Man United bahkan gagal keluar dari kesan permulaan laga yang lambat di Liga Inggris. Hingga pekan kesepuluh liga edisi 2024-25, mereka cuma sekali mencetak gol di babak pertama. Hal ini tercipta ketika menghadapi Southampton, 14 September lalu.
Semua ini secara terpisah tidak bisa dibebankan kepada staf pelatih, pemain-pemain Man United harus berusaha lebih keras untuk mengakhiri minimnya efektivitas. "Setan Merah" cuma bisa mencetak sembilan gol dari 15,5 xG.
Selain itu, koleksi 12 poin dari 10 pertandingan pada permulaan musim adalah kiprah terburuk Man United pada Liga Inggris sejak musim 1986-1987. Kala itu, Man United ditangani oleh Ron Atkinson yang hanya bisa memberikan delapan poin pada 10 pertandingan awal.
Karena hal ini, cukup bisa dipahami kekecewaan dari Chelsea yang gagal meraup poin penuh di Old Trafford. Mereka telah gagal mencuri poin sempurna dari 2017, dan bahkan ketika bertemu tim terburuk Man United mereka masih belum bisa memecahkan pencapaian ini.Â
Meski, tak bisa dimungkiri Chelsea berhasil menampilkan permainan lebih jelas dengan berporos pada pivot Moises Caicedo dan Romeo Lavia. Satu catatan dari mereka cuma dari kerja sama di sepertiga akhir, mereka tidak memiliki sinergi cukup untuk bisa membongkar pertahanan yang biasa saja di Manchester United.
Setelah semua, hasil imbang bisa dikatakan paling adil untuk kedua tim, mereka berdua sama-sama buruk dalam bersikap di sepertiga di akhir. Hasil ini membuat Man United masih terjebak di peringkat belasan, dan Chelsea masih merasa aman di posisi empat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H