Memburu rekor tujuh kemenangan beruntun atas rival sekota, juara bertahan Serie A Inter Milan menemukan AC Milan tidak sedang dalam situasi sehat di San Siro pada Senin (23/09/2024) pukul 1:45 WIB.
Musim pertama derby milan di mana muncul isu terkait perubahan pelatih dari kubu "Rossoneri", setelah kekalahan memalukan dalam pertandingan pembuka Liga Champions. Sementara, Inter sendiri tak bisa dimungkiri telah membuat permulaan solid untuk mempertahankan gelar dan menahan imbang Man City di Liga Champions.
Benar, pertempuran dua raksasa ini tak bisa dimungkiri telah menjadi ladang poin untuk "Nerazzurri", mereka hampir lupa cara kalah di kandang mereka. Sebagaimana kita tahu tim telah memenangkan enam kemenangan beruntun dalam semua kompetisi berbeda, dengan agregat total 14-2.
Simone Inzaghi berpeluang besar mengejar catatan Legendaris Carlo Ancelotti setelah memenangkan Derby Meladonina ini, dengan delapan kemenangan di semua kompetisi, cuma butuh tiga kemenangan lagi.Â
Sementara, dalam pertempuran liga, Inter berada di posisi tiga, selisih tiga poin di belakang pemimpin klasemen Torino. Meski, tak terbantahkan juara bertahan Scudetto masih belum terkalahkan musim ini, telah menampilkan kekuatan "mengejutkan" harus dikatakan.Â
Inter telah berhasil menampilkan permainan luar biasa dalam lini serang di Liga, lantas berhasil terlihat memukau dalam bertahan di Eropa.Â
Melihat pemain tersedia, Inter tak bisa dimungkiri cukup "aman" memainkan kesebelasan utama sama seperti biasa, mereka tetap akan memainkan Yann Sommer sebagai kiper tak tergantikan dalam tim utama.
Depan kiper berkebangsaan Swiss ini kemungkinan besar tetap akan diisi oleh Ben Pavard, Francesco Acerbi, dan Alessandro Bastoni. Benar, tidak alasan untuk mengubah barisan pertahanan di tengah performa menaik musim ini.Â
Sementara, di tiap sisi samping akan diisi oleh dua pemain sama kuat, Federico Dimarco dan Denzel Dumfries, mereka berdua ini sama-sama kuat membantu lini serang dan bertahan, dengan kualitas seimbang. Bisa dibilang dua wing-back impian tiap pelatih kepala dengan formasi tiga bek.Â
Lini tengah tak bisa dibantah akan dirampungkan oleh tiga petarung mereka, Hakan Chagnolou, Henrikh Mkhitaryan, dan Nico Barella. Benar, tiga pemain konsisten mengantarkan Scudetto ini tak bisa dimungkiri akan tetap menjadi andalan dalam sistem permainan Simone Inzaghi.
Lini depan, Inter Milan tak terbantahkan telah "diamankan" oleh dua sosok utama dalam keberlanjutan tim. Marcus Thuram, striker utama dan salah satu pemimpin top skor Liga Italia dengan empat gol. Sementara, Lautaro Martinez tak bisa dimungkiri telah menjadi kapten utama tim dalam dua musim belakangan.Â
Sementara, di lain sisi AC Milan masih terlihat meragukan, jauh dari bentuk terbaik sebagai suatu tim top Eropa, sebutan sebagai "salah satu tim terbaik" dalam sejarah juga terdengar seperti dongeng belaka. Terlebih, melihat hasil pertandingan, mereka cuma menang sekali dari empat pertandingan pembuka.Â
Jalan ditempuh Fonsesca dalam menegaskan pertahanan, lantas memburu ancaman melalui serangan balik, tak bisa dimungkiri tidak berjalan sesuai "idealisme" diinginkan. Permainan antar lini tim masih terlalu lambat untuk memainkan bola dengan transisi cepat.Â
Lebih jauh lagi, tim ini tidak didukung oleh gelandang tengah berkualitas dunia, hal ini membuat tim sering gagal keluar dari tekanan ketat diterapkan oleh tim oposisi. Tanpa pemain macam ini, pemain depan ternama mereka akan sia-sia.Â
Selain itu, salah satu hal mendasar dari tim ini adalah krisis kepemimpinan, tidak ditemukan sosok "leader" di ruang ganti. Tiga musim belakangan, tim ini terlalu sering kehilangan pemain berpengaruh, mulai dari Franck Kessie, Sandro Tonali, Olivier Giroud, hingga Pierre Kalulu.
Davide Calabria, yang mengenakan ban kapten, tidak memiliki pengaruh besar bagi tim, karena terlalu sering absen. Pemain lulusan Akademi Milan itu belum menghadirkan pengaruh besar yang bisa merangkul pemain-pemain berkarakter kuat, seperti Theo Hernandez dan Leao.
Milan sejatinya diperkuat dua kapten tim nasional, yaitu Pulisic di Amerika Serikat dan Morata untuk Spanyol. Namun, Pulisic terlihat kesulitan dalam merangkul rekan setim, cukup lumrah karena bukan pemain senior, sedangkan Morata masih pemain baru, bicara bahasa Italia juga pasti susah.Â
Setelah semua, dengan situasi dalam tim musim ini, menghadapi Inter Milan dalam waktu dekat bukan waktu paling tepat. Namun, sebagai salah satu tim terbaik dalam sejarah, mereka harus bisa bertarung, untuk menampilkan kebenaran kalau hal ini bukan satu dongeng belaka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H