukan pendidikan dan kesejahteraan umat Islam. Muhammadiyah juga aktif dalam bidang sosial dan kemanusiaan.
Muhammadiyah tidak pernah terlibat secara langsung dalam politik praktis. Namun, Muhammadiyah memiliki pengaruh yang besar dalam politik Indonesia. Banyak tokoh Muhammadiyah yang aktif dalam politik, baik di partai politik maupun di pemerintahan.
Perbedaan Keterlibatan Politik NU dan Muhammadiyah
Meskipun NU dan Muhammadiyah sama-sama memiliki pengaruh yang besar dalam politik Indonesia, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal keterlibatan politik.
- NU pernah terlibat dalam politik praktis, sedangkan Muhammadiyah tidak pernah.
- NU pernah membentuk partai politik sendiri, sedangkan Muhammadiyah tidak pernah.
- NU memiliki orientasi politik yang lebih pragmatis, sedangkan Muhammadiyah memiliki orientasi politik yang lebih idealis.
- NU lebih fokus pada upaya untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam di dalam sistem politik yang ada, sedangkan Muhammadiyah lebih fokus pada upaya untuk mewujudkan masyarakat Islam yang ideal.
Perbedaan Orientasi Politik
Perbedaan orientasi politik NU dan Muhammadiyah tercermin dalam pandangan mereka tentang hubungan antara agama dan negara. NU memiliki pandangan yang lebih pragmatis tentang hubungan ini. NU percaya bahwa agama dan negara dapat hidup berdampingan secara harmonis di dalam sistem politik yang ada. Muhammadiyah, di sisi lain, memiliki pandangan yang lebih idealis tentang hubungan ini. Muhammadiyah percaya bahwa agama harus menjadi dasar dari sistem politik.
Perbedaan Keterlibatan Politik
Perbedaan orientasi politik NU dan Muhammadiyah juga tercermin dalam keterlibatan politik mereka. NU pernah terlibat secara langsung dalam politik praktis, yaitu dengan membentuk partai politik sendiri. Namun, NU memutuskan untuk keluar dari politik praktis pada tahun 1984. Muhammadiyah, di sisi lain, tidak pernah terlibat secara langsung dalam politik praktis. Muhammadiyah lebih fokus pada upaya untuk memajukan pendidikan dan kesejahteraan umat Islam.
Kontribusi NU dan Muhammadiyah dalam Politik Indonesia
Meskipun NU dan Muhammadiyah memiliki perbedaan dalam hal keterlibatan politik, keduanya memiliki peran yang penting dalam kehidupan politik Indonesia. NU dan Muhammadiyah telah berkontribusi besar dalam demokratisasi dan pembangunan bangsa Indonesia.
Berikut adalah beberapa contoh kontribusi NU dan Muhammadiyah dalam kehidupan politik Indonesia:
- NU dan Muhammadiyah telah berperan aktif dalam mengadvokasi hak-hak umat Islam.Â
- Kedua organisasi ini telah memperjuangkan berbagai kebijakan yang menguntungkan umat Islam, seperti kebijakan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
- NU dan Muhammadiyah telah berperan aktif dalam mempromosikan toleransi dan kerukunan umat beragama.
- Kedua organisasi ini telah menyerukan kepada umat Islam untuk hidup berdampingan secara damai dan harmonis dengan pemeluk agama lain.
- NU dan Muhammadiyah telah berperan aktif dalam mengikis korupsi dan nepotisme.
- Kedua organisasi ini telah menyerukan kepada umat Islam untuk jujur dan adil dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam kehidupan politik.
NU dan Muhammadiyah juga berperan penting dalam memobilisasi dan memediasi massa. Kedua organisasi ini memiliki jutaan anggota dan simpatisan yang tersebar di seluruh Indonesia. NU dan Muhammadiyah dapat menggunakan pengaruhnya untuk menggerakkan massa untuk mendukung kebijakan-kebijakan yang baik bagi bangsa Indonesia.
NU dan Muhammadiyah juga dapat berperan sebagai mediator antara pemerintah dan masyarakat. Kedua organisasi ini dapat membantu pemerintah untuk menyosialisasikan program-programnya kepada masyarakat dan dapat membantu masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah.
Kesimpulan
NU dan Muhammadiyah adalah dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki sejarah dan latar belakang yang berbeda. Perbedaan tersebut tercermin dalam sikap dan pandangan mereka dalam hal keterlibatan politik. Meskipun NU dan Muhammadiyah memiliki perbedaan, keduanya memiliki peran yang penting dalam kehidupan politik Indonesia. NU dan Muhammadiyah telah berkontribusi besar dalam demokratisasi dan pembangunan bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H