Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Munchen Membajak Vincent Kompany, Kala Degradasi Mulai Terhitung Prestasi!

25 Mei 2024   07:10 Diperbarui: 25 Mei 2024   07:23 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tottenham Hotspur v Burnley, 2023/24 | Premier League 

Beberapa hari lalu, kala klub-klub besar sedang mengincar manajer baru, telepon pribadi Vincent Kompany berdering beberapa kali, sejumlah klub menginginkan pria asal Belgia itu untuk menangani klub mereka, termasuk raksasa dari Jerman Bayern Munchen (20/05/2024).

Ketika panggilan dari Bayern datang, cuma dibutuhkan 5 menit untuk Kompany menyetujui lamaran tersebut.

Bahkan, Kompany sendiri sadar akan kesempatan untuk melatih die Bayern boleh jadi tidak datang dua kali, akan jauh lebih baik untuk diambil langsung. Benar, seburuk apa pun keadaan Munchen hari ini, jelas akan lebih bisa bersaing dibandingkan dengan Burnley dalam segi apa pun. 

Pilihan mengganti klub setelah Burnley terbitlah Munchen boleh jadi salah satu peningkatan karier paling signifikan dalam beberapa tahun belakangan, terlebih Burnley dalam setahun terakhir kurang mencatatkan prestasi menonjol, mereka baru kembali bermain di liga Inggris musim ini, dan dipastikan akan turun kasta pada musim depan.

Benar, Bayern menunjuk seseorang yang turut berkontribusi besar akan degradasi Burnley pada musim ini.

Meski begitu, manajemen Bayern Munchen jelas tidak bodoh, mereka ini orang profesional dalam bidang olahraga, pasti sungguhan paham akan keinginan mereka. Lebih jauh lagi, kalau menarik diri terutama melihat jalan Burnley dalam mendapatkan promosi musim lalu, tak bisa dipungkiri direktur olahraga Munchen memiliki alasan kuat untuk menunjuk Vincent Kompany.

Lantas, seperti apa bentuk alasan-alasan tersebut, apakah gaya bermain Kompany ketika berada di kursi kepelatihan termasuk ke dalam pertimbangan. Lalu, dari mana Munchen akan mengerjakan perbaikan tim, semua akan terangkum di sini.

Salah satu dari pilihan terakhir

Vincent Kompany bukan nama pertama dalam daftar pencarian pelatih, manajemen Munchen membutuhkan sejumlah penolakan sebelum berlabuh menderingkan panggilan ke telepon pribadi Legenda Man City tersebut. 

Pertama, Munchen sempat mengincar Zinedine Zidane, semenjak Zizou sendiri sudah lama menganggur dalam beberapa tahun belakangan dengan alasan menunggu lamaran pekerjaan timnas Prancis. Benar saja, Zizou dengan tegas langsung menolak lamaran die Bayern.

Selain itu, Munchen sempat menjatuhkan lamaran untuk Xabi Alonso, salah satu Legenda klub yang tengah melatih Leverkusen, tetapi Xabi justru memilih untuk bertahan semusim, dan terlihat tak tergerak dengan proyek die Roten.

Terakhir, Munchen juga mendekati Ralf Rangnick, manajer timnas Austria, salah satu manajer paling masyhur dalam perkembangan sepakbola Jerman. Namun, sama seperti beberapa lamaran sebelumnya, lamaran kali ini sia-sia, bapak gegenpressing lebih memilih untuk bertahan bersama timnas Austria.

Meski begitu, semua penolakan bukan tanpa alasan, manajemen Munchen sendiri mengaku mengalami keterbatasan finansial setelah sejumlah pembelian flop dari Tuchel. Mereka harus berhemat dalam bursa transfer musim depan atau menjual sejumlah pemain dengan murah, tak bisa dipungkiri keterbatasan seperti ini turut berkontribusi dalam menahan niatan para pelatih top tersebut. 

Dengan demikian, kita semua mengerti Vincent Kompany siap bekerja dengan dana terbatas dari manajemen klub. Bahkan, boleh jadi Legenda Man City tersebut sudah mengenal betul profil pemain Munchen, juga mengerti jalan untuk mengangkat level permainan mereka. 

Gaya manajerial

Permainan khas tim asuhan Vincent Kompany mengadopsi sebagian besar dari gaya Pep Guardiola, di mana strategi pelatih selalu diutamakan dibandingkan semua hal di atas lapangan. Semua ini tak bisa dipungkiri didapatkan dari beberapa musim bersama Man City menjelang akhir karier, mereka memiliki kedekatan tersendiri, Pep sebagai pelatih dan Kompany sebagai kapten tim. 

Tak berhenti di sana, keberanian Burnley dalam memegang bola juga terlihat sepanjang musim, juga cara mereka menaruh banyak pemain untuk menyerang, meski tak bisa dipungkiri hasil tak memuaskan lebih sering berdatangan. 

Manajemen Bayern lebih berfokus pada gaya bermain, bukan hasil pertandingan.

Keberanian bermain terbuka, juga ketahanan akan strategi bermain tak bisa dipungkiri membuat beberapa klub tertarik, termasuk Bayern Munchen, dan dengan materi pemain hari ini, mereka bisa dibilang lebih memungkinkan untuk mampu menerapkan strategi Kompany.

Real Madrid vs Bayern | UEFA Champions League 2023/24 | UEFA.com 
Real Madrid vs Bayern | UEFA Champions League 2023/24 | UEFA.com 

Munchen dan Kompany

Seperti kita tahu die Roten tidak bisa memaksimalkan dana anggaran musim ini, dan masih menunggu seberapa banyak nama pemain yang dibiarkan lepas oleh Kompany, mereka harus duduk bersama untuk bicara tentang ini semua, antara direktur olahraga, pelatih, dan manajemen keuangan klub.

Selain itu, Kompany juga harus memberikan kejelasan terkait masa depan beberapa pemain dalam ancaman kontrak habis, Alphonso Davies misalnya, mereka harus bergerak cepat kalau berniat mengamankan, sebelum sang Pemain menandatangani pre-kontrak dengan klub lain untuk musim depan, dan pergi secara gratis, ini akan sangat merugikan klub.

Pemain bersisa kontrak setahun boleh bernegosiasi dengan klub lain secara hukum.

Lebih jauh lagi, Vincent Kompany tidak dilihat klub sebagai solusi sementara, maka akan jauh lebih baik komunikasi terhadap detail dilaksanakan segera. Semua ini terbukti dari jalan manajemen Munchen dalam membajak Legenda Man City ini, mereka berani membayar 15 juta euro uang penembusan kepada Burnley, juga 10-15 euro nilai kontrak per tahun, hingga tahun 2027. 

Secara keseluruhan, manajemen Bayern Munchen tak bisa dibantah melihat sesuatu berbeda dari Vincent Kompany, mereka menaruh sejumlah keyakinan besar akan kesepakatan penuh resiko ini. Sementara, pelatih asal Belgia ini melihat Munchen sebagai suatu solusi cepat untuk meningkatkan karier kepelatihan, terlebih semua berjalan lancar di sana, bukan tidak mungkin nama Kompany akan langsung melambung di jajaran pelatih top dunia. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun