Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Membongkar "Ilmu Kaya" dari Orang Tua Berkecukupan (2/3)

22 Juni 2024   11:59 Diperbarui: 22 Juni 2024   12:00 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pelari akan cenderung lebih berakselerasi ketika dilatih oleh mantan atlet lari, atau seseorang mengerti akan cara berlari ketimbang seseorang bukan dari kedua golongan tersebut. Hal sama terjadi dalam kehidupan, seorang anak akan cenderung bisa mengerti konsep finansial kala diajarkan seseorang berhasil dalam urusan finansial.

Dikarenakan urusan semacam finansial ini bisa dibilang intim, pelajaran pertama datang dari orang tua. Di sini juga perbedaan mendasar dibuat, bagaimana perbedaan ekonomi dari masing-masing orang tua mempengaruhi anak mereka.

Selain itu, tak bisa dipungkiri orang tua berkecukupan akan cenderung lebih cakap memberikan pelajaran terkait hal ini, sama seperti logika seorang pelari.  Mereka akan mengajarkan semua pengetahuan sebisa mungkin tanpa merasa keberatan.

Lebih jauh lagi, di sini kita akan membongkar tentang ini semua, jalan ditempuh oleh orang tua berkecukupan untuk mengajarkan anak mereka tentang uang, cara mereka dalam membuat ekonomi rumah tangga bertahan dan berkelanjutan. 

Menciptakan rutinitas

Kita semua tahu habit baik diperlukan untuk memberikan kebermanfaatan dalam jangka panjang, dan orang berkecukupan selalu bekerja keras dalam menanamkan habit untuk si anak, mereka mengerti seberapa berharga membangun rutinitas.

Sebagai contoh orang tua berkecukupan mengajak anak mereka berolahraga sejak kecil, mungkin nanti ketika besar mereka berhenti olahraga, tetapi ketika mereka mulai kembali mencoba olahraga rutin akan menjadi suatu hal mudah ketimbang seorang yang tak pernah rutin olahraga.

Begitu juga dengan ketika membaca buku, orang tua berkecukupan mungkin tidak mengajak anak mereka secara langsung membiasakan diri baca buku, tetapi dengan memberikan contoh membaca buku setiap hari bisa dibilang mereka menanamkan habit baik dalam rumah.

Sebagian besar riset mengatakan, setiap anak secara tidak sadar meniru sebagian besar rutinitas orang tua mereka.

Dua contoh habit kecil tersebut merupakan sebagian kecil di mana orang tua miskin sering lupa untuk membekalkan kepada anak mereka. Karena hal ini juga terkadang anak dari orang tua berkecukupan lebih mudah membangun habit baik dalam membantu kehidupan mereka. 

Meningkatkan pendapatan

Kita semua tahu memperbesar penghasilan ketimbang menurunkan pengeluaran merupakan salah satu pelajaran berharga dari orang tua berkecukupan, mereka mengerti cara menghasilkan pendapatan jauh lebih penting dalam permainan ini. Dari sini kita mengerti konsep kerja cerdas.

Sebagai contoh mari bandingkan antara direktur bank dan kuli bangunan, dari kedua profesi ini siapa bekerja lebih keras, kemudian siapa menghasilkan uang lebih baik.  Karena ini menurunkan pengeluaran bukan pilihan paling tepat. 

Karena hal ini juga orang tua berkecukupan tidak pernah membatasi anak mereka dalam membeli kopi di Starbucks, atau menonton film di sinema, ketimbang membatasi pengeluaran semacam ini mereka meningkatkan uang masuk agar uang tersisa di akhir bulan lebih besar. 

Meningkatkan penghasilan diiringi dengan pengetahuan akan aset dan liabilitas, dengan dua pengetahuan mumpuni akan hal ini si anak mengantongi peluang tinggi dalam memenangkan permainan uang. 

Pengetahuan berharga

Kita semua tahu pengetahuan penting dalam menjalani kehidupan, karena ini pemerintah mengharuskan pendidikan 12 tahun, karena ini hal kita juga sering mendengarkan promosi tentang seberapa penting investasi terhadap diri sendiri.

Selain itu, kita juga mengerti berdasarkan landasan pengetahuan ini orang tua berkecukupan selalu memberikan sekolah terbaik untuk si anak, mereka sungguhan mengimplementasikan investasi terhadap ilmu pengetahuan. 

Dunia selalu memberikan lebih kepada orang dengan kemampuan lebih.

Membangun nilai untuk orang lain adalah salah satu konsep sering kali diabaikan oleh orang tua miskin, padahal hal ini sangat penting untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan. Orang tua kaya cenderung mengajarkan konsep ini pada anak mereka sejak dini, dan terbukti anak-anak mereka memiliki peluang lebih besar untuk mencapai keduanya.

Ada banyak cara untuk menjadi bernilai. Anda bisa mengisi posisi tertentu di perusahaan, menciptakan produk atau jasa yang dibutuhkan orang lain, atau bahkan memamerkan bakat Anda kepada seluruh dunia. Semakin besar nilai yang Anda berikan, semakin besar pula potensi Anda dalam menggapai ketercukupan. 

Namun, cara meningkatkan nilai diri Anda hanya ada satu, yaitu melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan waktu yang Anda investasikan untuk pengembangan diri. Anda perlu terus belajar untuk menjadi lebih baik, lalu mempraktikkannya dalam jangka waktu yang lama sampai Anda melihat peningkatan yang nyata. 

Konon, dibutuhkan 10.000 jam untuk menguasai sesuatu. Inilah sebabnya orang kaya sering kali mendaftarkan anak mereka pada berbagai kegiatan, untuk mengumpulkan jam terbang dan pengalaman sejak dini.

Seseorang yang memiliki pengetahuan akan selalu bisa menghasilkan uang karena mereka bernilai bagi pasar. Namun, kebalikannya tidak selalu benar. Terkadang, pengetahuan bisa jadi terlalu mahal untuk dibeli.

Secara keseluruhan, cara orang tua mendidik anak-anak mereka tentang keuangan memiliki pengaruh signifikan terhadap masa depan anak mereka. Karena hal ini, orang tua berkecukupan dengan pola pikir dan kebiasaan baik dapat memberikan bekal lebih baik bagi si anak untuk mencapai kesuksesan finansial dan kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun