Manchester United tak bisa dibantah telah ditunggu untuk bisa kembali bersaing di level tertinggi, tetapi dalam satu dekade belakangan, mereka juga tak bisa dibantah menampilkan performa mengecewakan. Klub dengan julukan "the Reds Devils" ini bahkan tidak bisa mempertahankan pelatih kepala lebih dari lima musim, sebagian besar dari mereka diputus kontrak sebelum musim ketiga.
Lebih jauh lagi, era Erik ten Hag ini tak bisa dipungkiri merupakan "senja kala" untuk Manchester Merah, entah klub akan melompat kembali di level tertinggi atau terjerembab dalam lubang medioker liga Inggris.
Benar, dengan ritme semacam ini, semua pertaruhan dalam bursa transfer beberapa musim belakangan, Manchester United bisa dibilang memberikan semua sumber daya klub untuk Erik ten Hag, termasuk hak spesial mengangkut "rombongan" dalam kursi manajerial.Â
Karena hal ini, kalau rencana Erik ten Hag gagal, semua gerbong kemungkinan besar akan dibuang, termasuk sejumlah penandatanganan "flop" dalam bursa transfer lalu-lalu. Meski, hal ini jelas akan rumit untuk dikerjakan sama seperti sekarang.
Benar, pemain-pemain telah meneken kontrak dengan Manchester United tak bisa dibantah akan enggan berpindah klub, meski klub menginginkan pemain tersebut keluar. Terlebih, mereka tak akan mendapatkan gaji lebih besar bersama klub baru.Â
Rencana musim ini
Kita semua tahu garis besar Manchester United musim ini adalah mengeliminasi sejumlah pemain dengan "gaji besar", lantas memasukkan beberapa potensial untuk mengangkat level tim dalam bersaing di level tertinggi.
Mereka memulai eliminasi dengan cukup baik, berhasil menghentikan kontrak Anthony Martial yang sudah jarang bermain dalam tiga musim belakangan, lantas mengantarkan Raphael Varane menuju Como 1907.Â
Meski, mengeluarkan Raphael Varane tak terbantahkan bukan tindakan paling baik, tetapi mantan bek tengah el Real ini tak bisa dipungkiri salah satu pemain dalam keranjang "berpenghasilan besar".
Dengan keberhasilan mengantarkan dua pemain keluar dalam keranjang finansial klub, tak terbantahkan masih belum cukup, beberapa pemain masih harus dieliminasi untuk memungkinkan "suasana baru" dalam klub. Erik ten Hag tak bisa dipungkiri jauh lebih mengerti terkait hal ini.