Lini depan, Inter Milan tak terbantahkan telah "diamankan" oleh dua sosok utama dalam keberlanjutan tim. Marcus Thuram, striker utama dan salah satu pemimpin top skor Liga Italia dengan empat gol. Sementara, Lautaro Martinez tak bisa dimungkiri telah menjadi kapten utama tim dalam dua musim belakangan.Â
Sementara, di lain sisi AC Milan masih terlihat meragukan, jauh dari bentuk terbaik sebagai suatu tim top Eropa, sebutan sebagai "salah satu tim terbaik" dalam sejarah juga terdengar seperti dongeng belaka. Terlebih, melihat hasil pertandingan, mereka cuma menang sekali dari empat pertandingan pembuka.Â
Jalan ditempuh Fonsesca dalam menegaskan pertahanan, lantas memburu ancaman melalui serangan balik, tak bisa dimungkiri tidak berjalan sesuai "idealisme" diinginkan. Permainan antar lini tim masih terlalu lambat untuk memainkan bola dengan transisi cepat.Â
Lebih jauh lagi, tim ini tidak didukung oleh gelandang tengah berkualitas dunia, hal ini membuat tim sering gagal keluar dari tekanan ketat diterapkan oleh tim oposisi. Tanpa pemain macam ini, pemain depan ternama mereka akan sia-sia.Â
Selain itu, salah satu hal mendasar dari tim ini adalah krisis kepemimpinan, tidak ditemukan sosok "leader" di ruang ganti. Tiga musim belakangan, tim ini terlalu sering kehilangan pemain berpengaruh, mulai dari Franck Kessie, Sandro Tonali, Olivier Giroud, hingga Pierre Kalulu.
Davide Calabria, yang mengenakan ban kapten, tidak memiliki pengaruh besar bagi tim, karena terlalu sering absen. Pemain lulusan Akademi Milan itu belum menghadirkan pengaruh besar yang bisa merangkul pemain-pemain berkarakter kuat, seperti Theo Hernandez dan Leao.
Milan sejatinya diperkuat dua kapten tim nasional, yaitu Pulisic di Amerika Serikat dan Morata untuk Spanyol. Namun, Pulisic terlihat kesulitan dalam merangkul rekan setim, cukup lumrah karena bukan pemain senior, sedangkan Morata masih pemain baru, bicara bahasa Italia juga pasti susah.Â
Setelah semua, dengan situasi dalam tim musim ini, menghadapi Inter Milan dalam waktu dekat bukan waktu paling tepat. Namun, sebagai salah satu tim terbaik dalam sejarah, mereka harus bisa bertarung, untuk menampilkan kebenaran kalau hal ini bukan satu dongeng belaka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H