Tak bisa dibantah Warren Buffet merupakan salah satu investor terbesar sepanjang masa. Buffet memperoleh $81,5 miliar dari kekayaan bersih Warren Buffett sebesar $84,5 miliar setelah ia mencapai usia pertengahan enam puluhan. Benar, angka-angka tertuliskan di sini memang terlampau mengagumkan. Karena hal ini sebagian besar orang mulai salah kaprah terkait investasi.
Housel berargumen "sedikit orang mengerti kebenaran sederhana bahwa kekayaan Buffet bukan cuma karena menjadi investor yang baik, tetapi juga menjadi investor baik dari kecil". Akibat dari mengambil garis start sejak sangat dini (10 tahun), Buffet berhasil memperoleh kekuatan compounding secara maksimal.Â
Sebagai contoh kalian membeli reksa dana saham $1.000 dengan tingkat bunga 8%. Bekerja dalam keadaan normal investasi ini akan memberikan $80 setelah satu tahun. Ketika uang ini tidak diambil, kalian sama dengan menginvestasikan total $1080 dengan bunga 8% di tahun berikutnya, dari sini dalam keadaan normal akan menghasilkan $86,4.Â
Benar, angka pengembalian akan terus naik beriringan dengan besar nilai investasi.Â
Sekarang, gambarkan Buffet sebagai sebagian besar pria muda, di mana menggunakan sebagian besar penghasilan untuk berpergian dan beberapa mobil ciamik. Seumpama dia memulai dengan modal $25.000 pada usia 30 tahun dan pensiun pada usia 60 tahun, dan terus menghasilkan pengembalian rata-rata luar biasa sebesar 22% per tahun.
Kekayaan bersih Buffet hari ini akan menjadi sekitar $11,9 juta (99,9% lebih miskin ketimbang kekayaan bersihnya saat ini yaitu $84,5 miliar).Â
Berlandaskan ini semua Buffet kemungkinan besar masih bukan orang paling mengerti terkait investasi, tetapi rahasia kesuksesan beliau berlandaskan kesabaran dan kekuatan compounding tak bisa dipungkiri merupakan salah satu hal paling sulit untuk diikuti.Â
Pesimisme dan uang
Optimisme merupakan jalan hidup atau suatu perilaku berpikiran positif terhadap sesuatu akan datang, bahkan ketika ada beberapa kemunduran di sepanjang jalan. Meskipun, tak terbantahkan dalam hal keuangan sebagian besar memegang teguh prinsip pesimisme.
Menengok ke belakang, sepuluh atau bahkan seratus tahun lalu, keadaan manusia secara umum membaik dari tahun ke tahun, lantas kenapa uang justru cenderung menerima pesimisme ketimbang optimisme.Â
Kita semua sepakat uang merupakan objek penting bagi setiap orang, karena hal ini ketika mendengar satu hal buruk terkait perekonomian kita lebih memperhatikan. Sebagai contoh, penurunan nilai tukar rupiah menuju 17.000/dolar, hal semacam ini tak bisa dipungkiri sangat menarik sekaligus memusingkan, bukan cuma untuk kita, tetapi juga pemerintah.Â
Meski demikian, pembangunan ekonomi secara bertahap sebesar 140% selama enam tahun bisa jadi tidak terlalu diperhatikan. Setiap tahun, jutaan orang Indonesia diselamatkan oleh kemajuan sarana kesehatan, tetapi entah bagaimana berita semacam kecelakaan, bencana alam, bahkan terorisme selalu mendominasi artikel utama.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!