Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Beauty and the Beast, Kala si Cantik Tersihir akan Kegagahan Bad Boy

14 Juni 2024   11:31 Diperbarui: 14 Juni 2024   11:59 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Beauty and the Beast (Live Action) | YouTube 

Beauty and the beast, salah satu kisah kasih klasik paling sering diceritakan ulang, satu dari sedikit tempat di mana si Cantik bisa jatuh cinta kepada si Buruk Rupa. Meski, tak bisa dipungkiri di akhir cerita si Buruk Rupa berubah menjadi pangeran tampan, agak sulit diterima mengingat pada versi pertama si Buruk Rupa tidak berubah. 

Benar, saking terlalu sering diceritakan ulang, akhir cerita di antara versi pertama dan terakhir pun menjadi berbeda. 

Di sini kita akan mendiskusikan tentang beberapa bagian dari film ini, bagian paling menarik, dan mengandung unsur mendalam di dalam sana. Memang tak bisa dibantah Beauty and the beast bukan cuma film anak, tetapi juga terdapat nilai-nilai tentang manusia terimplementasikan dalam cerita. 

Pertama, bagaimana si Cantik bisa jatuh cinta pada si Buruk Rupa, tak bisa dibantah ini merupakan plot dasar dalam cerita, tetapi terdapat beberapa hal mendasar sering dilupakan sebagian besar pria di dunia ketika menonton film ini, dan karena mereka lupa angka lesbian dunia bertambah terus-terusan.

Mulai dari gejala sindrom Stockholm, peran hormon testosteron, hingga kegilaan wanita akan tantangan. Memang tak terbantahkan agak sulit untuk dipikirkan dengan nalar, tetapi si Cantik sudah terpanah bermodalkan ketiga pendekatan ini. 

Sindrom Stockholm

Kita semua tahu di hari pertama cerita si Cantik secara terpaksa harus tinggal di dalam istana si Buruk Rupa, perlahan dan pasti mengidap sindrom Stockholm di mana merupakan gangguan psikologis membuat korban sandera merasa simpati dan rasa sayang pada pelaku. 

Sindrom ini membentuk ikatan psikologis melalui serangkaian keadaan cukup spesifik, terutama ketika terjadi ketimpangan kuasa selama masa penyanderaan.

Hal ini bisa dinilai sebagai respons psikologis korban untuk bertahan hidup atau mengatasi situasi yang ekstrem dan menakutkan. Memang benar korban akan mengalami ketakutan teror, tetapi pada titik tertentu justru korban ingin melindungi pelaku kejahatan.

Semua ini sangat persis dengan pengalaman dialami si Cantik, terutama pada versi asli cerita di mana ketika tiba masa dia dipersilahkan untuk keluar dari istana, si Cantik justru memilih tetap tinggal di sana, awal dari kemunculan rasa kasih.

Meskipun, pada versi terbaru cerita hal ini digambarkan sebagai kebebasan pilihan dari si Cantik, dia tinggal dalam istana karena menikmati semua fitur disediakan dalam sana, termasuk perpustakaan besar dan makanan enak disediakan. 

Terlepas dari semua sindrom Stockholm ini bisa dibilang salah satu cara tidak bisa ditiru, tak pernah menjadi pilihan bijak untuk menculik seorang perempuan cuma demi cinta. Meski demikian, melalui cerita ini terdapat beberapa jalan lain bisa ditempuh.

Hormon testosteron 

Kita semua mengerti setiap generasi memiliki rataan hormon testosteron berbeda, selalu menurun dari tahun ke tahun. Sebagai contoh gen z cenderung memiliki angka testosteron lebih rendah ketimbang millenal, hal sama juga terjadi pada milenial dibandingkan dengan generasi boomer.

Si Buruk Rupa bisa dibilang diberkahi dengan hormon testosteron tinggi, diperlihatkan melalui tampilan fisik, meski tidak didapatkan secara alami. Kemudian, si Buruk Rupa dalam hal ini juga memiliki istana besar, salah satu simbol terbesar dari kekuasaan.

Lantas, mengapa semua ini menjadi penting?

Secara alami wanita tak bisa dipungkiri akan mencari keamanan melalui pria, terutama ketika berada dalam siklus menstruasi, terdapat kesadaran menjaga diri yang meletus dalam sana. Ketika siklus ini terjadi, ada si Buruk Rupa di sana. 

Benar, si Buruk Rupa bisa menjamin keamanan dan ada kemungkinan besar kalau si Cantik ini tengah mengalami menstruasi dalam cerita ini.

Sebagai contoh pria akan cenderung tetap bersedia menikahi wanita, bahkan ketika wanita ini pengangguran, tetapi di lain sisi wanita akan jauh lebih sulit menerima pria pengangguran, mereka membutuhkan keamanan dari seorang pria. Karena hal ini juga wanita cenderung lebih suka pria matang, mereka cenderung bisa memberikan rasa aman.

Kita bisa belajar dari sini kalau memberikan rasa aman sama penting dengan membuat wanita jatuh hati, dan mungkin benar kesuksesan bukan jaminan rasa ini datang, tetapi tak bisa dipungkiri hal ini merupakan salah satu jalan bisa ditempuh.

 Beauty and the Beast (Live Action) | YouTube 
 Beauty and the Beast (Live Action) | YouTube 

Kegilaan wanita akan tantangan

Bukan cuma si Cantik dalam cerita Beauty and the Beast, tetapi juga hampir semua wanita mencintai tantangan, ego mereka sangat bermain dalam hal  ini, terutama untuk mengubah karakter seorang pria.

Sepanjang cerita film ini, si Cantik bisa dibilang tak pernah berhenti menanyakan, mengapa kamu (si Buruk Rupa) marah-marah, dan sedikit dari sini menampilkan ego besar dari si Cantik untuk mengubah karakter si Buruk Rupa. 

Benar, hal ini kerap terjadi dalam realitas di mana seorang wanita cenderung memilih bersama bad Boy, karena ego besar mereka dalam mengubah pria jauh lebih besar dari semua aspek masuk akal dalam menjalani hubungan. 

Selain itu, sepanjang cerita juga ditampilkan bagaimana si Cantik ini memang bisa meredakan sikap marah-marah si Buruk Rupa, meski dalam cerita tersebut jelas bukan dikarenakan sikap personal si Cantik, tetapi karena sentuhan magis.

Setelah semua, cerita ini memang bisa dibilang sebagai cerita fiksi, tetapi tak bisa dipungkiri beberapa pelajaran moral dalam cerita ini benar-benar ada. Ketiga teori tersebut juga belum tentu benar, tetapi dua dari tiga teori tak bisa dibantah bisa diimplementasikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun