Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Merumuskan Kemakmuran dari Buku "The Psychology of Money" (1/2)

27 Juni 2024   14:22 Diperbarui: 27 Juni 2024   19:14 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raditya Dika (screenshot youtube Raditya Dika)

Bagaimana kalau seseorang mengatakan pendidikan tidak 'mendesak" dalam mencapai kesejahteraan? Bagaimana kalau orang ini benar? Pendidikan memang membantu, tetapi bukan kunci dalam mengalahkan kemelaratan. 

Tak bisa dibantah tidak orang bisa merumuskan permasalahan ini secara pasti.

Meskipun, sebuah buku jelas mengaminkan teori semacam ini, teori di mana pendidikan bukan kunci utama dalam meraih kesuksesan finansial. Dan, kita semua tahu buku ini sukses mendunia dengan judul "The Psychology of Money" karya Morgan Housel.

Buku ini bukan cuma mengutamakan pengetahuan, tetapi lebih memberikan perhatian terhadap pengendalian emosi dan pengambilan kebijakan dari perilaku finansial. Benar, berlandaskan buku ini dengan modal dua karakter tersebut, juga melalui cerita-cerita ini, kita berani menjamin bahkan orang dengan latar pendidikan biasa juga bisa mencapai kesejahteraan. 

Fundamental finansial

Kita semua berasal dari generasi berbeda, tak bisa dibantah dari satu aspek ini saja nilai-nilai fundamental finansial berkemungkinan berbeda. Padahal, belum merangkum terkait perbedaan domisili, tempat bertumbuh kembang, hingga pengalaman tersendiri terhadap uang. Tentu, nilai-nilai ini akan sangat beragam untuk setiap orang.

Sebagai contoh pasar saham dan inflasi, orang lahir pada tahun 1990 sudah melihat berbagai peningkatan, atau bahkan perubahan taraf hidup sejumlah orang selama remaja dan 20-an mereka, hal ini mendorong perilaku positif terhadap pasar saham dan kecenderungan berinvestasi dalam sektor ini. 

Sementara, di lain sisi generasi tahun 1960-an tidak memiliki cukup referensi terkait pasar saham, mereka melihat sektor ini tidak ke mana-mana, bahkan pandangan mereka cenderung negatif terhadap investasi semacam ini. Ditambah dengan beberapa kali pengalaman resesi bisa dibilang generasi ini kemungkinan besar menghindari sektor ini. 

Tak bisa dibantah boleh jadi generasi tahun 1990-an akan mengajari generasi 60-an tentang pasar saham dan lain, tetapi keputusan investasi tetap dari diri sendiri. Mereka sungguhan menaruh kepercayaan dengan generasi muda, tetapi di akhir semua akan kembali merujuk ke pengalaman personal mereka terhadap keuangan. Benar, melepas semua "pemahaman lama" semacam ini tak bisa dibantah bukan hal mudah.

Menurut Housel, "Orang melakukan hal-hal gila dengan uang. Namun, jujur tidak ada hal gila semacam ini". Kita semua meraih pandangan dunia secara unik, tidak ada satu cara universal dalam memandang di mana semua orang bisa menang dengan pendekatan ini.

Kita semua membuat keputusan keuangan berlandaskan pengalaman dan pandangan personal terhadap dunia. 

Compound kings

Tak bisa dibantah Warren Buffet merupakan salah satu investor terbesar sepanjang masa. Buffet memperoleh $81,5 miliar dari kekayaan bersih Warren Buffett sebesar $84,5 miliar setelah ia mencapai usia pertengahan enam puluhan. Benar, angka-angka tertuliskan di sini memang terlampau mengagumkan. Karena hal ini sebagian besar orang mulai salah kaprah terkait investasi.

Housel berargumen "sedikit orang mengerti kebenaran sederhana bahwa kekayaan Buffet bukan cuma karena menjadi investor yang baik, tetapi juga menjadi investor baik dari kecil". Akibat dari mengambil garis start sejak sangat dini (10 tahun), Buffet berhasil memperoleh kekuatan compounding secara maksimal. 

Sebagai contoh kalian membeli reksa dana saham $1.000 dengan tingkat bunga 8%. Bekerja dalam keadaan normal investasi ini akan memberikan $80 setelah satu tahun. Ketika uang ini tidak diambil, kalian sama dengan menginvestasikan total $1080 dengan bunga 8% di tahun berikutnya, dari sini dalam keadaan normal akan menghasilkan $86,4. 

Benar, angka pengembalian akan terus naik beriringan dengan besar nilai investasi. 

Sekarang, gambarkan Buffet sebagai sebagian besar pria muda, di mana menggunakan sebagian besar penghasilan untuk berpergian dan beberapa mobil ciamik. Seumpama dia memulai dengan modal $25.000 pada usia 30 tahun dan pensiun pada usia 60 tahun, dan terus menghasilkan pengembalian rata-rata luar biasa sebesar 22% per tahun.

Kekayaan bersih Buffet hari ini akan menjadi sekitar $11,9 juta (99,9% lebih miskin ketimbang kekayaan bersihnya saat ini yaitu $84,5 miliar). 

Berlandaskan ini semua Buffet kemungkinan besar masih bukan orang paling mengerti terkait investasi, tetapi rahasia kesuksesan beliau berlandaskan kesabaran dan kekuatan compounding tak bisa dipungkiri merupakan salah satu hal paling sulit untuk diikuti. 

Pesimisme dan uang

Optimisme merupakan jalan hidup atau suatu perilaku berpikiran positif terhadap sesuatu akan datang, bahkan ketika ada beberapa kemunduran di sepanjang jalan. Meskipun, tak terbantahkan dalam hal keuangan sebagian besar memegang teguh prinsip pesimisme.

Menengok ke belakang, sepuluh atau bahkan seratus tahun lalu, keadaan manusia secara umum membaik dari tahun ke tahun, lantas kenapa uang justru cenderung menerima pesimisme ketimbang optimisme. 

Kita semua sepakat uang merupakan objek penting bagi setiap orang, karena hal ini ketika mendengar satu hal buruk terkait perekonomian kita lebih memperhatikan. Sebagai contoh, penurunan nilai tukar rupiah menuju 17.000/dolar, hal semacam ini tak bisa dipungkiri sangat menarik sekaligus memusingkan, bukan cuma untuk kita, tetapi juga pemerintah. 

Meski demikian, pembangunan ekonomi secara bertahap sebesar 140% selama enam tahun bisa jadi tidak terlalu diperhatikan. Setiap tahun, jutaan orang Indonesia diselamatkan oleh kemajuan sarana kesehatan, tetapi entah bagaimana berita semacam kecelakaan, bencana alam, bahkan terorisme selalu mendominasi artikel utama. 

Setelah semua, kita sudah mengerti kalau urusan finansial ini memang sangat personal, karena hal ini mempersiapkan sejak hari pertama tak akan pernah salah, kita cuma perlu menerapkan dan memegang pemikiran positif sepanjang perjalanan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun