Akhir bulan telah datang, masa di mana pegawai swasta menunggu gaji bulanan turun, atau momen sebelum gaji pegawai negeri diberikan (setiap tanggal 1). Di sini bukan berada di posisi mana kalian sekarang, tetapi karakter setelah menerima uang ini jauh lebih penting.
Tak bisa dibantah memang susah untuk mengetahui hal paling pantas digunakan dengan uang ini, terutama kita bergerak di dunia ini beriringan dengan tuntutan, bukan cuma dari orang lain, tetapi juga diri sendiri.Â
Tak bisa dipungkiri selalu terdapat kesenjangan antara kemampuan dan keinginan. Berdasarkan alasan ini, kita akan coba merangkai beberapa keharusan finansial setelah gajian, untuk mengikis dua kesenjangan tersebut.
Rencana keuangan
Pertama, tak bisa dibantah kita harus menemukan garis batas keuangan, sebagian besar orang melompati langkah satu ini, entah karena terlalu rumit atau sudah cukup tersiksa tanggungan utang. Meski demikian, karena satu hal ini juga sebagian besar dari kita belum bebas secara finansial.Â
Solusi di sini sangat mudah, tentu dengan mulai membuka Google Sheet, dan langsung mencatat saat ini juga. Buka spreadsheet, catat semua pengeluaran bulanan, semua hal termasuk kebutuhan hiburan. Setelah ini, masukkan penghasilan, kemudian ketika dirasa angka ini cukup aman dan berkelanjutan, selamat tidur tenang malam ini.
Tentu, angka aman ini setiap orang berbeda, sangat tergantung preferensi masing-masing. Meskipun, tak bisa dibantah beberapa orang-orang ekonomi terdahulu telah menemukan rumusan mereka sendiri dalam mengatasi hal ini.
Sebagai contoh Amelia Warren Tyagi, mengatakan angka ideal uang disimpan adalah 20 persen dari total gaji bulanan. Dari 20 persen bisa digunakan sebagai cicilan rumah, investasi, dan terpenting di antara semua dana darurat.
Dana darurat
Setelah mengamankan rencana keuangan, akan jauh lebih untuk segera memeriksa ketersediaan dana darurat. Benar, coba imajinasikan memiliki uang sama dengan enam bulan gaji bulanan, rasakan seberapa aman dan tenteram mental kita ketika berada di sana.
Karena ini para ahli Matematika, melalui hukum Murphy, mengatakan hampir tidak ada hal buruk terjadi ketika kita berhasil mengamankan dana darurat. Dibandingkan meminta orang tua atau kredit, dan kembali utang tak bisa dipungkiri dana darurat semacam ini adalah opsi lebih baik.
Sebagai contoh secara tiba-tiba mobil kita lecet berat, tergores karena orang-orang di tempat parkir ceroboh. Dibutuhkan 48 juta untuk membersihkan bekas goresan, hal semacam ini bisa dilunasi dengan dana darurat, tetapi cerita akan berbeda ketika tidak ada uang dalam kantong. Kita diharuskan mengambil kredit, kemudian berakhir 51 juta dalam catatan utang.
Lebih jauh lagi, dana darurat ini memang harus digunakan dalam keadaan mendesak, bermain dengan teman, liburan, hingga mencoba kebab viral tak bisa dibantah bukan termasuk ke dalam keadaan mendesak.
Benar, kita semua tak pernah berharap menggunakan dana ini, tetapi ketersediaan dana ini diutamakan dalam susunan.Â
Melunasi utang
Setelah mengamankan dana darurat, kita bisa mengeluarkan uang ini sekarang, dan tak bisa dipungkiri tak ada jalan lebih didahulukan ketimbang melunasi utang. Tak bisa dibantah di era kesenjangan kemampuan dan keinginan ini utang telah dinormalisasi.Â
Benar, kalung Naruto itu, kalung Zoro ini, hingga kalung BMTH, semua hal ini merupakan kebutuhan tak penting, tetapi seolah dibutuhkan untuk memenuhi kepuasan diri sendiri.
Mungkin kita tidak berutang saat transaksi hal-hal tersebut, tetapi tak bisa dipungkiri transaksi semacam ini akan mempengaruhi keberlanjutan hingga akhir bulan. Di akhir, kita diharuskan berutang karena memang barang ini dibutuhkan.
Cara kita dalam melunasi utang juga sama penting di sini, terdapat dua cara terkenal dalam mengurus masalah ini.
Pertama, metode longsor dengan berfokus pada suku bunga tertinggi terlebih dulu. Dengan melunasi utang bunga tertinggi, penghematan uang dalam jangka panjang akan lebih besar. Semakin cepat pelunasan utang semacam ini, semakin kecil bunga harus dibayar.
Kedua, kalian bisa memilih metode bola salju, biarkan bunga cicilan besar semakin tinggi, berikan fokus pada pinjaman terkecil terlebih dulu. Dengan selesaikan misi satu per satu akan tercipta kondisi psikologis untuk melunasi utang lain.
Metode pertama tak bisa dibantah lebih baik kalau kalian disiplin, penghematan uang akan lebih besar dalam jangka panjang. Sedangkan, metode kedua bermain secara psikologis karena kita akan melihat kemajuan lebih cepat di sini.Â
Setelah semua, penganggaran uang secara finansial memang sangat personal, karena hal ini tidak ada satu jalan anggaran bisa diterapkan oleh semua orang dengan sama memuaskan. Tentu, kalian bisa membangun kebiasaan keuangan sehat dari sekarang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H