Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Senja Kala Manchester Merah

1 Agustus 2024   08:40 Diperbarui: 1 Agustus 2024   08:42 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manchester United tak bisa dibantah telah ditunggu untuk bisa kembali bersaing di level tertinggi, tetapi dalam satu dekade belakangan, mereka juga tak bisa dibantah menampilkan performa mengecewakan. Klub dengan julukan "the Reds Devils" ini bahkan tidak bisa mempertahankan pelatih kepala lebih dari lima musim, sebagian besar dari mereka diputus kontrak sebelum musim ketiga.

Lebih jauh lagi, era Erik ten Hag ini tak bisa dipungkiri merupakan "senja kala" untuk Manchester Merah, entah klub akan melompat kembali di level tertinggi atau terjerembab dalam lubang medioker liga Inggris.

Benar, dengan ritme semacam ini, semua pertaruhan dalam bursa transfer beberapa musim belakangan, Manchester United bisa dibilang memberikan semua sumber daya klub untuk Erik ten Hag, termasuk hak spesial mengangkut "rombongan" dalam kursi manajerial. 

Karena hal ini, kalau rencana Erik ten Hag gagal, semua gerbong kemungkinan besar akan dibuang, termasuk sejumlah penandatanganan "flop" dalam bursa transfer lalu-lalu. Meski, hal ini jelas akan rumit untuk dikerjakan sama seperti sekarang.

Benar, pemain-pemain telah meneken kontrak dengan Manchester United tak bisa dibantah akan enggan berpindah klub, meski klub menginginkan pemain tersebut keluar. Terlebih, mereka tak akan mendapatkan gaji lebih besar bersama klub baru. 

Rencana musim ini

AFP/PAUL ELLIS 
AFP/PAUL ELLIS 

Kita semua tahu garis besar Manchester United musim ini adalah mengeliminasi sejumlah pemain dengan "gaji besar", lantas memasukkan beberapa potensial untuk mengangkat level tim dalam bersaing di level tertinggi.

Mereka memulai eliminasi dengan cukup baik, berhasil menghentikan kontrak Anthony Martial yang sudah jarang bermain dalam tiga musim belakangan, lantas mengantarkan Raphael Varane menuju Como 1907. 

Meski, mengeluarkan Raphael Varane tak terbantahkan bukan tindakan paling baik, tetapi mantan bek tengah el Real ini tak bisa dipungkiri salah satu pemain dalam keranjang "berpenghasilan besar".

Dengan keberhasilan mengantarkan dua pemain keluar dalam keranjang finansial klub, tak terbantahkan masih belum cukup, beberapa pemain masih harus dieliminasi untuk memungkinkan "suasana baru" dalam klub. Erik ten Hag tak bisa dipungkiri jauh lebih mengerti terkait hal ini.

Sementara, di lain sisi untuk urusan penandatangan pemain, Manchester United juga masih belum bisa dikatakan memuaskan, manajemen klub baru mengamankan Joshua Zirkzee dan Leny Yoro, mereka berdua masih terlalu muda untuk mengemban logo besar klub. Bukan berarti dua pemain ini tak bisa, tetapi sangat tidak adil untuk mengandalkan mereka.

Terlebih, salah satu dari dua pemain ini, Leny Yoro baru mendapatkan cedera cukup parah pada laga pramusim kontra Arsenal kemarin. Talenta muda dari Perancis ini diperkirakan akan menepi hingga dua bulan.

Dengan semua variabel ini, Manchester United tak bisa dipungkiri mengalami urgensi dalam mendatangkan beberapa pemain. Meski, hal ini terhambat karena pengeliminasian masih terlalu rumit diselesaikan, pemain-pemain ini enggan meninggalkan "gaji besar" bersama Manchester United.

Bagaimanapun, manajemen klub telah berencana mendatangkan dua pemain baru setelah pengeliminasian pemain-pemain tersebut berhasil, mereka adalah Matthias de Ligt dan Noussair Mazroui. Benar, kedua pemain ini dari Bayern Munchen dan sama-sama pernah dilatih Erik ten Hag di Ajax.

Lebih jauh lagi, klub sungguhan memberikan semua untuk Erik ten Hag, meski tak bisa dipungkiri telah direkrut sebagai direktur sepak bola klub, tetapi penandatanganan pemain tetap berdasarkan selera Erik ten Hag. 

Secara keseluruhan, memberikan semua untuk Erik ten Hag memang bukan pilihan terburuk, terlebih manajemen tidak memiliki pilihan lain di bursa. Dengan kekosongan jumlah manajer hebat tersedia, penggemar terlihat harus bersabar menikmati senja kala Manchester Merah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun