Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Merumuskan Kemakmuran dari Buku "The Psychology of Money" (2/2)

28 Juni 2024   04:10 Diperbarui: 28 Juni 2024   05:17 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Swan Black Mourning - Pixabay 

Bagaimana kalau seseorang mengatakan pendidikan tidak 'mendesak" dalam mencapai kesejahteraan? Bagaimana kalau orang ini benar? Pendidikan memang membantu, tetapi bukan kunci dalam mengalahkan kemelaratan. 

Tak bisa dibantah tidak satu orang bisa merumuskan permasalahan ini secara pasti.

Meskipun, sebuah buku jelas mengaminkan teori semacam ini, teori di mana pendidikan bukan kunci utama dalam meraih kesuksesan finansial. Dan, kita semua tahu buku ini sukses mendunia dengan judul "The Psychology of Money" karya Morgan Housel.

Buku ini bukan cuma mengutamakan pengetahuan, tetapi lebih memberikan perhatian terhadap pengendalian emosi dan pengambilan kebijakan dari perilaku finansial. 

Benar, berlandaskan buku ini dengan modal dua karakter tersebut, juga melalui cerita-cerita ini, kita berani menjamin bahkan orang dengan latar pendidikan biasa juga bisa mencapai kesejahteraan. 

Black swan events

Seperti namanya "black swan events", dalam kehidupan nyata angsa hitam ini cukup langka. Heinz Berggruen, seorang buronan incaran Nazi Jerman, berhasil menetap di Amerika, kemudian menjadi salah satu pedagang seni paling sukses sepanjang masa. Sejujurnya, ringkasan ini sudah sangat "black swan events", bukan?

Berggruen mengoleksi banyak karya seni, termasuk beberapa karya sangat langka dari Picasso, Klee, dan Matisse. Pada tahun 2000, Berggruen sukses besar dalam menjual sebagian koleksi lebih dari 100 juta euro, nilai ini sama dengan transfer Jude Bellingham menuju Real Madrid musim lalu. 

Menurut Horizon, sebuah lembaga penelitian, investor cenderung membeli karya seni untuk disimpan dalam jangka panjang. Mereka menunggu lukisan tersebut menjadi perbincangan, tepat pada momen ini lukisan bernilai tinggi, hal semacam ini tetap berlaku bahkan untuk bukan lukisan top.

Dengan kata lain, ini bukan tentang keahlian menebak, tetapi kesabaran dalam mengoleksi portofolio beragam dan menunggu jackpot muncul. Mungkin 99% karya dijual Berggruen bukan lukisan bernilai tinggi, juga bisa saja salah dalam sebagian besar waktu, tetapi hal semacam ini tidak penting kalau 1% lukisan lain sangat tepat dalam hal ini lukisan Picasso.

Benar, angka 100 juta euro tersebut hasil penjualan dari satu lukisan.

Kisah Berggruen ini mengajarkan kita pelajaran berharga terkait investasi, juga konsep "black swan events" dalam dunia perekonomian. Tentu, kita boleh gagal dalam berbagai kesempatan, tetapi satu keberhasilan nanti bisa saja menembus semua. 

Keberadaan dua elemen eksternal

Pada tahun 1968, secara kasar terdapat 300 juta anak menempuh pendidikan SMA di dunia. Dari 300 juta tersebut, 300 pelajar bersekolah di sekolah kecil di Seattle bernama Lakeside. Kebetulan, Lakeside pada saat itu merupakan satu-satunya SMA di dunia yang memiliki seorang guru dengan visi jauh ke depan, beliau menyewa komputer, Teletype Model 30.

Ini bukan sembarang komputer, ini merupakan komputer canggih pada masa tersebut, bahkan mahasiswa Pascasarjana sangat jarang ditemukan bisa mengakses komputer semacam ini. Namun, terdapat tiga genius dalam sekolah kecil ini bisa menjelajah komputer Teletype Model 30 itu secara mendalam, mereka adalah Bill Gates dan teman-teman.

Benar, dari 300 juta menjadi 300, peluang menjadi pelajar sekolah ini atau akses ke komputer kira-kira satu banding satu juta.

Berlandaskan pengetahuan di sekolah ini, Bill Gates bersama teman sekolahnya Paul Allen membangun Microsoft. Memang benar sejak muda Bill Gates sudah menampilkan kecerdasan, kerja keras, dan visi dalam bidang ini, tetapi bersekolah di Lakeside bisa dikatakan sudah memberikan keunggulan kompetitif dari hari pertama, bukan cuma tentang ilmu pengetahuan komputer, tetapi juga lingkungan pendukung di sana.

Meski begitu, masih ada satu hal belum disebutkan, genius ketiga dalam sekolah kecil ini. Kent Evans, sama cerdas dan visioner di sekolah seperti Bill dan Allen, berkemungkinan besar menjadi salah satu pendiri Microsoft, tetapi ini semua tak akan pernah tercapai. 

Kent Evans meninggal dunia sebelum lulus SMA, meninggal karena kecelakaan saat mendaki gunung. Dan, kita semua tahu kemungkinan kecelakaan saat pendakian kira-kira satu banding satu juta. 

Sama seperti keberuntungan langka mendorong Bill Gates dan Paul Allen dalam kesejahteraan, Kent Evans juga mengalami peristiwa sangat langka. Hal semacam ini disebut Housel sebagai ikatan dua saudara, antara keberuntungan dan risiko. Mereka berdua sama seperti angin dan ombak dalam menentukan arah perahu layar.

Pelayar bisa mengendalikan kemudi dan layar, tetapi di akhir arah dan kecepatan dipengaruhi oleh faktor eksternal. Penitian akan kesejahteraan tentu penuh dengan lika-liku, dan peran dimainkan oleh keberuntungan dan risiko ini harus dijaga hati-hati. 

Kunci kebahagiaan

Orang sering berpikir kekayaan sama dengan kebahagiaan, semakin kaya berkorelasi dengan semakin bahagia. Namun, Housel berkata lain, "kunci kebahagiaan adalah kemampuan melakukan apa yang kamu mau, kapan pun kamu mau, bersama siapa pun, selama ini semua berdasarkan kemauan kita."

Mengejar harta materiil justru di atas kertas akan membuat sebagian besar orang bekerja lebih keras, kehilangan kontrol atas waktu mereka, meskipun akan menjadi sedikit lebih kaya ketimbang sebelumnya. Benar, pertukaran antara uang dan waktu, siklus semacam ini tak bisa dipungkiri bukan kegiatan sehat.

Hal terpenting di antara semua tetap kontrol atas hidup, hal ini semacam ini bisa dibilang lebih penting ketimbang gaji, hunian, atau prestise karier. Tanpa kontrol atas hidup, kalian seperti mengisi air dalam ember bocor, tidak peduli seberapa besar air dimasukkan akan selalu menemukan jalan keluar. Benar, sebagai manusia kita bukan cuma butuh bekerja, tetapi juga menikmati hasil kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun